Pusing merupakan keluhan umum ibu hamil.
Ibu yang sedang mengandung paling sering
merasakannya pada trimester pertama dan ketiga.
Akan tetapi, keluhan ini bisa terjadi
kapan saja sepanjang masa kehamilan.
Pusing juga menjadi sinyal yang dikirimkan
bahwa tubuh perlu beristirahat.
Peka pada tiap tanda yang dirasakan bagus
untuk pemantauan kesehatan selama hamil.
Jika perlu, mencatat tiap keluhan itu untuk
disampaikan kepada dokter atau bidan
ketika kontrol rutin.
Tidak sekadar mencatat keluhan,
tetapi pantau pula frekuensinya.
Ini membantu dokter mengenali intensitas
rasa sakit yang dialami, sehingga bisa
melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Lalu, apa penyebab pusing saat hamil?
Bagaimana cara mengatasinya?
1. Peningkatan kadar hormon dalam tubuh
Pada trimester pertama, kadar hormon
meningkat pesat dalam tubuh Mama.
Hormon tersebut membuat pembuluh darah melebar.
Pelebaran pembuluh darah ini membantu aliran
darah menuju janin. Pada saat bersamaan,
hal ini membuat suplai darah ke otak berkurang.
Inilah yang menimbulkan pusing atau sakit kepala.
Perubahan ini memang nggak bisa dihindari. Langsung
hentikan semua aktivitas ketika pusing datang
dapat membantu mengurangi keluhan ini.
2. Anemia
Pusing juga bisa disebabkan tubuh
kekurangan asupan zat besi,
sehingga mengalami anemia.
Jumlah sel darah merah yang bertugas
membawa oksigen ke otak dan organ tubuh
lain lebih sedikit. Akibatnya, merasa pusing.
Maka, cara terbaik adalah
mengonsumsi makanan dengan kandungan zat besi
tinggi, khususnya ketika kehamilan sudah
menginjak trimester kedua dan ketiga.
Kadang dokter juga menambahkan suplemen
zat besi untuk memastikan asupan zat besi
ibu hamil terpenuhi.
3. Dehidrasi
Perubahan hormon membuat tubuh
lebih sering berkeringat? Selain itu,
suplai cairan juga lebih banyak dialirkan
pada janin guna pembentukan organ
dan menunjang kehidupannya.
Dengan kondisi demikian, kebutuhan
cairan harus terpenuhi. Jika tidak,
bisa mengalami dehidrasi yang menyebabkan pusing.
Untuk mengantisipasi hal ini, harus minum air 8-12
gelas per hari. Berada di ruang sejuk
dengan pendingin ruangan dan mengenakan baju
longgar juga bisa mencegah dehidrasi.
4. Kurang pasokan energi
Mual muntah ketika hamil memang membuat
nafsu makan berkurang. Jika tidak waspada akan
kondisi ini, rasa pusing bisa muncul.
Apalagi, enggan makan cenderung membuat
telat makan 1-2 jam.
Usahakan tetap ada makanan yang masuk
ke dalam perut. Ini penting untuk memastikan
memperoleh pasokan energi. Dalam tubuh ada janin
yang tengah berkembang
Makan dalam porsi kecil tetapi
sering bisa jadi strategi jitu
mengurangi rasa mual muntah. Jika bekerja di kantor,
selalu siapkan camilan seperti biskuit
atau sereal sebagai makanan selingan.
5. Berbaring posisi terlentang terlalu lama
Terlalu lama berbaring dalam posisi
terlentang juga bisa memicu pusing.
Hal ini kian terasa pada trimester kedua dan ketiga.
Biasanya, ini disebabkan oleh pembuluh darah
di belakang rahim terjepit. Aliran
darah balik dari kaki dan panggul
ke jantung pun tidak mengalir lancar karena terbendung.
Itulah mengapa, disarankan tidur miring ke
kiri agar aliran darah ke otak dan jantung lancar.
Menyangga punggung dengan bantal atau guling
juga bisa jadi alternatif agar posisi
berbaring Mama lebih nyaman.
6. Berdiri dalam durasi lama
Terlalu lama berdiri juga bisa membuat
pusing. Penyebabnya, darah berkumpul
terlalu banyak pada area kaki.
Duduk atau berbaring lah sampai pusing
terasa hilang. Menggerakkan kaki
selama beberapa saat juga bisa membantu kelancaran
sirkulasi darah di kaki .
7. Perubahan posisi mendadak
Perubahan posisi tubuh terlalu mendadak
bisa menimbulkan rasa pusing, misalnya dari
posisi tidur langsung berdiri. Ada kondisi
hipotensi postural, yakni darah tidak
mempunyai waktu cukup untuk mencapai
otak karena tubuh melakukan perubahan posisi
secara mendadak.
Untuk itu, ibu hamil perlu
lebih berhati-hati dalam berganti posisi.
Misalnya, saat hendak bangun dari posisi
tidur, duduklah lebih dulu selama
beberapa saat dan baru berdiri.
Jeda antargerakan ini membantu mengurangi
timbulnya pusing.