
Raja Jepang adalah Raja pertama di Asia yang naik tahta pada awal Mei yang lalu (1/5/2019). Kaisar Naruhito dilantik menjadi Kaisar ke-126 Kerajaan Jepang. Kaisar Naruhito (59 tahun) mengikuti upacara penobatan kaisar (Kenji-to-Shokei-no-gi-or )menggantikan ayahnya yang memutuskan mengundurkan diri karena alasan kesehatan. Di Jepang baru pertama kalinya seorang raja diijinkan mundur karena alasan sakit. Raja-raja baru biasanya diijinkan diganti setelah wafat, sebagaimana Kaisar Hirohito, kakek Kaisar baru Naruhito.
Upacara dimulai pukul 10:15 (1/5/2019) waktu Jepang, atau sekitar 08:15 WIB. Jika di tatanan kebudayaan Jawa era ini adalah disebut sebagai era Kalabendu, maka di era yang sama di masa kekaisaran Naruhito disebut Era Reiwa, yang maksudnya adalah era ketertiban dan harmoni. Era Reiwa ini menggantikan Era Heisei yang dibawa oleh ayahnya Raja Emeritus Akihito. Era Hesei maksudnya adalah kesejahteraan sosial dan perdamaian. Penentuan dan sebutan era kekaisaran ini diputuskan juga dalam tradisi pengangkatan raja-raja di Jepang.

Kerajaan Thailand menyusul dengan pelantikan Raja Asia berikutnya pada (4/5/2019) dan rangkaian upacara sampai (6/5/2019). Dua hari sebelumnya (1-2/5/2019) Raja memutuskan menikahi kekasih hatinya mantan Pramugari Thai Airways Jenderal Suthida Vajiralongkorn Na Ayudhya, yang menjadi pengawal pribadi beliau selama bertahun-tahun
Baca Juga : Ketika Sang Raja Pergi Meninggalkan Negerinya
Raja Maha Vajiralongkorn dengan gelar Raja Rama X Dinasti Chakri, dilantik pada saat berusia 66 tahun, menggantikan ayahnya yang mangkat pada Oktober tahun 2016 yang lalu. Pada 1 Desember 2016 Raja Maha Vajiralongkorn telah diangkat menjadi Raja setelah ayahandanya Raja Thailand
Raja Bhumibol Adulyadej meninggal, akan tetapi pelantikan tidak bisa dilakukan pada saat kerajaan
sedang dalam kondisi berduka.
Nama asli Raja Vajiralangkorn sangat panjang (tradisi nama Raja Raja Thailand) Vajiralongkorn Borommachakkrayadisonsantatiwong Thewetthamrongsuboriban Aphikhunuprakanmahittaladunladet Phumiphonnaretwarangkun Kittisirisombunsawangkhawat Borommakhattiyaratchakuman.
Kerajaan dengan fungsi adat dan budaya
Kerajaan Jepang dan Thailand merupakan dua kerajaan yang kehilangan fungsi politiknya, dan dibatasi hanya menjadi icon budaya, karena perubahan yang mendasar gaya pemerintahan dari Monarkhi menjadi Republik demokrasi. Baik Jepang ataupun Thailand saat ini dikendalikan pemerintahan dan negaranya oleh fungsi Perdana Menteri. Perdana Menteri dan parlemen juga mengendalikan fungsi-fungsi vital kerajaan dalam kendali pemerintahan.
Meski demikian pada kedua negara ini, dukungan rakyat tetap tidak berubah. Rakyat masih memandang Raja sebagai panutan dan simbol penting dalam kehidupan sehari-hari mereka. Bahkan Raja bisa menjadi sebuah icon politik baru selain icon bidaya.
Kedua Raja baru ini memiliki keunikan dalam karakter dan sifat. Raja Thailand misalnya dikenal sebagai Raja nyentrik dengan ulah yang aneh. Seperti bukan raja, raja Thailand diketahui sering berpetualang bak rakyat jelata, bahkan sang raja yang memiliki tato di seluruh tubuhnya. Sehingga dalam berbaur dengan masyarakat tampak tidak terlihat sebagai raja saja.
Dengan tubuh penuh tatto di Indonesia bisa-bisa dianggap preman, seperti komentar Menko Polkam Wiranto beberapa waktu yang lalu (22/5/2019) yang menyebut-nyebut pembuat rusuh bukanlah orang biasa tapi orang-orang bertatto. Di Indonesia saat ini kembali menjadi identik, pemilik tatto dengan preman bayaran. Bukan lagi icon seni budaya dan ekspresi kepribadian.
RAJA NEKAT : DITOLAK CINTA GAK PUTUS ASA
Sementara itu Raja Jepang yang baru, adalah Raja yang menyedihkan kehidupan asmaranya. Kaisar Naruhito ditolak cintanya berkali-kali oleh yang sekarang jadi Ratunya, Ratu Masako. Putri Masako adalah warga biasa bukan bangsawan atau ningrat, sempat kekeuh menolak berkali-kali ungkapan dan permintaan cinta Sang Raja. Rakyat jelata di Jepang sanhat menghormati keluarga Kaisar, sebagai keluarga Dewa Matahari. Mereka kebanyakan takut memasuki jajaran baru kerajaan, karena perbedaan yang sangat jauh itu.
Putri Masako menolak cinta sang Raja berkali-kali. Akan tetapi dasar "ndableg" Kaisar Naruhito juga mengulangi ungkapan cintanya berkali-kali. Tidak pernah berputus asa, selagi matahari masih terbit. Putri Masako akhirnya menerima lamaran cinta Sang Raja dengan rasa penuh ketakutan.Sang Raja pun menghibur Putri Masako lewat kata-kata terkenalnya yang menenangkan.
"Kamu mungkin takut dan khawatir bergabung dengan keluarga kekaisaran. Tetapi jangan khawatir, aku akan melindungimu sepanjang waktu."
Benar-benar aneh dan ajaib Kaisar Jepang ini. Bagaimana mungkin seorang Raja ditolak cintanya berkali-kali dan lucunya dia juga tidak pernah putus asa dan berpaling mencari yang lain saja (VIJAY)
Lihat Juga :
Ndoro Tuan "Walondo" : Raja Wiliam Alexander Dan Ratu Maxima
Video Game Dan Pembelajaran Bahasa Kedua