Penelitian berhasil menemukan bahwa Video game ternyata memiliki peran yang penting dalam pembelajaran bahasa kedua, setelah bahasa ibu.
Video game memainkan peran penting dalam mempelajari bahasa kedua dan pembelajaran kebudayaan. Saat harus mempelajari bahasa kedua video game dapat menjadi alat pembelajaran yang bermanfaat begitu menurut penjelasaan para peneliti Doktoral di Griffith University.
Peneliti Doktoral di Grriffith dan dosen Tina Richards meneliti perbedaan antara budaya pop di Jepang Dan di Australia dikaitkan dengan peluncuran video game. (Tina mengajar budaya kontenporer Jepang)
Tina mengatakan bahwa nilai-nilai dalam sebuah game video menjadi perangkat ajar yang mengagumkan dan berada pada daerah perbatasan. apalagi jika dikaitkan dengan pembelajaran bahasa kedua atau nilai-nlai budaya video game tidak pernah digunakan sebagai perangkat pembelajaran yang efektif.
Video game dari Jepang dapat memberikan pelajar latar belakang yang sangat berguna pada kehidupan di Jepang dan budayanya tanpa dia harus mengalaminya secara real, "kata Tina.
Game video dari Jepang dapat menceritakan kepada kita banyak hal tentang Jepang kontemporer bahkan pengetahuan tentang budaya mereka sendiri
Dunia barat memperkenalkan game-game populer, Persona 4: Golden for the PlayStation Vita, memperkenalkan banyak produk atau konten Jepang, dari hal-hal khusus dalam Shinto sampai makanan Jepang
Player juga bisa berpartisipasi dalam setting anak sekolah (SMP/SMA) game akan menggambarkan bagaimana hirarki dan relasi yang terjadi antara siswa senior dan yunior yang dikenal dalam Jepang sebagai ‘kohai’ and ‘senpai’
Layout fisik sekolah juga mengadopsi tradisi siswa baru yang berada di lantai 1, siswa kelas dua di lantai 2, dan siswa kelas 3 di tingkat paling atas dari sekolah
Mempraktekkan Kemampuan Berbahasa
Tina mengatakan bahwa beberapa videogame, seperti Final Fantasy X111 : Lightning Returns (Dirilis Desember tahun 2015, Final Fantasy XIII sendiri dirilis Desember 2009) bahkan mengijinkan player memilih menggunakan voice trak bahasa Jepang asli untuk dialog dan potongan scene
Realitas buatan dalam game ini membuat mereka bisa menikmati hal hal favorite di masa lalu tapi juga bisa belajar berbicara bahasa Jepang dengan baik
Komunitas untuk video game Jepang terkait dan overlapping dengan anime Jepang dan voice aktor yang mengisi suara dalam dialog di video game
Melihat anime dan potongan game video dapat membantu prononciation, kemampuan mendengar, dan juga meningkatkan sensitivitas cultural dan awareness.
Tapi ada batasan dan kadang setting yang dilakukan dapat membuat salah dalam pengucapan bahasa. Anda memiliki berbagai potensi kesalahaan dalam kebiasaan berbahasa.
Memasukkan nilai-nilai budaya kontemporer
Memasukkan nilai sosial kontemporer juga tidak dapat ditemukan di beragam video game yang dijual di pasar Barat. Salah satu bentuk video game yang populer di Jepang adalah simulator dating.yang memungkinkan pemain bermain cinta, berpacaran, menikah atau berbagai aktivitas dewasa lainnya. membuat stigma di pasar Western.
Tina mengatakan itu berasal dari perbedaan cultur pada saat pemakaian teknologi di tengah masayarakat dan kehidupan.
Di Barat secara umum kitamelihat kemajuan teknologi dengan skeptis atau menganggapnya sebagai ancaman, seperti tercermin dalamn konsep terminator atau Skynet.
Sedmentara itu di Jepang kita sefring mendeskripsikan robot yang memiliki hati atau kokoro. seperti
Osamu Tezuka’s mempopulerkan Astroy Boy sebuah robot pahlawan kecil yanhg memahami emosi manusia. –
Mengenali batas batas materi
Untuk lingkungan pelajar, video game memberikan kesempatan tak terbatas untuk meneruskan mempelajari kemampuan bahasa yang mereka pelajari sebelumnya di kelas. Tapi penggunaan budaya populer untuk melihat dan memahami budaya jepang seperti penggunaan lensa sole yang juga memiliki keterbatasan kata Tina.
Interseksi budaya yang didapatkan dalam video game dan anime tidak terlalu luas, sangatlah dangkal. Jadi jangan berhubungan dengan budaya Jepang hanya dengan pendekatan bentuk budaya pop ini, yang akan mempersempit perpsepsimu tentang Jepang dan orang-orangnya.
Lihat juga :
Para Raja di Era Kalabendu
Ketika Sang Raja Meninggalkan Negerinya
Video game memainkan peran penting dalam mempelajari bahasa kedua dan pembelajaran kebudayaan. Saat harus mempelajari bahasa kedua video game dapat menjadi alat pembelajaran yang bermanfaat begitu menurut penjelasaan para peneliti Doktoral di Griffith University.
Peneliti Doktoral di Grriffith dan dosen Tina Richards meneliti perbedaan antara budaya pop di Jepang Dan di Australia dikaitkan dengan peluncuran video game. (Tina mengajar budaya kontenporer Jepang)
Tina mengatakan bahwa nilai-nilai dalam sebuah game video menjadi perangkat ajar yang mengagumkan dan berada pada daerah perbatasan. apalagi jika dikaitkan dengan pembelajaran bahasa kedua atau nilai-nlai budaya video game tidak pernah digunakan sebagai perangkat pembelajaran yang efektif.
Video game dari Jepang dapat memberikan pelajar latar belakang yang sangat berguna pada kehidupan di Jepang dan budayanya tanpa dia harus mengalaminya secara real, "kata Tina.
Game video dari Jepang dapat menceritakan kepada kita banyak hal tentang Jepang kontemporer bahkan pengetahuan tentang budaya mereka sendiri
Dunia barat memperkenalkan game-game populer, Persona 4: Golden for the PlayStation Vita, memperkenalkan banyak produk atau konten Jepang, dari hal-hal khusus dalam Shinto sampai makanan Jepang
Player juga bisa berpartisipasi dalam setting anak sekolah (SMP/SMA) game akan menggambarkan bagaimana hirarki dan relasi yang terjadi antara siswa senior dan yunior yang dikenal dalam Jepang sebagai ‘kohai’ and ‘senpai’
Layout fisik sekolah juga mengadopsi tradisi siswa baru yang berada di lantai 1, siswa kelas dua di lantai 2, dan siswa kelas 3 di tingkat paling atas dari sekolah
Mempraktekkan Kemampuan Berbahasa

Realitas buatan dalam game ini membuat mereka bisa menikmati hal hal favorite di masa lalu tapi juga bisa belajar berbicara bahasa Jepang dengan baik
Komunitas untuk video game Jepang terkait dan overlapping dengan anime Jepang dan voice aktor yang mengisi suara dalam dialog di video game
Melihat anime dan potongan game video dapat membantu prononciation, kemampuan mendengar, dan juga meningkatkan sensitivitas cultural dan awareness.
Tapi ada batasan dan kadang setting yang dilakukan dapat membuat salah dalam pengucapan bahasa. Anda memiliki berbagai potensi kesalahaan dalam kebiasaan berbahasa.
Memasukkan nilai-nilai budaya kontemporer
Memasukkan nilai sosial kontemporer juga tidak dapat ditemukan di beragam video game yang dijual di pasar Barat. Salah satu bentuk video game yang populer di Jepang adalah simulator dating.yang memungkinkan pemain bermain cinta, berpacaran, menikah atau berbagai aktivitas dewasa lainnya. membuat stigma di pasar Western.
Tina mengatakan itu berasal dari perbedaan cultur pada saat pemakaian teknologi di tengah masayarakat dan kehidupan.
Di Barat secara umum kitamelihat kemajuan teknologi dengan skeptis atau menganggapnya sebagai ancaman, seperti tercermin dalamn konsep terminator atau Skynet.
Sedmentara itu di Jepang kita sefring mendeskripsikan robot yang memiliki hati atau kokoro. seperti
Osamu Tezuka’s mempopulerkan Astroy Boy sebuah robot pahlawan kecil yanhg memahami emosi manusia. –
Mengenali batas batas materi
Untuk lingkungan pelajar, video game memberikan kesempatan tak terbatas untuk meneruskan mempelajari kemampuan bahasa yang mereka pelajari sebelumnya di kelas. Tapi penggunaan budaya populer untuk melihat dan memahami budaya jepang seperti penggunaan lensa sole yang juga memiliki keterbatasan kata Tina.
Interseksi budaya yang didapatkan dalam video game dan anime tidak terlalu luas, sangatlah dangkal. Jadi jangan berhubungan dengan budaya Jepang hanya dengan pendekatan bentuk budaya pop ini, yang akan mempersempit perpsepsimu tentang Jepang dan orang-orangnya.
Lihat juga :
Para Raja di Era Kalabendu
Ketika Sang Raja Meninggalkan Negerinya