Buku Terbaru : Gravitational Wave

Sebuah Pola Pikir Tentang Gelombang Gravitasi Yang Mengubah Cara Pandang Pembentukan Alam Semesta

Buku-Buku Terbitan Terbaru Dari Dian Press

Buku Teknik, Non Teknik, Politik, Kajian Ilmiah Populer

Berkendara Dengan Nyaman Di Mancanegara

Tips dan Trik Bagaimana menikmati berkendara di mancanegera. Seru, menikmati lingkungan yang baru dengan pengalaman yang baru, sambil berkendara

Cetakan Kedua : Mobil Untuk Transportasi Atau Bergaya

Memilih Mobil Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan efektivitas bertransportasi, akan tetapi juga memenuhi hajat untuk bergaya dan memposisikan kelas sosial pemiliknya. Bagaimana Tips dan Trik memilih Jenis Mobil yang memenuhi Kebutuhan ini.

Buku Laris : Mobil-Mobil Keluaran terbaru

Memuat Berbagai Trend Terkini Mobil Dengan keluaran Terbaru

Senin, 27 Januari 2020

INFORMATIKA NEWS LINE

DATA DAN FAKTA CYBER 

Hacking Situs KPU : Data, Fakta, Dan Hoax
Pemilu kepala daerah langsung berhasil dilakukan Provinsi, Kota, dan Kabupaten seluruh Indonesia. Tahapan setelah pemilu dilakukan adalah melakukan perhitungan pasangan calon yang memenangkan posisi Kepala Daerah.

Pada saat proses perhitungan resmi dilakukan mulailah bermunculan berbagai insiden terkait dengan proses perhitungan yang dilakukan oleh KPU dan juga KPUD. Salah satu yang paling ramai menyerap perhatian publik adalah topik tentang gangguan atau hacking pada sistem IT KPU (Vijay)

DIJUAL ATM BANK AKTIF
Kejahatan perbankan dalam negeri mulai berubah fokus pada penyerangan kartu ATM yang digunakan oleh nasabah perbankan (VIJ)









IPTEK UP DATE

Medan Magnet Buatan Untuk Membuat Atmosfer Planet Mars

Para ilmuwan NASA menyarankan bahwa salah satu cara untuk memulai membuat Planet Mars nyaman ditinggali manusia adalah dengan membuat sebuah medan magnet buatan. Gagasan ini didasarkan pada realitas bahwa Planet Mars saat ini tidak memiliki medan magnet. Dengan sebuah medan magnet buatan, maka hal tersebut bisa melindungi astronot dari sinar kosmik dan memungkinkan Mars memiliki atmosfer tebal dan ringan.



Sejumlah elektron kemungkinan berjalan kembali ke masa lalu. Berjalan menentang waktu, berbalik membalik waktu kembali ke masa lalu. Sebuah penelitian yang berupaya menemukan mekanisme pembalikan dimensi waktu, menemukan bahwa kemungkinan di alam semesta terdapat sejumlah elektron yang melakukan perjalanan kembali ke masa lalu.


Fosil Tyrannosaurus rex yang pertama kali ditemukan di Kanada pada tahun 1991, akhirnya berhasil dikumpulkan lengkap dan diprediksi beratnya. Para ahli memperkirakan berat T rex ini mencapai 9,8 ton. Dengan berat sebesar ini, T rex Scotty menjadi T Rex terbesar dari semua T rex yang pernah ditemukan.

Sebuah jamur mikroskopik yang berbahaya bagi kesehatan manusia, menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Penyebaran sangat cepat dalam waktu 5 tahun terakhir ini membuat kalang kabut instansi kesehatan di seluruh dunia. Pasalnya jamur dengan nama Candida Auris ini sangat kuat, berbagai obat anti jamur dan beragam antibiotik konvensional gagal mengobati tubuh manusia yang sudah terkena serangan.


Lembaga pendidikan STT (Sunshine Teachers' Training) mendapatkan akreditasi B dari BAN PAUD PNF untuk tahun operasi 2019-2024. Keberhasilan STT meraih akreditasi ini diantaranya dikarenakan adanya dokumen Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yang sesuai dengan KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) Level 4 di Indonesia. (Vijay)



Dr. H. Akhmad Jazuli, S.H., Msi. SEKDA BARU KABUPATEN JOMBANG
Suasana penuh kegembiraan terasa di Pendopo Kabupaten Jombang. Suasana penuh kegembiraan ini menyambut dilantiknya Sekda Kabupaten Jombang yang baru Dr. H. Akhmad Jazuli, S.H., Msi. (VIJ)




K.H. MARZUKI MUSTAMAR : NABI, PARA SAHABAT, DAN UMAT ISLAM DI MASA RASULULLAH, SATU PAKET !!! 
K.H. Drs. Achmad Marzuki Mustamar mengungkapkan kepada jamaah Masjid Agung Kota Malang bahwa umat Islam harus menerima agama dengan penuh. Tidak boleh beragama dengan setengah hati. Menerima sebagian ajaran dan menolak ajarannya yang lain.“Rasulullah, Para Sahabat, dan Umat Islam pada masa Rasulullah adalah satu paket, sebuah sistem yang utuh, tidak bisa dipisah-pisahkan,” kata Marzuki Mustamar. (VIJ)


SUDUT KOTA BANDUNG

Rangkuman Berita, News/Artikel, Reportase, dan Investigasi POLKRIM Informatika News On Line, di kota Bandung dan Jawa Barat.










KPU KOTA BANDUNG : Maaf Kami Hanya Fokus Melayani Warga Kota Bandung Saja
Bandung, Polkrim
Belasan calon pemilih terlibat adu argumen di Kantor KPU Kota Bandung. "Saya ini punya Hak pilih, Dan saya punya KTP Elektronik, masak saya ttdak bisa ikut memilih ?"  Teriak seorang Bapak yang berasal dan memiliki  KTP dari Palembang, " Saya ini WNI asli, kenapa saya tidak boleh memilih di Kota Bandung...."




Wakil Gubernur Jawa Barat : Kenapa Pondok Pesantren Masih Informal ? 
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, di antara insan pers Jawa Barat mempertanyakan klasifikasi Pondok Pesantren sebagai Pendidikan Informal. 
"Mengapa pemerintah masih menggolongkan Pondok Pesantren sebagai pendidikan non formal/informal. Padahal Pondok Pesantren juga sudah banyak yang memiliki kurikulum, metode pembelajaran yang baik ..."




LARIS MANIS : Bagi Bagi Pertamax Murah Bank Mandiri 

Kegiatan bagi-bagi BBM Pertamax murah Bank Mandiri laris manis. Di sejumlah SPBU yang dijadikan sasaran bagi-bagi Pertamax murah, diserbu habis oleh para pemilik accout tabungan Bank Mandiri (RAJ)


DOLAR MENGGILA : Ditakut-takuti HARGA NAIK, Harga Harga Malah TETAP MURAH Di Bandung Kiaracondong
Ditakut-takuti oleh perkiraan harga barang naik melonjak, karena efek kenaikan dolar, ternyata barang-barang kebutuhan makanan mentah di Kiaracondong, masih murah dan tidak mengalami kenaikan harga. (VIJ)


Penutupan IBRAF: Yuliandre Darwis Presiden IBRAF

Konferensi tahunan IBRAF kelima ditutup pada Kamis sore oleh Presiden IBRAF yang baru, Yuliandre Darwis. Oleh 30 negara peserta yang hadir dalam konferensi, disepakati memperpanjang masa jabatan Yuliandre Darwis untuk 1 tahun ke depan. Selain berhasil memilih Presiden, perhelatan IBRAF juga menyetujui Deklarasi Bandung yang menitikberatkan pada berbagai upaya serius yang akan ditempuh oleh negara-negara anggota IBRAF untuk menjadikan media sebagai alat konter dari radikalisasi dan ekstrimisme. Realisasikan konsep Islam Rahmatan Lil Alamin dalam media menjadi arah kegiatan IBRAF yang akan datang (VIJ).


Laporan Konferensi IBRAF 5 Di Bandung 

Data Kemiskinan Berkurang ? Data Kemiskinan Yang mana ?
Pernyataan pemerintah mengenai turunnya warga miskin membuat lega beberapa pengamat kesejahteraan sosial di Indonesia. Dalam waktu kurang dari 2 tahun, kabinet Presiden Jokowi berhasil mengurangi jumlah warga miskin Indonesia.




RUBRIK BOJONEGORO REVIEW
Sorotan Media dalam ranah POLitik, eKonomi, implementasi RegulasI, dan keMasyarakatan (Polkrim) Informatika News dan Tabloid Polkrim di Bojonegoro dan sekitarnya



PRO KONTRA KPK
Sejak pertama kali didirikan, KPK menuai berbagai tanggapan dari masyarakat. Eksistensi KPK yang dibangun setelah Reformasi 1998, diuji beberapa kali, ada yang pro, ada yang kontra.








Industri yang menggunakan Ketel Uap di Indonesia berkembang dengan pesat. Akan tetapi anehnya Undang-Undang yang mengatur Eksistensi Operasional Ketel Uap Di Indonesia Masih menggunakan Undang-Undang Stoom Ordonnantie jaman Belanda tahun 1930. Undang-Undang usang ini bahkan telah berusia 86 tahun lebih sejak diundangan pada tahun 1931.Pernyataan ini diungkapkan oleh salah satu Pembina Industri terkait dengan Operasional Ketel Uap dari Departemen Tenaga Kerja yang ditemui oleh Polkrim, Informatika di Jakarta (VIJ)



Ratusan kepala desa dan pamong desa bergerak ke ibukota. Pasalnya undang undang desa yang baru saja akan dilaksanakan mengubah model pengelolaan tanah bengkok desa. Selama puluhan bahkan ratusan tahun jabatan pamong desa dan kepala desa di pulau jawa dan kalimantan selalu identik dengan pengelolaan tanah bengkok.Di desa desa di Ngawi Jawa Timur, para pamong desa mendapat tanah garapan bengkok lebih dari kisaran 12 hektaran. Pamong desa yang lain bahkan mendapatkan hasil lebih dari 800 juta setahun dalam mengelola tanah bengkok.(VIJ)


IT Telekomunikasi Up Date

News Informatika
Telkomsel berhasil memenangkan lelang frekeunsi 2,3 Ghz dengan harga lebih dari 1 Trilyun Rupiah. (GIW)

Jepang memperkenalkan robot wanita yang cantik, dan dapat mengimbangi interaksi bicara dengan manusia, Perkembangan di Jepang ini secara pararel juga terjadi di dunia Barat. Bagaimana revolusi robot ini mulai hadir nyata di tengah peradaban manusia (VIJ)



Satelit Telkom 1 mengalami gangguan, belasan ribu ATM terganggu operasional. Apa sebenarnya yang sedang terjadi ? Bagaimana sebenarnya peta bisnis satelit di Indonesia saat ini.




Sebanyak 7 trilyun rupiah investasi diserap di industri manufaktur seluler Indonesia. Sebanyak 13 ribu tenaga kerja diserap oleh industi perakitan perangkat seluler dalam negeri.










Lihat Lebih Lanjut : Tabloid Informatika

 Indeks Berita
Parade Foto Informatika

SEJARAH CHINA

Republik Rakyat China 

SEJARAH CHINA

Daftar isi
1 Prasejarah
1.1 Paleolitik
1.2 Neolitik
2 Zaman kuno
2.1 Dinasti Xia (2100 SM-1600 SM)
2.2 Dinasti Shang (1600 SM-1046 SM)
2.3 Dinasti Zhou (1046 SM–256 SM)
2.4 Periode Musim Semi dan Musim Gugur (722 SM-476 SM)
2.5 Periode Negara Perang (476 SM-221 SM)
3 Zaman kekaisaran
3.1 Dinasti Qin (221 SM–206 SM)
3.2 Dinasti Han (206 SM–220)
3.3 Zaman Tiga Negara (220–280)
3.4 Dinasti Jin dan Enam Belas Negara (280-420)
3.5 Dinasti Utara dan Selatan (420–589)
3.6 Dinasti Sui (589–618)
3.7 Dinasti Tang (618–907)
3.8 Lima Dinasti dan Sepuluh Negara (907–960)
3.9 Dinasti Song, Liao, Jin, serta Xia Barat (960-1279)
3.10 Dinasti Yuan (1279–1368)
3.11 Dinasti Ming (1368–1644)
3.12 Dinasti Qing (1644–1911)
4 Zaman modern
4.1 Republik Tiongkok
4.2 Republik Rakyat Tiongkok

Republik Rakyat China 

Sejarah Tiongkok adalah salah satu sejarah kebudayaan tertua di dunia. Dari penemuan arkeologi dan antropologi, daerah Tiongkok telah didiami oleh manusia purba sejak 1,7 juta tahun yang lalu. Peradaban Tiongkok berawal dari berbagai negara kota di sepanjang lembah Sungai Kuning pada zaman Neolitikum.

Pergantian dinasti dalam sejarah Tiongkok telah mengembangkan suatu sistem birokrasi yang memungkinkan Kaisar Tiongkok memiliki kendali langsung terhadap wilayah yang luas.

Pandangan konvensional terhadap sejarah Tiongkok adalah bahwa Tiongkok merupakan suatu negara yang mengalami pergantian antara periode persatuan dan perpecahan politis yang kadang-kadang dikuasai oleh suku bangsa asing (non-Han), yang sebagian besar terasimiliasi ke dalam populasi Suku Han. Pengaruh budaya dan politik dari berbagai wilayah di Asia, yang dibawa oleh gelombang imigrasi, ekspansi, dan asimilasi yang bergantian, menyatu untuk membentuk budaya Tiongkok modern.

Jutaan Rakyat Tewas Dalam Sejarah Cina

Cina adalah negeri yang penuh dengan duka cita dan ganas. Sepanjang perjalanan sejarahnya tercatat jutaan rakyat tewas karena berbagai sebab politik, peperangan, dan juga pandemi. Tercatat sebanyak 120 juta orang tewas dalam konflik politik, pepetangan, dan bencana bencana besar.

1. 60 juta tewas
Catatan kematian massal pertama yang ditemukan  adalah kematian akibat pendirian Dinasti Yuan (1279–1368) oleh Khu Balai Khan. Raja bengis dari Mongol ini membuat 60 juta orang Tiongkok Tewas

2. 20 juta tewas akibat Pes

Belum selesai kematian massal akibat kekejaman Dinasti Yuan. Masyarakat Tiongkok kembali mendapatkan serangan wabah penyakit pes  yang membunuh 30 % Penduduk China, (Sekitar 20 juta orang tewas karena Pes). Peristiwa ini juga terjadi di jaman Dinasti Yuan.

3. Gempa Raksasa Shaanxi

Pada tahun  1556 sebuah gempa yang terjadi di Shaanxi meneswaskan lebih dari : 830 ribu orang

4. 25 juta tewas 

Penaklukan Manchu atas Dinasti Ming (1616-1644) atau pendirian Dinasti Qing membuat 25 juta orang tewas

5. 20 juta tewas

Pemberontakan Taiping pada tahun 1864 menyebabkan  20 juta korban tewas


------------------------------
1 Prasejarah
1.1 Paleolitik
---------------------------------------
Paleolitikum
-------------------
Homo erectus telah mendiami daerah yang sekarang dikenal sebagai Tiongkok sejak zaman Paleolitik, lebih dari satu juta tahun yang lalu [3].

Kajian menunjukkan bahwa peralatan batu yang ditemukan di situs Xiaochangliang telah berumur 1,36 juta tahun [4].

Situs arkeologi Xihoudu di provinsi Shanxi menunjukkan catatan paling awal penggunaan api oleh Homo erectus, yang berumur 1,27 juta tahun yang lalu [3]. Ekskavasi di Yuanmou dan Lantian menunjukkan permukiman yang lebih lampau. Spesimen Homo erectus paling terkenal yang ditemukan di Tiongkok adalah Manusia Peking yang ditemukan pada tahun 1965.

Pembahasan lebih lanjut soal Manusia Peking dan Homo Erectus di China ini Lihat Opini lebih lanjut di tulisan Opini  : Mencari Satu Yang Hilang 
------------------------------------
Adam : Abu Muhammad
--------------------------------
40.000 tahun yang lalu
38.000 SM

Lihat Link : Tulisan Periodisasi Sejak Kemunculan Ras Abu Muhammad Pertama di Dunia
--------------------------
21000 - 18500 tahun yang lalu
16500 dan 19000 SM
-------------------------------------
Tiga pecahan tembikar yang berasal dari 16500 dan 19000 SM ditemukan di Gua Liyuzui di Liuzhou, provinsi Guangxi [5].
--------------------------------------
1.2 Neolitik
-------------------------------
Neolitikum
----------------------------------
12.000 tahun yang lalu
10.000 SM 
---------------------------------------
Tembikar Neolitik Tiongkok.Zaman Neolitik di Tiongkok dapat dilacak hingga 10.000 SM [6].
----------------------------------------
9.000 tahun yang lalu
7.000 SM
------------------------------------------------------
7.000 SM  : Kebudayaan Peiligang di Xinzheng, Henan
            Kebudayaan Jiahu

Bukti-bukti awal pertanian milet memiliki penanggalan radiokarbon sekitar 7000 SM [7].
Kebudayaan Peiligang di Xinzheng, Henan berhasil diekskavasi pada tahun 1977 [8].

Dengan berkembangnya pertanian, muncul peningkatan populasi, kemampuan menyimpan dan mendistribusikan hasil panen, serta pengerajin dan pengelola [9].

Pada 7000 SM, penduduk Tiongkok bercocok tanam milet, menumbuhkan kebudayaan Jiahu.
----------------------------------------------
Akhir Neolitikum
----------------------------------------------
Pusat kebudayaan Banpo, Xi'an
--------------------------------------------------
Pada akhir Neolitikum, lembah Sungai Kuning mulai berkembang menjadi pusat kebudayaan dengan penemuan arkeologis signifikan ditemukan di Banpo, Xi'an [10].

Sungai Kuning dinamakan demikian disebabkan terdapatnya debu sedimen (loess) yang bertumpuk
di tepi sungai dan tanah sekitarnya, yang kemudian setelah terbenam di sungai menimbulkan warna yang kekuning-kuningan pada air sungai tersebut.[11]

Sejarah awal Tiongkok dibuat rumit oleh kurangnya tulisan pada periode ini dan dokumen-dokumen pada masa sesudahnya yang mencampurkan fakta dan fiksi pada zaman ini.
--------------------------------------------------------------
8000 - 7000  tahun yang lalu
6000-5000 SM
----------------------------------------------------------------
6000-5000 SM : Lukisan Gua di Damaidi di Ningxia

Di Damaidi di Ningxia, ditemukan 3.172 lukisan gua berasal dari 6000-5000 SM yang mirip dengan karakter-karakter awal yang dikonfirmasi sebagai aksara Tionghoa [12][13].
------------------------------------------------------------------
4500 tahun yang lalu
2500 SM
-------------------------------------------------------------------------
2500 SM  Kebudayaan Yangshao                                 Mesir
         Kebudayaan Longshan

Kebudayaan Yangshao yang muncul belakangan dilanjutkan dengan kebudayaan Longshan pada sekitar 2500 SM.
-----------------------------------------------------------------
2 Zaman kuno
-------------------------------------------------------
4100-3600 tahun yang lalu
2100 SM-1600 SM
---------------------------------------------------
2.1 Dinasti Xia (2100 SM-1600 SM)
--------------------------------------------------------------
4205-3766 tahun yang lalu
2205-1766 SM                                                     
--------------------------------------------------------------------------
2205-1766 SM                                                        Mesir
perhitungan Liu Xin,
dinasti ini berkuasa antara 2205-1766 SM
-----------------------------------------------------------------------------
3989-3558 tahun yang lalu
1989-1558 SM.
------------------------------------------------------------------
Sejarah Bambu, pemerintahan dinasti ini adalah antara 1989-1558 SM.
-------------------------------------------------------------
4070-3600 tahun yang lalu
2070-1600 SM
---------------------------------------------------
Menurut Proyek Kronologi Xia Shang Zhou (PK XSZ) yang diselenggarakan oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1996, dinasti ini berkuasa antara 2070-1600 SM
-------------------
Dinasti Xia
Pendiri : Yu yang Agung
----------------
Wilayah kekuasaan Xia
---------------------------
Dinasti Xia adalah dinasti pertama yang diceritakan dalam catatan sejarah seperti Catatan Sejarah Agung dan Sejarah Bambu.[1][14] Dinasti ini didirikan oleh Yu yang Agung. Sebagian besar arkeolog sekarang menghubungkan Dinasti Xia dengan hasil-hasil ekskavasi di Erlitou, provinsi Henan,[15] yang berupa temuan perunggu leburan dari sekitar tahun 2000 SM.

Beragam tanda-tanda yang terdapat pada tembikar dan kulit kerang yang ditemukan pada periode ini, diduga adalah bentuk pendahulu dari aksara Tionghoa modern.[16]

Menurut kronogi tradisional berdasarkan perhitungan Liu Xin, dinasti ini berkuasa antara 2205-1766 SM, sedangkan menurut Sejarah Bambu, pemerintahan dinasti ini adalah antara 1989-1558 SM.
Menurut Proyek Kronologi Xia Shang Zhou (PK XSZ) yang diselenggarakan oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1996, dinasti ini berkuasa antara 2070-1600 SM.[17][18]
----------------------------------------
3750-3045 tahun yang lalu
1750-1045 SM
----------------------------------------
3766-3122 tahun yang lalu
1766-1122 SM
------------------------------------------
perhitungan Liu Xin, dinasti ini berkuasa antara 1766-1122 SM, sedangkan menurut
------------------------------------------
3556-3046 tahun yang lalu
1556-1046 SM.
---------------------------------------
Sejarah Bambu adalah antara 1556-1046 SM.
---------------------------------------------
3600-3046 tahun yang lalu
1600-1046 SM.
---------------------------
Hasil dari Proyek Kronologi Xia Shang Zhou pada tahun 1996 menyimpulkan bahwa dinasti ini memerintah antara 1600-1046 SM.
----------------------------
2.2 Dinasti Shang (1600 SM-1046 SM)
------------------------------------------
Sejarah tertulis Tiongkok dimulai sejak Dinasti Shang (k. 1750-1045 SM).[1] Cangkang kura-kura dengan aksara Tionghoa kuno yang berasal dari Dinasti Shang memiliki penanggalan radiokarbon hingga 1500 SM.[2]

Dinasti Shang (1600 SM-1046 SM)
9 Ibukota
   kota Anyang, provinsi Henan : Ibu Kota Terakhir

31 orang raja,
   1.Raja Tang, Raja Pertama
   .....
   .....
   31. Raja Zhou, raja terakhir.


Dinasti Shang menurut sumber tradisional adalah dinasti pertama Tiongkok. Menurut kronologi berdasarkan perhitungan Liu Xin, dinasti ini berkuasa antara 1766-1122 SM, sedangkan menurut Sejarah Bambu adalah antara 1556-1046 SM. Hasil dari Proyek Kronologi Xia Shang Zhou pada tahun 1996 menyimpulkan bahwa dinasti ini memerintah antara 1600-1046 SM.

Informasi langsung tentang dinasti ini berasal dari inskripsi pada artefak perunggu dan tulang orakel,[19] serta dari Catatan Sejarah Agung (Shiji) karya Sima Qian.

Temuan arkeologi memberikan bukti keberadaan Dinasti Shang sekitar 1600-1046 SM, yang terbagi menjadi dua periode.
---------------------------------------------------
3600-3300 tahun yang lalu
1600-1300 SM
------------------------------
Dinasti Shang periode awal (k. 1600-1300 SM)
---------------------------------------
Bukti keberadaan Dinasti Shang periode awal (k. 1600-1300 SM) berasal dari penemuan-penemuan
di Erlitou, Zhengzhou dan Shangcheng.[19]
---------------------------------------
3300–3046 tahun yang lalu
1300–1046 SM
-----------------------------------
Dinasti Shang periode kedua (k. 1300–1046 SM)
--------------------------------------------
Sedangkan bukti keberadaan Dinasti Shang periode kedua (k. 1300–1046 SM) atau periode Yin (殷), berasal dari kumpulan besar tulisan pada tulang orakel. Para arkeolog mengkonfirmasikan bahwa kota Anyang di provinsi Henan adalah ibu kota terakhir Dinasti Shang,[19] dari sembilan ibu kota lainnya. Dinasti Shang diperintah 31 orang raja, sejak Raja Tang sampai dengan
Raja Zhou sebagai raja terakhir.

Masyarakat Tiongkok masa ini mempercayai banyak dewa, antara lain dewa-dewa cuaca dan langit, serta dewa tertinggi yang dinamakan Shang-Ti.[20] Mereka juga percaya bahwa nenek moyang mereka, termasuk orang tua dan kakek-nenek mereka, setelah meninggal akan menjadi seperti dewa pula dan layak disembah.[21] Sekitar tahun 1500 SM, orang Tiongkok mulai menggunakan tulang orakel untuk memprediksi masa depan.

Para ilmuwan Barat cenderung ragu-ragu untuk menghubungkan berbagai permukiman yang sezaman dengan permukiman Anyang sebagai bagian dari dinasti Shang.[22] Hipotesis terkuat ialah
telah terjadinya ko-eksistensi antara Anyang yang diperintah oleh Dinasti Shang, dengan permukiman-permukiman berbudaya lain di wilayah yang sekarang dikenal sebagai "Tiongkok sebenarnya" (China proper).
-----------------------------
3046 –2256 tahun yang lalu
1046 SM–256 SM
---------------------------------
2.3 Dinasti Zhou (1046 SM–256 SM)

Penguasa Zhou : Wu Wang
                mengalahkan Shang pada Pertempuran Muye

Ibu kota Zhou awal : wilayah barat, dekat kota Xi'an modern
                   : serangkaian ekpansi ke arah lembah Sungai Yangtze.

----------------------------------------------
3066-2221 tahun yang lalu
1066 SM -221 SM
-------------------------------------------
3046 -2256 tahun yang lalu
1046 SM -256 SM
------------------------------------------
Proyek Kronologi Xia Shang Zhou
berkuasa antara 1046-256 SM.
--------------------------
Budaya, sastra, dan filsafat Tiongkok berkembang pada zaman Dinasti Zhou (1066-221 SM) yang melanjutkan Dinasti Shang. Dinasti ini merupakan dinasti yang paling lama berkuasa dan pada zaman dinasti inilah aksara Tionghoa modern mulai berkembang.

Bejana ritual (You), dari zaman Dinasti Zhou Barat. Bejana pu berdesain naga, dari Zaman Musim Semi dan Gugur.

Dinasti Zhou adalah dinasti terlama berkuasa dalam sejarah Tiongkok yang menurut Proyek Kronologi Xia Shang Zhou berkuasa antara 1046-256 SM. Dinasti ini mulai tumbuh dari lembah Sungai Kuning, di sebelah barat Shang. Penguasa Zhou, Wu Wang, berhasil mengalahkan Shang pada Pertempuran Muye. Pada masa Dinasti Zhou mulailah dikenal konsep "Mandat Langit" sebagai legitimasi pergantian kekuasaan,[23] dan konsep ini seterusnya berpengaruh pada hampir setiap pergantian dinasti di Tiongkok. Ibu kota Zhou awalnya berada di wilayah barat, yaitu dekat kota Xi'an modern sekarang, namun kemudian terjadi serangkaian ekpansi ke arah lembah Sungai Yangtze. Dalam sejarah Tiongkok, ini menjadi awal dari migrasi-migrasi penduduk selanjutnya dari utara ke selatan.
------------------------------
2722 - 2476 tahun yang lalu
722 SM-476 SM : 246 tahun
------------------------------------------------------
2.4 Periode Musim Semi dan Musim Gugur (722 SM-476 SM)

Invasi dari barat laut, oleh Qin,
               Membuat Zhou untuk memindahkan ibu kota ke timur, ke Luoyang.
fase kedua Dinasti Zhou: Zhou Timur.
------------------------------------------------
TAIYIUAN has a history of more than 2,500 years dating from the Spring and Autumn period (770-476 B.C.), so it has been endowed with a profound cultural background.
------------------------------------------------------
Pada sekitar abad ke-8 SM, terjadi desentralisasi kekuasaan pada Periode Musim Semi dan Musim Gugur, yang diberi nama berdasarkan karya sastra Chun Qiu (Musim Semi dan Gugur). Pada zaman ini, pimpinan militer lokal yang digunakan Zhou mulai menunjukkan kekuasaannya dan berlomba-lomba memperoleh hegemoni.

Invasi dari barat laut, misalnya oleh Qin, memaksa Zhou untuk memindahkan ibu kotanya ke timur,
yaitu ke Luoyang. Ini menandai fase kedua Dinasti Zhou: Zhou Timur. Ratusan negara bermunculan, beberapa di antaranya hanya seluas satu desa, dengan penguasa setempat memegang kekuasaan politik penuh dan kadang menggunakan gelar kehormatan bagi dirinya. Seratus Aliran Pemikiran dari filsafat Tiongkok berkembang pada zaman ini, berikut juga beberapa gerakan intelektual berpengaruh seperti Konfusianisme, Taoisme, Legalisme, dan Mohisme.[24]
------------------------------------------------
2476 -2221 tahun yang lalu
476 SM-221 SM
---------------------------------------------
2.5 Periode Negara Perang (476 SM-221 SM)
--------------------------------------------------------
Dinasti Zhou terpecah menjadi beberapa negara kota, yang menciptakan Periode Negara Perang.
-------------------------------------------------
7 negara bertahan

Raja dinasti Zhuo hanya lambangNegara Qin menyatukan 7 negara (seluruh Tiongkok ditaklukkan) 221 SM

Setelah berbagai konsolidasi politik, tujuh negara terkemuka bertahan pada akhir abad ke-5 SM. Meskipun saat itu masih terdapat raja dari Dinasti Zhou sampai 256 SM, namun ia hanya seorang pemimpin nominal yang tidak memiliki kekuasaan yang nyata. Pada masa itu, daerah tetangga dari negara-negara yang berperang juga ditaklukkan dan menjadi wilayah baru, antara lain Sichuan dan Liaoning; yang kemudian diatur di bawah sistem administrasi lokal baru berupa commandery dan prefektur (郡县/郡县). Negara Qin berhasil menyatukan ketujuh negara yang ada, serta melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah Zhejiang, Fujian, Guangdong, dan Guangxi pada 214 SM.[25]

Periode saat negara-negara saling berperang hingga penyatuan seluruh Tiongkok oleh Dinasti Qin pada tahun 221 SM, dikenal dengan nama "Periode Negara Perang", yaitu penamaan yang diambil dari nama karya sejarah Zhan Guo Ce (Strategi Negara Berperang).
-------------------------------------
2221 – 2206 tahun yang lalu
221 SM–206 SM : 15 tahun
-----------------------------------------------------TEMBOK BESAR (221 SM- 1368)
3 Zaman kekaisaran
3.1 Dinasti Qin (221 SM–206 SM)
---------------------------------------------
Pada tahun 221 SM, Qin Shi Huang menyatukan berbagai kerajaan ini dan mendirikan kekaisaran pertama Tiongkok.
------------------------
Qin Shi Huang Membangun tembok besar Dan Diselesaikan oleh Dinasti Ming
------------------
Dinasti Qin berhasil menyatukan Tiongkok yang terpecah menjadi beberapa kerajaan pada Periode Negara Perang melalui serangkaian penaklukan terhadap kerajaan-kerajaan lain, dengan penaklukan terakhir adalah terhadap kerajaan Qi pada sekitar tahun 221 SM.[25] Qin Shi Huang dinobatkan menjadi kaisar pertama Tiongkok bersatu pada tahun tersebut. Dinasti ini terkenal mengawali pembangunan Tembok Besar Tiongkok yang belakangan diselesaikan oleh Dinasti Ming serta peninggalan Terakota di makam Qin Shi Huang.

Beberapa kontribusi besar Dinasti Qin, antara termasuk terbentuknya konsep pemerintahan terpusat, penyatuan undang-undang hukum, diterapkannya bahasa tertulis, satuan pengukuran, dan mata uang bersama seluruh Tiongkok, setelah berlalunya masa-masa kesengsaraan pada Zaman Musim Semi dan Gugur. Bahkan hal-hal yang mendasar seperti panjangnya as roda untuk gerobak dagang, saat itu mengalami penyeragaman demi menjamin berkembangnya sistem perdagangan yang baik di seluruh kekaisaran.[26]
------------------------------------
2206 – (2000-220) tahun yang lalu
(206 SM–220) : 14 tahun
------------------------------
3.2 Dinasti Han (206 SM–220)
----------------------------------------
Pendiri : Liu Bang, petani
          meruntuhkan Dinasti Qin


Lentera minyak Dinasti Han, abad ke-2 SM.Dinasti Han didirikan oleh Liu Bang, seorang petani yang memimpin pemberontakan rakyat dan meruntuhkan dinasti sebelumnya, Dinasti Qin, pada tahun 206 SM. Zaman kekuasaan Dinasti Han terbagi menjadi dua periode yaitu Dinasti Han Barat (206 SM-9 M) dan Dinasti Han Timur (23-220 M) yang dipisahkan oleh periode pendek Dinasti Xin (9-23 M).
------------------------------------
2206 SM-(2000-9) tahun yang lalu
(206 SM-9 M) : 215 tahun
---------------------------------------
Dinasti Han Barat (206 SM-9 M)
--------------------------------------
(9-23 M) Dinasti Qin
----------------------
(23-220 M) Dinasti Han Timur
-------------------
Dinasti Han Timur (23-220 M) yang dipisahkan oleh periode pendek Dinasti Xin (9-23 M).

1. Kaisar Wu (Han Wudi) berhasil mengeratkan persatuan dan memperluas kekaisaran Tiongkok dengan mendesak bangsa Xiongnu (sering disamakan dengan bangsa Hun) ke arah stepa-stepa Mongolia. Dalam, dengan demikian merebut wilayah-wilayah Gansu, Ningxia, dan Qinghai.

Hal tersebut menyebabkan terbukanya untuk pertama kali perdagangan antara Tiongkok dan Eropa, melalui Jalur Sutra.

2. Jenderal Ban Chao dari Dinasti Han bahkan memperluas penaklukannya melintasi pegunungan Pamir sampi ke Laut Kaspia.[27]

Kedutaan pertama dari Kekaisaran Romawi tercatat pada sumber-sumber Tiongkok pertama kali dibuka (melalui jalur laut) pada tahun 166, dan yang kedua pada tahun 284.

----------------------------
(220–280) : 60 tahun
-----------------------
3.3 Zaman Tiga Negara (220–280) : SAMKOK

184 : Pemberontakan Serban Kuning
Wei didirikan 220
Wu ditaklukkan oleh Dinasti Jin

Zaman Tiga Negara (Wei, Wu, dan Shu) adalah suatu periode perpecahan Tiongkok yang berlangsung setelah hilangnya kekuasaan de facto Dinasti Han. Secara umum periode ini dianggap
berlangsung sejak pendirian Wei (220) hingga penaklukan Wu oleh Dinasti Jin (280), walau banyak
sejarawan Tiongkok yang menganggap bahwa periode ini berlangsung sejak Pemberontakan Serban Kuning (184). Zaman ini adalah salah satu era yang paling terkenal dalam sejarah Tiongkok, disebabkan karena popularitas roman sejarah Kisah Tiga Negara (Samkok) yang telah diadaptasi  dalam berbagai format oleh berbagai negara.
-----------------------
(280-420) : 140 Tahun
------------------
3.4 Dinasti Jin dan Enam Belas Negara (280-420)
----------------------------
(265-420)
------------------------
Dinasti Jin (265-420) dan Zaman Enam Belas NegaraTiongkok berhasil dipersatukan untuk sementara waktu pada tahun 280 oleh Dinasti Jin.
------------------
(304 - 469)
--------------
Wu Hu

Meskipun demikian, kelompok etnis di luar suku Han (Wu Hu) masih menguasai sebagian besar wilayah pada awal abad ke-4 dan menyebabkan migrasi besar-besaran suku Han ke selatan Sungai Yangtze. Bagian utara Tiongkok terpecah menjadi negara-negara kecil yang membentuk suatu era turbulen yang dikenal dengan Zaman Enam Belas Negara (304 - 469).
----------------------
(420–589):                                     Jaman Rasulullah
--------------
3.5 Dinasti Utara dan Selatan (420–589)
-----------------------------
Patung Bodhisattva dari batu kapur, Dinasti Qi Utara, 570 Masehi, provinsi Henan.Menyusul keruntuhan Dinasti Jin Timur pada tahun 420, Tiongkok memasuki era Dinasti Utara dan Selatan. Zaman ini merupakan masa perang saudara dan perpecahan politik, walaupun juga merupakan masa berkembangnya seni dan budaya, kemajuan teknologi, serta penyebaran Agama Buddha dan Taoisme.
-------------------
(589–618)                                      Jaman Rasulullah
----------------
3.6 Dinasti Sui (589–618)
-------------------------
Yang Jian, pendiri Dinasti Sui,
           menaklukkan Dinasti Chen di selatan.

Terusan Besar Tiongkok : Grand Canal

Setelah hampir empat abad perpecahan, Dinasti Sui berhasil mempersatukan kembali Tiongkok pada tahun 589 dengan penaklukan Yang Jian, pendiri Dinasti Sui, terhadap Dinasti Chen di selatan. Periode kekuasaan dinasti ini antara lain ditandai dengan pembangunan Terusan Besar Tiongkok dan pembentukan banyak lembaga pemerintahan yang nantinya akan diadopsi oleh Dinasti Tang.
------------------------------
(618–907): 289                               Jaman Rasulullah Khulafaur Rasyidin
------------------
3.7 Dinasti Tang (618–907)
------------------
Li Yuan    Dinasti Tang

Pada 18 Juni 618, Li Yuan naik tahta dan memulai era Dinasti Tang yang menggantikan Dinasti Sui. Zaman ini merupakan masa kemakmuran dan perkembangan seni dan teknologi Tiongkok. Agama Buddha menjadi agama utama yang dianut oleh keluarga kerajaan serta rakyat kebanyakan. Sejak sekitar tahun 860, Dinasti Tang mulai mengalami kemunduran karena munculnya pemberontakan-pemberontakan.
----------------------
(907–960): 53 tahun
--------------------------------------
3.8 Lima Dinasti dan Sepuluh Negara (907–960)
--------------------
Antara tahun 907 sampai 960, sejak runtuhnya Dinasti Tang sampai berkuasanya Dinasti Song, terjadi suatu periode perpecahan politik yang dikenal sebagai Zaman Lima Dinasti dan Sepuluh Negara. Pada masa yang cukup singkat ini, lima dinasti (Liang, Tang, Jin, Han, dan Zhou) secara bergantian menguasai jantung wilayah kerajaan lama di utara Tiongkok. Pada saat yang bersamaan, sepuluh negara kecil lain (Wu, Wuyue, Min, Nanping, Chu, Tang Selatan, Han Selatan, Han Utara, Shu Awal, dan Shu Akhir) berkuasa di selatan dan barat Tiongkok.
-------------------------------
960-1279
----------------------
3.9 Dinasti Song, Liao, Jin, serta Xia Barat (960-1279)
----------------
Dinasti Song, Dinasti Liao, Dinasti Jin (1115-1234), dan Xia Barat Antara tahun 960 hingga 1279, Tiongkok dikuasai oleh beberapa dinasti.
-------------
(960-1279)
-----------
Dinasti Song (960-1279) : beribu kota di Kaifeng
-----------------------
Pada tahun 960, Dinasti Song (960-1279) yang beribu kota di Kaifeng menguasai sebagian besar Tiongkok dan mengawali suatu periode kesejahteraan ekonomi.
----------------
(907-1125)
------------------
Dinasti Liao (907-1125)
--------------
Wilayah Manchuria (sekarang dikenal dengan Mongolia) dikuasai oleh Dinasti Liao (907-1125)
-------------------------
(1115-1234)
-----------------------------
Dinasti Jin (1115-1234)
------------------------
yang selanjutnya digantikan oleh Dinasti Jin (1115-1234).
------------------------------
1032-1227.
----------------------------
Dinasti Xia Barat antara tahun 1032 hingga 1227.

Sementara itu, wilayah barat laut Tiongkok yang sekarang dikenal dengan provinsi-provinsi Gansu, Shaanxi, dan Ningxia dikuasai oleh Dinasti Xia Barat antara tahun 1032 hingga 1227.
-----------------------------
(1279–1368) : 89 tahun
------------------
3.10 Dinasti Yuan (1279–1368)

Kublai Khan, pendiri Dinasti Yuan
             ibu kota Beijing.

Antara tahun 1279 hingga tahun 1368, Tiongkok dikuasai oleh Dinasti Yuan yang berasal dari Mongolia dan didirikan oleh Kublai Khan. Dinasti ini menguasai Tiongkok setelah berhasil meruntuhkan Dinasti Jin di utara sebelum bergerak ke selatan dan mengakhiri kekuasaan Dinasti Song. Dinasti ini adalah dinasti pertama yang memerintah seluruh Tiongkok dari ibu kota Beijing.
---------------
Invasi Mongol : 60 juta orang Tiongkok Tewas
----------------
Sebelum invasi bangsa Mongol, laporan dari dinasti-dinasti Tiongkok memperkirakan terdapat sekitar 120 juta penduduk; namun setelah penaklukan selesai secara menyeluruh pada tahun 1279, sensus tahun 1300 menyebutkan bahwa terdapat 60 juta penduduk.[28] Demikian pula pada pemerintahan Dinasti Yuan terjadi epidemi abad ke-14 berupa wabah penyakit pes (Kematian Hitam), dan diperkirakan telah menewaskan 30% populasi Tiongkok saat itu.[29][30]
------------------------------------------------
Wabah Penyakit Pes : 30 % Penduduk China Tewas (Sekitar 20 juta orang tewas karena Pes)
------------------------------------------
(1368–1644)
-------------------------
3.11 Dinasti Ming (1368–1644)

Zhu Yuanzhang dari suku Han, Dinasti Ming
Tembok Besar Tiongkok Selesai

Sepanjang masa kekuasaan Dinasti Yuan, terjadi penentangan yang cukup kuat terhadap kekuasaan asing ini di kalangan masyarakat. Sentimen ini, ditambah sering timbulnya bencana alam sejak 1340-an, akhirnya menimbulkan pemberontakan petani yang menumbangkan kekuasaan Dinasti Yuan. Zhu Yuanzhang dari suku Han mendirikan Dinasti Ming setelah berhasil mengusir Dinasti Yuan pada tahun 1368.
-------------------
1449
----------------------
Esen Tayisi dari bangsa Mongol Oirat
menawan Kaisar Zhengtong di Tumu

Tahun 1449, Esen Tayisi dari bangsa Mongol Oirat melakukan penyerangan ke wilayah Tiongkok utara, dan bahkan sampai berhasil menawan Kaisar Zhengtong di Tumu.
------------------
1542
------------------
Altan Khan
-----------------
Tahun 1542, Altan Khan memimpin bangsa Mongol terus-menerus mengganggu perbatasan utara Tiongkok, dan
-------------
1550
--------------
pada tahun 1550 ia berhasil menyerang sampai ke pinggiran kota Beijing. Kekaisaran Dinasti Ming juga menghadapi serangan bajak laut Jepang di sepanjang garis pantai tenggara Tiongkok; [31]
-------------------
Jenderal Qi Jiguang
-------------------
peranan Jenderal Qi Jiguang sangat penting dalam mengalahkan serangan bajak laut tersebut.
---------------
1556
------------
-----------------------------------------------------TEMBOK BESAR (221 SM- 1368)
Gempa Shaanxi : 830 ribu tewas
------
Suatu gempa bumi terdasyat di dunia, gempa bumi Shaanxi tahun 1556, diperkirakan telah menewaskan sekitar 830.000 penduduk, yang terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Jiajing.

Selama masa Dinasti Ming, pembangunan terakhir Tembok Besar Tiongkok selesai dilaksanakan, sebagai usaha perlindungan bagi Tiongkok atas invasi dari bangsa-bangsa asing. Meskipun pembangunannya telah dimulai pada masa sebelumnya, sesungguhnya sebagian besar tembok yang terlihat saat ini adalah yang telah dibangun atau diperbaiki oleh Dinasti Ming. Bangunan bata dan
granit telah diperluas, menara pengawas dirancang-ulang, serta meriam-meriam ditempatkan di sepanjang sisinya.
---------------------------
(1644–1911) : 267 tahun
---------------------------
3.12 Dinasti Qing (清朝, 1644–1911)
     Suku Manchu
--------------------------------
Kartun politik Prancis, akhir 1890-an. Kue melambangkan Tiongkok dibagi-bagi antara Inggris, Jerman, Rusia, Prancis, dan Jepang.
------------
(1616-1644)
----------------------
penaklukan Manchu atas Dinasti Ming (1616-1644) : 25 juta tewas
--------------------
1644
-------------
Dinasti Ming, dinasti terakhir Han Tiongkok
dikalahkan suku Manchu (滿族,满族) dari sebelah timur laut Tiongkok
-------------------------------
Dinasti Qing (清朝, 1644–1911) didirikan menyusul kekalahan Dinasti Ming, dinasti terakhir Han Tiongkok, oleh suku Manchu (滿族,满族) dari sebelah timur laut Tiongkok pada tahun 1644. Dinasti ini merupakan dinasti feodal terakhir yang memerintah Tiongkok. Diperkirakan sekitar 25 juta penduduk tewas dalam periode penaklukan Manchu atas Dinasti Ming (1616-1644).[32] Bangsa Manchu kemudian mengadopsi nilai-nilai Konfusianisme dalam pemerintahan mereka, sebagaimana tradisi yang dilaksanakan oleh pemerintahan dinasti-dinasti Han sebelumnya.
----------------------
Perang Dinasti Qing dan Dinasti Ming : 25 juta tewas
-------------------
(1851–1864)
--------------------------
Pemberontakan Taiping (1851–1864)
Taiping Tianguo 

gerakan keagamaan kuasi-Kristen yang
dipimpin Hong Xiuquan
----------------------------
Pemberontakan Taiping (1851–1864), sepertiga wilayah Tiongkok sempat jatuh dalam kekuasaan Taiping Tianguo, suatu gerakan keagamaan kuasi-Kristen yang dipimpin Hong Xiuquan yang menyebut dirinya "Raja Langit".
-------------
1864
----------
Taiping dihancurkan dalam Perang Nanking Ketiga tahun 1864 : 20 juta korban tewas
-------------
Setelah empat belas tahun, barulah pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan, tentara Taiping dihancurkan dalam Perang Nanking Ketiga tahun 1864. Kematian yang terjadi selama 15 tahun pemberontakan tersebut diperkirakan mencapai 20 juta penduduk.[33]

Beberapa pemberontakan yang memakan korban jiwa dan harta yang lebih besar kemudian terjadi, yaitu

Perang Suku Punti-Hakka,
Pemberontakan Nien,
Pemberontakan Minoritas Hui,
Pemberontakan Panthay, dan
Pemberontakan Boxer.[34]

Dalam banyak hal, pemberontakan-pemberontakan tersebut dan perjanjian tidak adil yang berhasil dipaksakan oleh kekuatan imperialis asing terhadap Dinasti Qing, merupakan tanda-tanda ketidakmampuan Dinasti Qing dalam menghadapi tantangan-tantangan baru yang muncul pada abad ke-19.
----------------------------

4 Zaman modern
4.1 Republik Tiongkok
4.2 Republik Rakyat Tiongkok

------------------------------------
Republik Rakyat China
----------------------------------------
Sun Yat-sen, presiden pertama Republik Tiongkok

Rasa frustrasi karena penolakan Dinasti Qing untuk melakukan reformasi serta karena kelemahan Tiongkok terhadap negara-negara lain, membuat timbulnya revolusi yang terinspirasi oleh ide-ide Sun Yat-sen untuk menghapuskan sistem kerajaan dan menerapkan sistem republik di Tiongkok.
-----------
1910
----------
Perbudakan Dihapuskan di Tiongkok
-----------------
1912
---------------
12 Februari 1912, kaisar terakhir Qing, Kaisar Xuantong turun tahta
Revolusi Xintai
--------------------------
Pada tanggal 12 Februari 1912, kaisar terakhir Qing, Kaisar Xuantong turun tahta, menyusul Revolusi Xinhai.
------------
12 Maret 1912
-------------------
Republik Tiongkok
Sun Yat-sen sebagai presiden pertamanya.
--------------------
12 Maret 1912 Republik Tiongkok didirikan dengan Sun Yat-sen sebagai presiden pertamanya.
----------
Sebulan setelahnya, pada 12 Maret 1912, Republik Tiongkok didirikan dengan Sun Yat-sen sebagai presiden pertamanya.

Perbudakan di Tiongkok dihapuskan pada tahun 1910.[35]
----------
1916-1928
------------
1928
----------------------------
sebagian besar Tiongkok dipersatukan di bawah
Kuomintang (KMT) oleh Chiang Kai-shek.
-----------------------------
Pada tahun 1928, setelah konflik berkepanjangan antara panglima-panglima perang yang terjadi antara 1916-1928, sebagian besar Tiongkok dipersatukan di bawah Kuomintang (KMT) oleh Chiang Kai-shek. Sementara itu, Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang berhaluan komunis mulai juga menancapkan pengaruhnya dan menjadi pesaing utama Kuomintang yang menimbulkan Perang Saudara Tiongkok.
------------------
1928-1937
-----------------
Partai Kuomintang vs Partai Komunis Tiongkok
----------------
(1937-1945)
----------------
Pendudukan Jepang
--------------------
Kedua partai Tiongkok ini secara nominal sempat bersatu dalam menghadapi pendudukan Jepang yang dimulai tahun 1937, yaitu selama Perang Tiongkok-Jepang (1937-1945) yang merupakan bagian Perang Dunia II. Mengikuti kekalahan Jepang tahun 1945, permusuhan KMT dan PKT berlanjut kembali setelah usaha-usaha rekonsiliasi dan negosiasi gagal mencapai kesepakatan. (Lihat: Perang Saudara Tiongkok).
-------------
1945
-------------------------
Jepang Menyerah pada pasukan Republik Tiongkok di
bawah Chiang Kai-shek, di Taiwan
-----------------------
Di akhir Perang Dunia II tahun 1945 sebagai bagian dari penyerahan kekuasaan Jepang, pasukan Jepang di Taiwan menyerah kepada pasukan Republik Tiongkok di bawah Chiang Kai-shek yang memegang kendali atas Taiwan.[36]
---------
1949
------------
Kuomintang mundur ke Taiwan Dan Partai Komunis Menguasai Tiongkok
------------
Konflik antara partai-partai Tiongkok yang dimulai sejak 1927 berakhir secara tak resmi dengan pengunduran diri Kuomintang ke Taiwan pada tahun 1949 dan menjadikan Partai Komunis Tiongkok
sebagai penguasa tunggal di Tiongkok Daratan. Sampai sekarang, pemerintah yang memerintah Taiwan masih menggunakan nama resmi "Republik Tiongkok" walaupun secara umum dikenal dengan nama "Taiwan".[37]
----------------------
1 Oktober 1949
------------------
Mao Zedong memproklamirkan Republik Rakyat Tiongkok (RRT)
di Lapangan Tiananmen
----------------------
Republik Rakyat Tiongkok
-----------------
Bendera RRT.
Artikel utama: Sejarah Republik Rakyat Tiongkok

Pada tanggal 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamirkan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Lapangan Tiananmen, setelah hampir pastinya kemenangan Partai Komunis Tiongkok dari Kuomintang pada Perang Saudara Tiongkok.
----------------------------
Periode sejarah RRT secara umum dibagi menjadi empat periode:
----------------
(1949-1976)
-----------------
transformasi sosialis (1949-1976) di bawah Mao Zedong,
-----------
(1976-1989)
----------
reformasi ekonomi (1976-1989) di bawah Deng Xiaoping,
---------------
(1989-2002)
---------------
pertumbuhan ekonomi (1989-2002) di bawah Jiang Zemin,
dan terakhir adalah periode di bawah
generasi pemerintahan keempat, antara 2002 hingga saat ini.
----------------------

Senin, 13 Januari 2020

China Catat Rekor Baru Eksploitasi Terlama di Bulan

Leonard David seorang penulis kawakan mencatat bahwa  Rover Yutu 2 dan Lander Chang'e-4 milik China telah beroperasi melewati 1 tahun di Bulan pada  3 Januari 2020 yang lalu. Debut yang dilakukan oleh China ini berhasil memecahkan rekor sejarah terlama dalam eksploitasi permukaan Bulan. China berhasil menjelajahi permukaan Bulan selama 1 tahun terakhir pada sisi jauh dari permukaan bulan. Proses penjelajahan ini dilakukan oleh dua pasang alat otomatis rover dan lander yang bekerja di atas permukaan Bulan.

Kedua pasangan perangkat Rover dan Lander ini berubah menjadi mode dormant (tidak beroperasi) pada saat malam di Bulan dan hanya beroperasi pada saat siang. Lunar Exploration and Space Program Center of the China National Space Administration (CNSA) adalah badan pengendali yang bertanggung jawab pada eksploitasi Bulan ini. 

Probe Chang'e-4 diluncurkan ke bulan pada 8 Desember 2018 dan softlanding pertama di sisi jauh dari bulan pada tanggal 3 Januari 2019. Pesawat luar angkasa China ini mendarat di kawah Von Kármán di Kutub Selatan Aitken Basin (Lembah Aitken). Yutu 2 rover telah berjalan sejauh 1,173 feet (357.695 meter) di sisi jauh dari bulan. Dan ini adalah rekor baru penjelajahan Bulan. Yutu-2 artinya Jade Rabbit-2 bekerja lebih panjang dari disain life time 3 bulan yang dirancang sebelumnya. Dan keberhasilan ini sekaligus membuatnya menjadi rover yang bekerja paling lama di bulan. Instrumen scientific yang bekerja pada lander dan rover bekerja seperti rencana.Rover berhasil menghubungkan  beberapa site di bulan dan memotretnya. Deteksi inframerah pada batu di permukaan bulan juga berhasil dilakukan. Misi saintis Chang'e-4 adalah mentasbihkan nama tempat landing dengan nama Statio Tianhe

Rover Chang'e-4's, Yutu 2 membuat beberapa penemuan pada permukaan Bulan.Salah satunya adalah penemuan beberapa mineral di lapisan regolith Bulan. Penemuan mineral olivine dan mineral pyroxene, yang diperkitakan berasal dari bagian dalam permukaan bulan.

Lapisan regolith adalah lapisan bagian atas tanah yang dimulai dari bagian atas batu-batuan yang telah mengalami pelapukan hingga batuan induknya yang praktis belum mengalami pelapukan. Bagian ini tebalnya hanya beberapa cm saja ataupun beberapa meter saja. 

Di Bumi bagian atas regolith pada hakikatnya baru masih merupakan bahan induk tanah, dan tanah bumi dibangun daripadanya oleh mikro dan makroflora yaitu mikro dan makrofauna yang dilanjutkan oleh tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi. 

Regolith di planet Bumi mempunyai tiga horison :yaitu horison A, Horison B, dan Horison C

a.Horison A
yang dimaksud Horison A yaitu bagian atas dari regolith yang berpenghuni mikro dan makroflora.mikro dan makrofauna banyak mengandung sisa-sisa tubuhnya serta sisa-sisa tanaman, mengandung humus, berwarna kelam muda sampai tua. Horison A inilah yang merupakan yang sebenarnya yang dapat dimanfaatkan bagi tanaman pangan (penghasil zat karbohidrat, lemak dan Protein)

b. Horison B
Air hujan umumnya melakukan pencucian bagian-bagian yang halus yang terdapat pada Horison A, yang selanjutnya mengalir ke bawah dan mengendap pada suatu lapisan yang disebut Horison B. Lapisan ini tebalnya sekitar 1 m sampai 2 m, umunya banyak menyerap air, tidak mengandung bahan organis, tetapi banyak mengandung zat mineral karena terendapkan air ke bawah.

c. Horison C
Batu induk terletak dibagian bawah horison A dan B. Antara Horison B dan batu induk terdapat suatu lapisan yang terbentuk karena pelapukan-pelapukan batu induk. Lapisan ini selain banyak mengandung batu-batuan (ukuran besar hingga kecil) yang permukaan tengahnya juga melapuk, juga zat-zat mineral. Lapisan ini tidak mengandung bahan organis.

Horison A,B dan C sampai pada batu induk lazim disebut pembentukan profil tanah. Horison A penting sekali bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman pangan yang berumur pendek. Horison B dan C biasanya dijadikan tempat pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berumur panjang dan perakaran yang dalam (Sumber: Sutedjo m, kartossapoetra A.G.,1987. Pengatar Ilmu Tanah (terbentuknya tanah dan tanah pertanian. Bina Aksara. Jakarta)) 

Di Bulan Struktur dan susunan lapisan tanah permukaannya berbeda dengan di Bumi. Dan perbedaan ini menjadi bahan dasar penelitian.

Untuk mengoperasikan Chang'e-4 di permukaan bulan, ada sebuah satellite relay Queqiao di orbit bulan. Lewat Queqiao imilah CSNA mengendalikan Chang e 4. Orbit stabil geostastioner Queqiao ini ada di titik stabil Lagrange yang berjarak kurang 310,685 miles (atau 500,000 kilometers) dari Bumi.  

Kepala Disainer satelit Zhang Lihua, mengatakan Queqiao didisain untuk beroperasi untuk 10 tahun. Queqiao.akan dioperasikan selama mungkin. komunikasi untuk probe di bulan akan menggunakan Queqiao.

Ye Peijian dari Chinese Academy of Sciences adalah seorang peneliti dan ekspert senior ruang angkasa, menyatakan bahwa Queqiau bisa digunakan oleh negara lain jika mereka menginginkan, selama life time dari satelit. China merencanakan meluncurkan kembali Chang'e-5 yang akan menyusul Chang'e-4. 

Misi baru direncanakan diluncurkan di tahun ini. Misi ini akan meluncurkan lander dan rover baru. Dan misi akan membawa sampel dari Bulan kembali ke Bumi. Satu tahun terakhir banyak negara mulai menjelajah ruang angkasa. Selain Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Rusia, Negara baru India, China, Israel, dan Jepang memulai perlombaan penguasaan ruang angkasa. Tahun 2019 yang lalu saja ada tiga negara yang tercatat mulai menjejakkan kaki di Bulan, mulai dari China, India, dan Israel (VIJ)

Ian Supriatna : Hanya Mencatat Data Apa Adanya

Bandung, Online Polkrim, Informatika NewsLine
Bagi Ian Supriatna tugas mencatat data dalam sensus ekonomi kali ini harus dilakukan dengan lebih teliti. Ditemui oleh Polkrim sedang bersantai di sebuah ruko di sekitar kecamatan Buah Batu, Bandung (26/5/2016) Ian tanpa sungkan menceritakan suka dukanya menjadi petugas sensus.  ” Data yang diberikan oleh responden sensus ekonomi cukup beragam. Berbagai data diberikan oleh mereka yang disensus. Ada data yang sangat detil yang diberikan. Ada juga yang diberikan datanya sambil lalu, sekedarnya saja, tidak serius sama sekali ” kata Ian. Ian mengatakan bahwa sangat sulit membedakan data valid atau data bohong-bohongan yang diberikan oleh responden yang didata.  ” Hampir tidak mungkin bisa membedakan data mana yang jujur diberikan oleh responden dan data mana yang bohongan…Kita hanya diminta bertugas untuk mencatat data saja. Kita tidak dalam tugas untuk verifikasi atau pun menguji kebenaran data yang kita dapatkan di lapangan. Kita catat saja semua. Mencatat apa yang dikatakan apa adanya."

"Bagaimana caranya menentukan bahwa yang disampaikan oleh responden itu benar atau bohong... Tidak ada metode yang menjadi staandar tugas yang bisa membedakan informasi data yang disampaikan responden valid atau bohongan” 

" Kita hanya mencatat saja data apa adanya..."

Ian menceritakan bahwa di lapangan ada juga kasus petugas dari Biro Pusat Statistik (BPS) palsu yang mengaku sebagai petugas sensus dari BPS Kota Bandung. 

” Mereka ini mengaku petugas dan menggunakan seragam dan atribut sama dengan petugas asli… akan tetapi belakangan saat responden lengah mereka mencuri dan menguras harta responden yang diwawancarai tanpa mereka sadari…” kata Ian.

Membuat tiruan baju dan atribut petugas sensus tidak sulit. Seragam, tipe dan bentuknya cukup mudah di buat, apalagi di Kota Bandung. Kasus petugas palsu ini terjadi di RW 08 di sekitar daerah MTC (Metro Trade Centre) Bandung. Kejadian berkeliarannya petugas BPS palsu ini sempat membuat petugas sensus ekonomi yang asli kesulitan masuk ke rumah warga.

” Beberapa petugas sempat ditolak masuk, gara gara trauma dengan petugas palsu tersebut…. ”

Ian mengatakan seluruh data akan dikumpulkan pada hari Sabtu (28/5/2016) di masing masing kelurahan. Dan pada akhir Mei (tanggal 31/5/2016), seluruh petugas sensus akan mengakhiri kontrak kerja 1 bulan dengan BPS (Polkrim, 27 Mei 2016) (VIJAY).


 Indeks Berita
Parade Foto Informatika


Kamis, 09 Januari 2020

(cc) Studi Al Qur'an (cc)

Tarikh Al-quran karya Muhammad Hadi Ma’rifat. Didalamnya jelas tertulis, Dinukil dari Ibnu Abbas bahwa semua ayat Al-Quran berjumlah 6600 ayat. Semua hurufnya berjumlah 320.671. Ada yang berpendapat bahwa kalimat alquran berjumlah 77.277, sebagian lain berpendapat 77.934, pendapat lain lagi adalah 77.434 kalimat. Menurut Kufiyyin, riwayat yang paling sahih dan pasti tentang jumlah ayat Al-Quran adalah 6236 ayat. Riwayat ini dinukil dari Ali bin Abi Thalib. Dan saat itu pula saya mendapatkan satu pemahaman bahwa jumlah ayat dalam Al-Quran adalah 6236 ayat.
bb

Untuk menjawab pertanyaan ini, kiranya dapat dimulai dari komentar salah seorang pakar ulumul-Qur’an awal, as-Suyuti (w. 911 H/1505 M) dalam karya monumentalnya al-Itqan fi Ulumil-Qur’an mengutip pendapat Abu Amr ad-Dani (w. 444 H/1052 M), para sarjana Al-Qur’an menyepakati (ajma’u) bahwa jumlah ayat Al-Qur’an adalah 6000 ayat, para ulama berbeda pendapat terkait lebihannya.[1] Pendapat ini juga dikuatkan oleh Ibnu Katsir.[2] Mengapa demikian? Menurut az-Zarkasyi (w. 794 H/1391 M) karena Nabi Muhammad SAW terkadang berhenti pada akhir ayat karena waqaf, namun keesokan harinya Nabi tidak lagi berhenti (waqaf) pada tempat semula, bahkan menyempurnakan bacaannya, sehingga para sahabat yang mendengarnya menyangka berhentinya Nabi tersebut karena faktor akhir ayat (fasilah).[3]

سبب اختلاف السبب في عدد الآي أن النبي صلى الله عليه وسلمكان يقف على رؤوس الآي للتوقيف فغذا علم محلها وصل للتمام فيحسب السامع حينئذ أنها ليست فاصلة

Dalam studi ulumul-Qur’an yang membahas disiplin ini lebih lanjut didapati beberapa riwayat yang menginformasikan tentang pembahasan terkait. Kajian yang secara khusus membahas hal ini setidaknya dapat dibaca dalam kitab al-Bayan fi ‘Addi Ayil Qur’an karya Abu Amr ad-Dani (w. 444 H/1052 M), Nadzimatuz-Zahr karya as-Syatibi (w. 590 H/1194 M), al-Faraidul Hisan fi ‘Addi Ayil-Qur’an karya Abdul Fatah Abdul-Gani al-Qadhi (w. 1403 H/1982 M), dan al-Muharrar al-Wajiz fi ‘Addi Ayil Kitabil-Aziz karya Abdur-Razaq Ali Ibrahim Musa yang terinspirasi dari karya gurunya Muhammad al-Mutawalli (w. 1313 H/1895 M).

Abdur-Razaq Ali Ibrahim Musa dalam al-Muharrar al-Wajiz fi ‘Addi Ayil Kitabil-Aziz (h. 47) menginformasikan bahwa para ulama berbeda pendapat tentang jumlah ayat Al-Qur’an. Menurut pendapat terkuat kriteria dan jumlah pengelompokan ini terkait erat dengan enam copy naskah Usmaniyah yang didistribusikan ke beberapa garnisun wilayah Islam waktu itu (al-Amshar). Oleh karena itu, hitungan Madinah ada dua (Madani Awal dan Akhir), Mekah, Syam, Kufah, dan Basrah, demikian menurut ad-Dani. Sementara al-Ja’biri menambahkan satu lokasi lagi, yakni hitungan dari daerah Hims. Dari kronologi ini kemudian para ulama setelahnya menggenapkannya menjadi 7 riwayat yang memberikan keterangan tentang jumlah ayat dalam Al-Qur’an.[4]

Al-Madani (Madinah), hitungan jumlah ayat dalam kelompok ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu Madani Awal dan Madani Akhir.
Madani Awal disandarkan pada riwayat Abu Amr ad-Dani dengan jalur dari Imam Nafi dari riwayat Abu Ja’far bin Yazid al-Qa’qa’dari Imam Syaibah bin Naskah, seorang anak laki-laki dari mantan budaknya Ummu Salamah (istri Rasulullah), jumlahnya adalah 6217 ayat;
Madani Akhir disandarkan pada riwayat Abu Amr ad-Dani dengan jalur dari Imam Nafi dari riwayat Ismail bin Ja’far dari Sulaiman bin Jammaz dari Abu Ja’far dan Syaibah bin Nashah secara marfu dari keduanya, jumlah ayatnya adalah 6214 ayat;
Al-Makki (Mekah) disandarkan pada riwayat Abu Amr ad-Dani dengan jalur Abdullah bin Katsir al-Makki dari Mujahid bin Jubair dari Ibnu Abbas dari Ubay bin Ka’ab, 6219 dan 6210 ayat. Jumlah 6210 adalah pendapat Ubay bin Ka’ab sendiri, mayoritas orang-orang Mekah memakai hitungan 6219, demikian komentar ad-Dani.
As-Syami (Syria) disandarkan dari riwayat Abu Amr ad-Dani dengan jalur Yahya bin Harits ad-Dimari dari al-Akhfasy dari Ibnu Dzakwan dan al-Halwani dari Hisyam, Ibnu Dzakwan dan Hisyam dari Abu Ayyub bin Tamim al-Qari dari Abdullah bin Amir al-Yahshibi dari Abu Darda, jumlah ayatnya adalah 6226 ayat;
Al-Kufi (Kufah, Irak) disandarkan dari riwayat Abu Amr ad-Dani dengan jalur  Hamzah bin Hubaib bin Ziyat dari Ibnu Abu Laila dari Abu Abdirrahman bin Habib as-Sulami dari Ali bin Abi Talib, jumlah ayatnya adalah 6236 ayat;
Al-Bashri (Basrah, Irak) disandarkan dari riwayat Abu Amr ad-Dani dengan jalur ‘Ashim al-Jahdari dan Atha bin Yasar, jumlah ayatnya adalah 6204 ayat;
Al-Himsyi, menurut al-Mutawalli disandarkan dari riwayat Syuraikh bin Yazid al-Himsyi al-Hadrami. Sementara menurut Abdul Ali Mas’ul hitungan ini disandarakan kepada Khalid al-Ma’dan seorang tabi’in senior dari Syam. Meskipun terjadi perbedaan sumber, keduanya sepakat jumlah ayatnya adalah 6232 ayat.

ssss

Tabel Jumlah Ayat dan Rawinya

No

Jumlah Ayat

Kategorisasi

Rawi

1



6217

Madani Awal

Nafi dari riwayat Abu Ja’far bin Yazid al-Qa’qa’

6214

Madani Akhir

Nafi dari riwayat Ismail bin Ja’far

2

6219

Makki

Abdullah bin Katsir al-Makki dari Mujahid bin Jubair

3

6225

Syami

Abu Ayyub bin Tamim al-Qari dari Abdullah bin Amir al-Yahshibi

4

6236

Kufi

Hamzah bin Hubaib bin Ziyat dari Ibnu Abu Laila dari Abu Abdirrahman bin Habib as-Sulami

5

6205

Bashri

‘Ashim al-Jahdari dan Atha bin Yasar

6

6232

Himsy

Khalid al-Ma’dan

Dari beberapa riwayat di atas, yang sampai saat ini riil banyak dipakai dalam penerbitan Al-Qur’an ada dua. Mazhab al-Kuffiyun yang diriwayatkan Hamzah bin Hubaib bin Ziyat dari Ibnu Abu Laila dari Abu Abdirrahman bin Habib as-Sulami dari Ali bin Abi Talib dengan jumlah ayat 6236 ayat dan Madani Awal disandarkan pada riwayat Imam Nafi dari riwayat Abu Ja’far bin Yazid al-Qa’qa’, 6217 ayat. Bertolak dari keadaan sekarang yang hanya menyisakan dua mazhab dari tujuh riwayat, menurut ad-Dani pada masanya (setidaknya dalam kisaran abad ke-5 hijriah) kelima mazhab hitungan ayat di atas saat itu semuanya berlaku di kawasan bersangkutan.[1]

Dua mazhab ‘addul-ayi yang masih berkembang dapat dilihat sebagai berikut. Mazhab pertama dipakai oleh mayoritas negara-negara muslim termasuk Mushaf Madinah terbitan Mujamma’ Malik Fahd dan Mushaf Standar terbitan Indonesia. Mazhab kedua, setidaknya telah dipakai oleh Mushaf al-Jamahiriyah dengan riwayat Qalun ‘an Nafi yang diterbitkan oleh Libya. Selebihnya untuk masa sekarang tampaknya sudah tidak ada yang menerapkannya lagi, dan hanya terdokumentasi dalam literatur-literatur klasik ulumul-Qur’an, khususnya yang membahas addul-ayi.

Bagaimana dengan jumlah 6.666 ayat?

Menurut sebuah sumber, angka ini berasal dari keterangan Syekh Nawawi al-Bantani (w. 1316 H/1897 M) dalam kitabnya Nihayatuz-Zain fi Irsyadil-Mubtadiin.[2] Menurut al-Bantani, bilangan ayat Al-Qur’an itu 6666 ayat, yaitu 1000 ayat di dalamnya tentang perintah, 1000 ayat tentang larangan, 1000 ayat tentang janji, 1000 tentang ancaman, 1000 ayat tentang kisah-kisah dan kabar-kabar, 1000 ayat tentang ‘ibrah dan tamsil, 500 ayat tentang halal dan haram, 100 tentang nasikh dan mansukh, dan 66 ayat tentang du’a, istighfar dan dzikir.[3]

Sumber lain dengan jumlah yang sama tetapi dengan penjelasan berbeda adalah pandangan az-Zuhaily dalam at-Tafsir al-Munir fil-‘Aqidah wasy-Syari’ah wal-Manhaj,(2003, jilid 1/45), “membenarkan” jumlah ayat Al-Qur’an dalam (tariqah) hitungan al-Kufiyyun adalah 6236 ayat, namun demikian ia juga menyebutkan menurut (tariqah) hitungan yang lain berjumlah 6.666 ayat. Perhitungan ini sepertinya didasarkan pada kalkulasi pertimbangan isi keseluruhan ayat dalam Al-Qur’an. Dalam pandangan ini, ayat-ayat Al-Qur’an dapat diklasifikasi dan dijumlahkan sebagai berikut; al-amr (perintah) 1000 ayat, an-nahy (larangan) 1000 ayat, al-wa’d (janji) 1000 ayat, al-wa’id (ancaman) 1000 ayat, al-qasas wal-akhbar (kisah-kisah dan informasi) 1000 ayat, al-ibr wal-amtsal (pelajaran dan perumpamaan) 1000 ayat, al-haram wal halal (halal dan haram) 500 ayat, ad-du’a (doa) 100 ayat, dan an-nasikh wal-mansukh 66 ayat.[4]

Dari beberapa informasi dan telaahan di atas, dapat disimpulkan sementara terkait jumlah bilangan ayat dalam Al-Qur’an. Pertama, jumlah 6.666 adalah jumlah hitungan ayat Al-Qur’an berdasarkan kandungan isi ayat dari sebagian ulama, bukan hitungan dalam pengertian menghitung satu per satu ayat dalam perspektif ilmu addul-ayi. Kedua, jumlah 6.236 bukanlah jumlah satu-satunya ayat Al-Qur’an yang “paling benar”, namun hal itu adalah pilihan riwayat.

Sebab jumlah hitungan ini sangat terkait erat dengan periwayatan dan qira’ah. Seperti yang terjadi di Mushaf al-Jamahiriyah Libya yang lebih memilih menggunakan qira’ah Qalun dari Imam Nafi dengan hitungan ayat Madani awal (6217 ayat).

Dengan demikian, terkait kepastian jumlah ayat-ayat dalam Al-Qur’an tidak ada yang “paling benar” dan “paling salah”. Selama hal itu argumentatif dan didasarkan pada periwayatan dan pilihan yang bertanggung jawab, semua dapat dimungkinkan, meskipun tidak dapat disangkal sebuah pendapat barangkali “lemah” (marjuh) secara metodologis. Diskusi terkait khilafiyah jumlah ayat tidak selamanya harus bersepakat dalam kesamaan ataupun saling mencaci dalam ketidaktahuan! Wallahu a’lam.


[1] Al-Itqan, bab 1/19

[2] Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Azim, Bairut: Darul-Fikr, 1997, cet. Ke-1, h. 14.

[3] Az-Zarkasyi, al-Burhan fi Ulumil-Qur’an, al-Qahirah: Darul-Hadis, 2006, h. 176. Fasilah adalah akhir ayat, sama halnya qafiyah dalam sajak.

[4] Abdur-Razaq Ali Ibrahim Musa, al-Muharrar al-Wajiz fi ‘Addi Ayil Kitabil-Aziz, Riyad: Maktabah al-Ma’arif, 1988, h. 47-48.

[5] Ad-Dani tahqiq Ganim al-Hamd, al-Bayan fi ‘Addi Ayil-Qur’an, Kuwait: Markaz al-Maktutat al-Wtsaa’iq , 1994, h. 80
[6] http://kampoengsantri.wordpress.com/2012/08/10/berapakah-jumlah-ayat-dalam-al-quran-3/ di unduh tanggal 14 januari 2013.
[7] Abu Abdul Mu’ti Muhammad bin Umar bin Ali Nawawi al-Jawi, Nihayatuz-Zain fi Irsyadil Mutbadi’in, Jakarta: al-Haramain, 2005, cet. ke-1, h. 34.
[8] Az-Zuhaili, at-Tafsir al-Munir fil-‘Aqidah was-Syari’ah wal-Manhaj. Bairut: Darul-Fikr, 2003, jilid 1, h. 45.

bbb


Ulama Kufah berpendapat bahwa jumlah ayat dalam al quran sebanyak 6236 ayat. Ulama Mekah menyatakan jumlah ayat dalam alquran sebanyak 6220 ayat. Ulama syria menyatakan jumlah ayat dalam al quran adalah 6226 ayat. Ulama Madinah jumlah ayat dalam alquran adalah 6217 ayat.

jjjj

Pertama, berbeda dalam menetapkan potongan. Dalam satu kalimat adakalanya dinyatakan sebagai satu ayat, adakalanya sebagai dua ayat.

Kedua, berbeda dalam penetapan bacaan basmalah, ada yang menyatakan bahwa basmalah merupakan ayat dari setiap surat kecuali at taubah dan al fatihah, adakalanya tidak demikian, karena basmalah hanya sebagai penghubung antara surat, kecuali surat al fatihah.

Bila dilakukan penghitungan ayat dalam al quran, maka kita dapatin jumlah ayat 6.236 ayat. Bila ditambah dengan basmalah seluruh surat kecuali alfatihah dan attaubah menjadi 6.236+112 = 6.348 ayat. Maka akan ditemukan 6666-6348=430 ayat.

hhh

Jumlah Ayat dalam al-Quran
Pertanyaan:

Saya mndengar, jumlah ayat dalam al-Quran ada 6666 ayat. Apa itu benar? berapa jumlah ayat pastinya?

Trim’s

Jawaban:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Ulama berbeda pendapat tentang jumlah ayat al-Quran. Ibnu Katsir menyebutkan beberapa pendapat, dan beliau tegaskan bahwa jumlah ayat al-Quran tidak kurang dari 6000 ayat. Sementara lebihnya, diperselisihkan.

Beliau mengatakan,

فأما عدد آيات القرآن فستة آلاف آية، ثم اختلف فيما زاد على ذلك على أقوال، فمنهم من لم يزد على ذلك، ومنهم من قال: ومائتا آية وأربع آيات، وقيل: وأربع عشرة آية، وقيل: ومائتان وتسع عشرة، وقيل: ومائتان وخمس وعشرون آية، وست وعشرون آية، وقيل: ومائتا آية، وست وثلاثون آية. حكى ذلك أبو عمرو الداني في كتاب البيان

Tentang jumlah ayat al-Quran ada 6000 ayat. Kemudian ulama berbeda pendapat yang lebih dari angka itu. Diantara mereka berpendapat, tidak lebih dari 6 ribu ayat. Ada yang mengatakan, 6204 ayat. Ada yang mengatakan, 6014 ayat. Ada juga yang mengatakan, 6219 ayat. Ada yang mengatakan, 6225 atau 6226 ayat. Dan ada yang mengatakan, 6236 ayat. Pendapat terakhir ini disampaikan oleh Abu Amr ad-Dani dalam kitab al-Bayan. (Tafsir Ibn Katsir, 1/98).

Ada beberapa catatan terkait keterangan yang disampaikan al-Hafidz Ibnu Katsir di atas,

Pertama, Sikap yang tepat mengenai jumlah ayat adalah tidak menegaskan dengan bilangan angka tertentu.

Kedua, perbedaan jumlah ayat di atas, sama sekali bukan karena perbedaan al-Quran yang mereka miliki. al-Quran mereka sama. Persis seperti Mushaf al-Imam yang diterbitkan di zaman Khalilfah Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu. Karena mengingkari satu huruf dalam al-Quran, sama dengan mengingkari seluruh isi al-Quran. Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

مَنْ كَفَرَ بِحَرْفٍ مِنَ الْقُرْآنِ ، أَوْ بِآيَةٍ مِنْهُ ، فَقَدْ كَفَرَ بِهِ كُلِّهِ

”Barangsiapa yang kufur terhadap satu huruf al-Quran atau salah satu ayat al-Quran berarti dia telah kufur terhadap seluruh isi al-Quran.” (Tafsir at-Thabari, 1/55).

Lalu mengapa jumlah ayatnya beda, jika al-Quran yang mereka miliki sama?

Perbedaan pendapat mengenai jumlah ayat al-Quran itu diantaranya karena,

Perbedaan mereka dalam menentukan titik-titik ayat dalam al-Quran. Terkadang ada dua ayat dalam mushaf kita, yang menurut ulama tertentu, dua ayat itu dihitung satu ayat. Terkadang ada satu ayat panjang, oleh ulama A masih dianggap satu ayat, sementara oleh ulama B dianggap dua ayat. Dan demikian seterusnya, sehingga jumlah ayat al-Quran menurut berbeda-beda sesuai dengan ijtihad mereka.
Perbedaan dalam menentukan status basmalah. Sebagian ulama menyebut basmalah di setiap awal surat sebagai ayat pertama. Sementara ulama lainnya menyatakan itu bukan ayat pertama dalam surat tersebut.
Allahu a’lam

Catatan Tambahan

Sebagai catatan tambahan, al-Hafidz Ibnu Katsir setelah menyebutkan perbedaan pendapat jumlah ayat dalam al-Quran, beliau juga menyebutkan beberapa keterangan tabiin tentang jumlah kata, dan hurufnya.

وأما كلماته، فقال الفضل بن شاذان، عن عطاءِ بن يسار: سبع وسبعون ألف كلمة وأربعمائة وتسع وثلاثون كلمة. وأما حروفُه، فقال عبد الله بن كثير، عن مجاهد: هذا ما أحصينا من القرآن وهو ثلاثُمائِة ألفِ حرف وواحدٌ وعشرون ألفَ حَرْفٍ ومائَةٌ وثمانونَ حرفًا.

“Mengenai jumlah kata dalam al-Quran, Fadhl bin Syadan meriwayatkan dari Atha’ bin Yasar, yang mengatakan, Jumlah huruf ada 77439 kata. Sedangkan jumlah hurufnya, diriwayatkan oleh Abdullah bin Katsir, dari Mujahid, beliau mengatakan, “Berikut yang kami hitung dari al-Quran, jumlah hurufnya ada 321.180 huruf.” (Tafsir Ibn Katsir, 1/98).

Allahu a’lam



Read more https://konsultasisyariah.com/20876-berapa-jumlah-ayat-al-quran.html

vvvv


Al-Qur'an atau Qur'an (bahasa Arab: القرآن, translit. al-Qurʾān, har. 'bacaan'‎; /kɔːrˈɑːn/[a] kor-ahn), atau Alquran dan Quran dalam bentuk baku Ejaan bahasa Indonesia, adalah sebuah kitab suci utama dalam agama Islam, yang umat Muslim percaya bahwa kitab ini diturunkan oleh Tuhan, (bahasa Arab: الله‎, yakni Allah) kepada Nabi Muhammad.[5] Kitab ini terbagi ke dalam beberapa surah (bab) dan setiap surahnya terbagi ke dalam beberapa ayat.

Umat Muslim percaya bahwa Al-Qur'an difirmankan langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril,[6][7] berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari atau rata-rata selama 23 tahun, dimulai sejak tanggal 17 Ramadan,[8] saat Nabi Muhammad berumur 40 tahun hingga wafat pada tahun 632.[5][9][10] Umat Muslim menghormati Al-Qur'an sebagai sebuah mukjizat terbesar Nabi Muhammad, sebagai salah satu tanda dari kenabian,[11] dan merupakan puncak dari seluruh pesan suci (wahyu) yang diturunkan oleh Allah sejak Nabi Adam dan diakhiri dengan Nabi Muhammad.[b] Kata "Quran" disebutkan sebanyak 70 kali di dalam Al-Qur'an itu sendiri.[12]



Kiri: Al-Qur’an abad ke-11 Afrika Utara di British Museum. Kanan: Al-Qur’an − di Mashhad, Iran – ditulis oleh Ali bin Abi Thalib.
Menurut ahli sejarah beberapa sahabat Nabi Muhammad memiliki tanggung jawab menuliskan kembali wahyu Allah berdasarkan apa yang telah para sahabat hafalkan.[13] Setelah Nabi Muhammad wafat, para sahabat segera menyusun dan menuliskan kembali hafalan wahyu mereka. Penyusunan kembali Al-Qur'an ini diprakarsai oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq atas usulan dari Umar bin Khattab dengan persetujuan para sahabat senior.

Al-Qur’an menjelaskan sendiri bahwa isi dari Al-Qur’an adalah sebuah petunjuk. Terkadang juga dapat berisi cerita mengenai kisah bersejarah, dan menekankan pentingnya moral.[14][15] Al-Qur’an digunakan bersama dengan hadis untuk menentukan hukum syari'ah.[16] Saat melaksanakan Salat, Al-Qur’an dibaca hanya dalam bahasa Arab.[17] Beberapa pakar Barat mengapresiasi Al-Qur’an sebagai sebuah karya sastra bahasa Arab terbaik di dunia.[18][19]

Seseorang yang menghafal isi Al-Qur'an disebut Al Hafidz. Beberapa umat Muslim membacakan Al-Qur’an dengan bernada, dan peraturan, yang disebut tajwid. Saat bulan suci Ramadan, biasanya umat Muslim melengkapi hafalan Dan membaca Al-Qur’an mereka setelah melaksanakan shalat tarawih. Untuk memahami makna dari al quran, umat Muslim menggunakan rujukan yang disebut tafsir.[20]


hhhh


Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin menjelaskan bahwa Alquran adalah bentuk kata benda infinitif (mashdar) dari kata qara`a (قرأ) yang bermakna membaca atau mengumpulkan.[c] Jika Alquran berasal dari kata qara`a yang bermakna membaca, maka Alquran berarti sesuatu yang dibaca, sedangkan jika berasal dari kata qara`a yang bermakna mengumpulkan, maka Alquran berarti sesuatu yang mengumpulkan, karena Alquran itu berisi kumpulan kisah-kisah dan hukum.[21]

Al-Qur'an menjelaskan bahwa kitab ini adalah sebuah "pembeda" (al-furqān), "buku ibu" (umm al-kitāb), "petunjuk" (huda), "kebijaksanaan" (hikmah), "pengingat" (Dzikr) dan "wahyu" (tanzīl; sesuatu yang diturunkan, menandakan sebuah objek yang diturunkan dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah).[22] Istilah lainnya yakni al-kitāb (Buku), yang juga digunakan dalam bahasa Arab untuk skriptur lain, seperti Taurat dan Injil, Kata sifat "Quran" memiliki transliterasi yang beragam, termasuk "quranic", "koranic", dan "qur'anic", atau dikapitasisasikan menjadi "Qur'anic", "Koranic", dan "Quranic". Istilah lain dari Al-Qur'an adalah mushaf ('karya tulisan'). Transliterasi "Quran" lainnya termasuk "al-Coran", "Coran", "Kuran", dan "al-Qurʼan".[23]

Konsep pemakaian kata-kata tersebut dapat juga dijumpai pada salah satu surah Al-Qur'an sendiri yakni pada Surah Al-Qiyamah ayat 17 dan 18 yang artinya:

"Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur'an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaannya". (Al-Qiyāmah 75:17-18)[24]


Terminologi[sunting | sunting sumber]
Alquran adalah firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad yang dapat menjadi sarana ibadah dengan membacanya.[25]

Allah telah berfirman tentang berbagai definisi Al-Qur'an,[d] serta terdapat penegasan bahwa tiada yang mengingkari Al-Qur'an selain golongan yang celaka.[26]

Mayoritas ahli tafsir sepakat bahwa wahyu pertama yang diterima oleh nabi Muhammad adalah surah Al-'Alaq ayat 1-5.[27] Walaupun hal demikian tidak tertulis secara langsung di Al-Qur'an.[28]

Para ahli tafsir memiliki definisi tersendiri tentang Al-Qur'an, semisal Dr. Subhi Saleh yang mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:

"Kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah".

Adapun Muhammad Ali Ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:

"Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. penutup para nabi dan rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surah Al-Fatihah dan ditutup dengan surah An-Nas"

Dengan definisi tersebut di atas, firman Allah yang diturunkan kepada nabi selain nabi Muhammad, tidak dinamakan Al-Qur'an, tetapi dinamakan sebagai hadis qudsi


Nama-nama lain[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Nama lain Al-Qur'an
Menurut sebagian ahli tafsir, terdapat banyak istilah dalam berbagai ayat Al-Qur'an yang dianggap merujuk sebagai nama lain Al-Qur'an.[22][29] Berikut merupakan nama-nama tersebut serta ayat yang mencantumkannya:

Al-Kitab (Buku)[30][31]
Al-Furqan (Pembeda benar salah)[32]
Adz-Dzikr (Pemberi peringatan)[33]
Al-Mau'idhah (Pelajaran/nasihat)[34]
Al-Hukm (Peraturan/hukum)[35]
Al-Hikmah (Kebijaksanaan)[36]
Asy-Syifa (Obat/penyembuh)[34][37]
Al-Huda (Petunjuk)[34][38][39][40]
At-Tanzil (Yang diturunkan)[41]
Ar-Rahmat (Karunia)[38]
Ar-Ruh (Ruh)[42]
Al-Bayan (Penerang)[43]
Al-Kalam (Ucapan/firman)[44]
Al-Busyra (Kabar gembira)[45]
An-Nur (Cahaya)[46]
Al-Basha'ir (Pedoman)[47]
Al-Balagh (Penyampaian/kabar)[48]
Al-Qaul (Perkataan/ucapan)[49]
Struktur


Struktur[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Surah, Makkiyah, dan Madaniyah
Al-Qur'an terdiri atas 114 surah, 30 juz dan 6236 ayat menurut riwayat Hafsh,[50] 6262 ayat menurut riwayat ad-Dur, atau 6214 ayat menurut riwayat Warsy.[51][52] Secara umum, Al-Qur'an terbagi menjadi 30 bagian yang dikenal dengan nama juz. Pembagian juz memudahkan mereka yang ingin menuntaskan pembacaan Al-Qur'an dalam kurun waktu 30 hari. Terdapat pembagian lain yang disebut manzil, yang membagi Al-Qur'an menjadi 7 bagian.

Surah[sunting | sunting sumber]
Question book-new.svg
Bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Materi yang tidak memiliki sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Tag ini diberikan tanggal Juni 2018
Setiap surah dalam Al-Qur'an terdiri atas sejumlah ayat, mulai dari surah-surah yang terdiri atas 3 ayat; yakni surah Al-Kautsar, An-Nasr dan Al-Asr, hingga surah yang mencapai 286 ayat; yakni surah Al-Baqarah. Surah-surah umumnya terbagi ke dalam subbagian pembahasan yang disebut ruku.'

Lafadz Bismillahirahmanirrahim (بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) merupakan ciri di hampir seluruh pembuka surah di Al-Qur'an selain Surah At-Taubah. Walaupun demikian, terdapat 114 lafadz Bismillahirahmanirrahim yang setara dengan jumlah 114 surah dalam Al-Quran, oleh sebab lafadz ini disebut dua kali dalam Surah An-Naml, yakni pada bagian pembuka surah serta pada ayat ke-30 yang berkaitan dengan sebuah surat dari raja Sulaiman kepada ratu Saba.

Makkiyah dan Madaniyah[sunting | sunting sumber]
Menurut tempat diturunkannya, surah-surah dapat dibagi atas golongan Makkiyah (surah Mekkah) dan golongan Madaniyah (surah Madinah).[53] Pembagian ini berdasarkan tempat dan waktu yang diperkirakan terjadi penurunan surah maupun ayat tertentu, di mana surah-surah yang turun sebelum Rasulullah S.A.W. hijrah ke Madinah digolongkan sebagai surah Makkiyah sementara surah-surah yang turun setelahnya tergolong sebagai surah Madaniyah.

Surah yang turun di Mekkah pada umumnya surah-surah dengan jumlah ayat yang sedikit, berisi prinsip-prinsip keimanan dan akhlaq, panggilannya ditujukan kepada manusia. Sedangkan surah-surah yang turun di Madinah pada umumnya memiliki jumlah ayat yang banyak, berisi peraturan-peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan Tuhan, ataupun seseorang dengan lainnya (syari'ah) maupun pembahasan-pembahasan lain. Pembagian berdasar fase sebelum dan sesudah hijrah ini dianggap lebih tepat, sebab terdapat surah Madaniyah yang turun di Mekkah.[54]

Penggolongan menurut jumlah ayat[sunting | sunting sumber]
Question book-new.svg
Bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Materi yang tidak memiliki sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Tag ini diberikan tanggal Juni 2018
Artikel utama: Pembagian Alquran menurut jumlah ayat
Dari segi jumlah ayat, surah-surah yang ada di dalam Al-Qur'an terbagi menjadi empat bagian:

Al-Sab' al-ṭiwāl (tujuh surah yang panjang), enam di antaranya surah Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisaa', Al-A'raaf, Al-An'aam, dan Al Maa-idah. Surah yang ketujuh adalah Surah Al-Anfal dan Surah At-Taubah sekaligus.
Al-Mi'ūn (seratus ayat lebih), seperti Syu'ara, Hud, Yusuf, Al-Mu'min, As-Saffat, Ta Ha, An-Nahl, Al-Anbiya, Al-Isra dan Al-Kahfi.
Al-Maṡānī (kurang sedikit dari seratus ayat), seperti Al-Anfaal, Al-Hijr. Maryam, Al-Waqi'ah, An-Naml, Az-Zukhruf, Al-Qasas, Shaad, Al-Mu'minun, Yasin dan sebagainya.
Al-Mufaṣṣal (surah-surah singkat), seperti Adh-Dhuha, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas dan sebagainya.

jjjjj


Al-Qur'an memberikan dorongan yang besar untuk mempelajari sejarah dengan secara adil, objektif dan tidak memihak.[55] Dengan demikian tradisi sains Islam sepenuhnya mengambil inspirasi dari Al-Qur'an, sehingga umat Muslim mampu membuat sistematika penulisan sejarah yang lebih mendekati landasan penanggalan astronomis.

Periode penurunan Al-Qur'an[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Periode penurunan Al-Qur'an
Artikel utama: Asbabun Nuzul
Al-Qur'an tidak turun secara sekaligus dalam satu waktu melainkan berangsur-angsur supaya meneguhkan diri Rasul.[56] Menurut sebagian ulama, ayat-ayat al-Qur'an turun secara berangsur-angsur dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari; dan ada pula sebagian ulama lain yang berpendapat bahwa Al-Qur'an diwahyukan secara bertahap dalam kurun waktu 23 tahun (dimulai pada 22 Desember 603 M).[57] Para ulama membagi masa turunnya ini dibagi menjadi dua periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah yang membentuk penggolongan surah Makkiyah dan surah Madaniyah. Periode Mekkah berlangsung selama 12 tahun masa kenabian Rasulullah S.A.W. dan surah-surah yang turun pada waktu ini tergolong surah Makkiyyah. Sementara periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan surah yang turun pada kurun waktu ini disebut surah Madaniyah. Ilmu Al-Qur'an yang membahas mengenai latar belakang maupun sebab suatu ayat atau beberapa ayat al-Qur'an diturunkan disebut Asbabun Nuzul.

Penulisan Al-Qur'an dan perkembangannya[sunting | sunting sumber]
Penulisan ayat-ayat al-Qur'an dilakukan serta diselesaikan pada masa nabi Muhammad yang merupakan seorang Arab,[58][59][60] Pertanggungjawaban isi Al-Qur'an berada pada Allah, sebab kemurnian dan keaslian Al-Qur'an dijamin oleh Allah.[61] Sementara itu sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa transformasi Al-Qur'an menjadi teks saat ini tidak diselesaikan pada zaman nabi Muhammad, melainkan proses penyusunan Al-Qur'an berlangsung dalam jangka waktu lama sejak masa Khulafaur Rasyidin hingga khalifah Utsman bin Affan.

Masa Nabi Muhammad[sunting | sunting sumber]
Menurut riwayat para ahli tafsir, ketika Nabi Muhammad masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menulis Al-Qur'an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab.[62] Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu diturunkan.

Masa Khulafaur Rasyidin[sunting | sunting sumber]
Pemerintahan Abu Bakar[sunting | sunting sumber]
Question book-new.svg
Bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Materi yang tidak memiliki sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Tag ini diberikan tanggal Juni 2018
Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal dengan nama perang Ridda) yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur'an dalam jumlah yang signifikan. Umar bin Khattab yang saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur'an yang saat itu tersebar di antara para sahabat. Abu Bakar lantas memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai koordinator pelaksanaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-Qur'an tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut berpindah kepada Umar sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya yakni Hafshah yang juga istri Nabi Muhammad.[butuh rujukan]

Pemerintahan Utsman bin Affan[sunting | sunting sumber]
Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin Affan, terdapat keragaman dalam cara pembacaan Al-Qur'an (qira'at) yang disebabkan oleh adanya perbedaan dialek (lahjah) antar suku yang berasal dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis penulisan yang baku. Standar tersebut, yang kemudian dikenal dengan istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga saat ini. Bersamaan dengan standardisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan standar yang dihasilkan diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar). Dengan proses ini Utsman berhasil mencegah bahaya laten terjadinya perselisihan di antara umat Islam pada masa depan dalam penulisan dan pembacaan Al-Qur'an.

Mengutip hadis riwayat Ibnu Abi Dawud dalam Al-Mashahif, dengan sanad yang shahih:

Suwaid bin Ghaflah berkata, "Ali mengatakan: Katakanlah segala yang baik tentang Utsman. Demi Allah, apa yang telah dilakukannya mengenai mushaf-mushaf Al-Qur'an sudah atas persetujuan kami. Utsman berkata, 'Bagaimana pendapatmu tentang isu qira'at ini? Saya mendapat berita bahwa sebagian mereka mengatakan bahwa qira'atnya lebih baik dari qira'at orang lain. Ini hampir menjadi suatu kekufuran'. Kami berkata, 'Bagaimana pendapatmu?' Ia menjawab, 'Aku berpendapat agar umat bersatu pada satu mushaf, sehingga tidak terjadi lagi perpecahan dan perselisihan.' Kami berkata, 'Pendapatmu sangat baik'."
Menurut Syaikh Manna' Al-Qaththan dalam Mahabits fi 'Ulum Al-Qur'an, keterangan ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Utsman telah disepakati oleh para sahabat. Demikianlah selanjutnya Utsman mengirim utusan kepada Hafsah untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Lalu Utsman memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraish, yaitu Abdullah bin Az-Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam. Ia memerintahkan mereka agar menyalin dan memperbanyak mushaf, dan jika ada perbedaan antara Zaid dengan ketiga orang Quraisy tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Al-Qur'an turun dalam dialek bahasa mereka. Namun terdapat keterangan bahwa dialek bahasa yang dipergunakan di Al-Qur'an merupakan dialek Arab murni.[63]

Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, Utsman mengirimkan tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah, dan Madinah (mushaf al-Imam).

kkkk


Upaya-upaya untuk mengetahui isi dan maksud Al-Qur'an telah menghasilkan proses penerjemahan (literal) dan penafsiran (lebih dalam, mengupas makna) dalam berbagai bahasa. Namun hasil usaha tersebut dianggap sebatas usaha manusia dan bukan usaha untuk menduplikasi ataupun mengganti teks yang asli dalam bahasa Arab, sebab teks yang asli memiliki ciri kebahasaan dan berbagai istilah khusus yang tidak ditemui dalam terjemahan bahasa lain.[64] Dengan demikian, kedudukan terjemahan dan tafsir yang dihasilkan tidaklah sama dengan Al-Qur'an itu sendiri.[65]

Terjemahan[sunting | sunting sumber]
Terjemahan Al-Qur'an adalah hasil usaha penerjemahan secara literal terhadap teks bahasa Arab Al-Qur'an tanpa disertai dengan usaha interpretasi lebih jauh. Al-Qur'an menggunakan suatu lafazh dengan berbagai gaya dan untuk suatu maksud yang bervariasi; kadang-kadang untuk arti hakiki, kadang-kadang pula untuk arti majazi (kiasan) atau arti dan maksud lainnya.

Terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia:

Al-Qur'an dan Terjemahannya, oleh Departemen Agama Republik Indonesia, ada dua edisi revisi, yaitu tahun 1989 dan 2002
Terjemah Al-Qur'an, oleh Prof. Mahmud Yunus
An-Nur, oleh Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash-Siddieqy
Al-Furqan, oleh A. Hassan guru Persatuan Islam
Al-Qur'anu'l-Karim Bacaan Mulia, oleh Hans Bague Jassin
Terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Inggris:

The Holy Qur'an: Text, Translation and Commentary, oleh Abdullah Yusuf Ali
The Meaning of the Holy Qur'an, oleh Marmaduke Pickthall
Terjemahan Al-Qur'an dalam berbagai bahasa daerah di Indonesia:

Al-Amin (bahasa Sunda)
Al-Ibriz (bahasa Jawa), oleh K. Bisyri Mustafa Rembang
Al-Qur'an dan Terjemahnya Bahasa Sasak (bahasa Sasak), oleh tim penerjemah dari IAIN Mataram[66]
Al-Qur'an Suci Basa Jawi (bahasa Jawa), oleh Prof. K.H.R. Muhammad Adnan
Qur'an bahasa Sunda oleh K.H. Qomaruddien
Qur'an Kejawen (bahasa Jawa), oleh Kemajuan Islam Jogyakarta
Qur'an Suadawiah (bahasa Sunda)
Terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Bugis (huruf lontara), oleh KH Abdul Muin Yusuf
Tafsir[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Tafsir Al-Qur'an
Upaya penafsiran Al-Qur'an telah berkembang sejak zaman hidupnya nabi Muhammad, saat itu para sahabat dapat menanyakan kepada sang Nabi jika memerlukan penjelasan atas ayat tertentu. Kemudian setelah wafatnya nabi Muhammad hingga saat ini, usaha menggali lebih dalam ayat-ayat Al-Qur'an terus berlanjut. Metodologi yang umum digunakan para mufassirin berupa metode analitik, tematik, hingga perbandingan antar ayat, dan dengan mengetahui asbabu nuzul nya al qur'an, itu adalah salah satu cara untuk menafsirkan al qur'an [67]. Corak penafsiran yang dihasilkan berupa tafsir bercorak sastra-bahasa, sastra-budaya, filsafat, teologis bahkan ilmiah. Akan tetapi, adanya berbagai ayat Al-Qur'an yang masih misterius bagi para ahli tafsir, membuktikan bahwa pengetahuan dan ilmu manusia yang terbatas tidak sanggup menandingi sebuah Kitab berasal dari Ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu.[68] Serta terdapat keterangan bahwa inti ajaran Al-Qur'an adalah bagian-bagian tersurat yang mudah dipahami (muhkamat), sedangkan bagian-bagian tersirat yang rumit (mutasyahabihat) berada dalam Ilmu Allah.[69]

jjjj

Adab terhadap Al-Qur'an[sunting | sunting sumber]
Ada dua pendapat mengenai hukum menyentuh Al-Qur'an terhadap seseorang yang sedang junub, perempuan haid dan nifas. Pendapat pertama mengatakan bahwa jika seseorang sedang mengalami kondisi tersebut tidak boleh menyentuh Al-Qur'an sebelum bersuci. Sedangkan pendapat kedua mengatakan boleh dan sah saja untuk menyentuh Al-Qur'an, karena tidak ada dalil yang menguatkannya.[70]

Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. (Al-Waqiah 56:77-79)
Pendapat pertama
Pendapat kelompok pertama meyakini seseorang diharuskan berwudhu sebelum menyentuh sebuah mushaf Al-Qur'an. Hal ini berdasarkan tradisi dan interpretasi secara literal dari surah Al Waaqi'ah di atas. Penghormatan terhadap teks tertulis Al-Qur'an adalah salah satu unsur penting kepercayaan bagi sebagian besar Muslim. Mereka memercayai bahwa penghinaan secara sengaja terhadap Al-Qur'an adalah sebuah bentuk penghinaan serius terhadap sesuatu yang suci. Berdasarkan hukum pada beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim, hukuman untuk hal ini dapat berupa penjara kurungan dalam waktu yang lama dan bahkan ada yang menerapkan hukuman mati.

Pendapat kedua
Pendapat kedua mengatakan bahwa yang dimaksud oleh surah Al Waaqi'ah di atas ialah: "Tidak ada yang dapat menyentuh Al-Qur'an yang ada di Lauhul Mahfudz sebagaimana ditegaskan oleh ayat yang sebelumnya (ayat 78) kecuali para Malaikat yang telah disucikan oleh Allah." Pendapat ini adalah tafsir dari Ibnu Abbas dan lain-lain sebagaimana telah diterangkan oleh Al-Hafidzh Ibnu Katsir di tafsirnya. Bukanlah yang dimaksud bahwa tidak boleh menyentuh atau memegang Al-Qur'an kecuali orang yang bersih dari hadats besar dan hadats kecil.

Pendapat kedua ini menyatakan bahwa jikalau memang benar demikian maksudnya tentang firman Allah di atas, maka artinya akan menjadi: Tidak ada yang menyentuh Al-Qur'an kecuali mereka yang suci (bersih), yakni dengan bentuk faa'il (subjek/pelaku) bukan maf'ul (objek). Kenyataannya Allah berfirman: "Tidak ada yang menyentuhnya (Al-Qur'an) kecuali mereka yang telah disucikan", yakni dengan bentuk maf'ul (objek) bukan sebagai faa'il (subjek).

"Tidak ada yang menyentuh Al-Qur'an kecuali orang yang suci."[71] Yang dimaksud oleh hadis di atas ialah: Tidak ada yang menyentuh Al-Qur'an kecuali orang mu'min, karena orang mu'min itu suci tidak najis sebagaimana sabda Nabi Muhammad. "Sesungguhnya orang mu'min itu tidak najis".[72]

Hubungan Al-Qur'an dengan kitab-kitab lain


Hubungan Al-Qur'an dengan kitab-kitab lain[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Hubungan Al-Qur'an dengan kitab lain
Berkaitan dengan adanya kitab-kitab yang dipercayai diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Muhammad S.A.W. yakni Shuhuf Ibrahim, Kitab Taurat, Zabur, maupun Injil, Di antara kitab-kitab suci tersebut, Allah secara khusus menyebut kedudukan "Al-Kitab yang diberikan kepada Musa" memiliki kaitan paling erat dengan Al-Qur'an.[73] Terdapat berbagai ayat di Al-Qur'an tentang penegasan kedudukan terhadap kitab-kitab tersebut. Berikut adalah beberapa pernyataan Al-Qur'an, mengenai hubungan Al-Qur'an dengan kitab-kitab tersebut:

Bahwasanya Al-Qur'an menuntut kepercayaan umat Islam terhadap kebenaran kitab-kitab tersebut.[74][75]
Bahwasanya Al-Qur'an diposisikan sebagai penggenapan dan batu ujian (verifikator) bagi kitab-kitab sebelumnya.[76]
Bahwasanya Al-Qur'an menjadi referensi untuk menghilangkan perselisihan pendapat antara umat-umat rasul yang berbeda.[77]
Bahwasanya Al-Qur'an meluruskan sejarah. Dalam Al-Qur'an terdapat riwayat-riwayat mengenai kaum dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai beberapa bagian mengenai kehidupan para rasul tersebut serta meluruskan beberapa aspek penting pada teks-teks lain di kalangan Bani Israil, Ahli Kitab, Yahudi dan Kristen.[78]
Bahwasanya Taurat, Injil beserta Al-Qur'an merupakan kesatuan utuh yang saling berkaitan dalam keimanan terhadap Kitab-Kitab Allah.[79]
Lihat pula[sunting | sunting sumber]
Kitab Allah
Nabi Islam
Majlis Tilawah Al-Qur'an Peringkat Antarabangsa
Catatan[sunting | sunting sumber]
^ Ragam pengucapan bahasa Inggris: /kəˈrɑːn/, /kəˈræn/, /kɔːrˈɑːn/, /kɔːrˈæn/, /koʊˈrɑːn/, /koʊˈræn/;[1] khusus dengan pengucapan quran /kʊrˈɑːn/, /kʊrˈæn/;[2] khusus Bahasa Inggris Britania /kɒrˈɑːn/.[3][4]
^ Ibrahim: 1, Ar-Ra'd: 1, Yunus: 108, Al-'Ankabut: 49
^ Suatu kata dalam bahasa Arab bisa memiliki lebih dari satu makna. Dalam kasus ini, قرأ (qara`a) memiliki makna جمع (jama'a, mengumpulkan) dan تلا (talâ, membaca). Dari kata قرأ diambil kata lain: القرية (al-qaryah), yang berarti desa karena di desa terkumpul keluarga-keluarga.
^ Surah Fussilat: 44, An-Nahl: 89, An-Nahl: 102, Maryam: 97, Yasin: 70, An-Naml: 76, Al-An'am: 70, Az-Zumar:55-59, Shaad: 29, Ibrahim: 52
Referensi[sunting | sunting sumber]
^ dictionary.reference.com: koran
^ dictionary.reference.com: quran
^ Cambridge dictionary: koran
^ Cambridge dictionary: quran
^ a b Nasr, Seyyed Hossein (2007). "Qurʼān". Encyclopædia Britannica Online. Diakses tanggal 2007-11-04.
^ Lambert, Gray (2013). The Leaders Are Coming!. WestBow Press. hlm. 287. ISBN 9781449760137.
^ Roy H. Williams; Michael R. Drew (2012). Pendulum: How Past Generations Shape Our Present and Predict Our Future. Vanguard Press. hlm. 143. ISBN 9781593157067.
^
Chronology of Prophetic Events, Fazlur Rehman Shaikh (2001) p. 50 Ta-Ha Publishers Ltd.
Quran 17:105
^ Living Religions: An Encyclopaedia of the World's Faiths, Mary Pat Fisher, 1997, page 338, I.B. Tauris Publishers.
^ Qur'an Al-Isra':106
^ Peters, F.E. (2003). The Words and Will of God. Princeton University Press. hlm. 12–13. ISBN 0-691-11461-7.
^ Brannon M. Wheeler (18 June 2002). Prophets in the Quran: An Introduction to the Quran and Muslim Exegesis. A&C Black. hlm. 2. ISBN 978-0-8264-4957-3.
^ Donner, Fred, "The historical context" in McAuliffe, J. D. (ed.), The Cambridge Companion to the Qur'ān (Cambridge University Press, 2006), p. 31–33.
^ Nasr (2003), p. 42[perlu rujukan lengkap]
^ Qur'an 2:67-76
^ Handbook of Islamic Marketing, Page 38, G. Rice – 2011
^ Literacy and Development: Ethnographic Perspectives – Page 193, Brian V Street – 2001
^ Alan Jones, The Koran, London 1994, ISBN 1-84212-609-1, opening page.
"Its outstanding literary merit should also be noted: it is by far, the finest work of Arabic prose in existence."

^ Arthur Arberry, The Koran Interpreted, London 1956, ISBN 0-684-82507-4, p. 191.
“It may be affirmed that within the literature of the Arabs, wide and fecund as it is both in poetry and in elevated prose, there is nothing to compare with it.”

^ Apocalypse And/or Metamorphosis – Page 81, Norman Oliver Brown – 1991
^ Al-Utsaimin 2001, hlm. 3
^ a b Abbas Jaffer; Masuma Jaffer (2009). Quranic Sciences. ICAS press. hlm. 11–15. ISBN 1-904063-30-6.
^ "Quran", "Koran". Oxford English Dictionary. Oxford University Press. 2nd ed. 1989.
^ 75:12
^ Al-Qaththan 2002, hlm. 16.
^ Surah Al-Baqarah: 99, Al-Ankabut: 47, Al-An'am: 26
^ Al-A'zami, M.M., (2005), Sejarah Teks Al-Qur'an dari Wahyu sampai Kompilasi, (terj.), Jakarta: Gema Insani Press, ISBN 979-561-937-3.
^ Surah Al-Qalam: 36-44, Al-Qalam: 57, Al-An'am: 148-149, Yunus: 35-36
^ Nasr, Seyyed Hossein (2007). "Qurʼān". Encyclopædia Britannica Online.
^ "Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa," (Al-Baqarah 2:2)
^ "Demi Kitab (Al-Qur'an) yang menjelaskan," (Ad-Dhukan 44:2)
^ "Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam," (Al-Furqan 25:1)
^ "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (Al-Hijr 15:9)
^ a b c "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Yunus 10:57)
^ "...dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al-Qur'an itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab, dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah." (Ar-Ra'd 13:37)
^ "Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu, dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah)." (Al-Isra 17:39)
^ "...dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (Al-Isra 17:82)
^ a b "...dan sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (An-Naml 27:77)
^ "...dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al-Qur'an), kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan." (Al-Jin 72:13)
^ "Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai." (At-Tawbah 9:33)
^ "...dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam," (Asy-Syuara 26:192)
^ "...dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami, dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (Asy-Syuraa 42:52)
^ "(Al-Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa." (Al-Imran 3:138)
^ "...dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui." (At-Tawbah 9:6)
^ "Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)"." (An-Nahl 16:102)
^ "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur'an)." (An-Nisa 4:174)
^ "Al-Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini." (Al-Jatsiyah 45:20)
^ "(Al-Qur'an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran." (Ibrahim 14:52)
^ "...dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini (Al-Qur'an) kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran." (Al-Qashash 28:51)
^ (Arab) Mushaf al-Madinah an-Nabawiyah (bi-Riwayah Hafsh). Madinah: Mujamma' al-Malik Fahd li-Thiba'ah al-Mushaf asy-Syarif. Halaman Ba'.
^ (Arab) Mushaf al-Madinah an-Nabawiyah bi-Riwayah ad-Durr 'an Abi Amr al-Bashri. Madinah: Mujamma' al-Malik Fahd li-Thiba'ah al-Mushaf asy-Syarif. Halaman Jim.
^ Jalaluddin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar As-Suyuthy (849-911 H), al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an an-Nau’ at-tasi’ ‘asyar ‘adad suwar wa ayat wa kalimat wa huruf Al-Qur’an.
^ A. Rippin, Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London, Vol. 45, No. 1. (1982), pp. 149-150.
^ Abu Ishaq Ibrahim bin Musa asy-Syatiby, Al-Muwafaqat, Kitab al-Ijtihad al-masalah ar-rabi’ah ‘asyarah tharf al-ijtihad al-khash bi al-’ulama wa al-’am bi al-mukallafin –at-Takallum ‘an ahwal at-Tasyri’ wa al-bad al-makkiy wa usul al-’amah-, Dar Ibnu Qayyim/ Dar Ibnu ‘Affan, 1424/ 2003
^ Rahman, A., (2007), Ensiklopediana Ilmu dalam Al-Quran: Rujukan Terlengkap Isyarat-Isyarat Ilmiah dalam Al-Quran, (terj.), Bandung: Penerbit Mizania, ISBN 979-8394-43-7
^ Surah Al-An'am: 89
^ Chronology of Prophetic Events, Fazlur Rehman Shaikh (2001) p. 50 Ta-Ha Publishers Ltd.
^ Surah Fussilat: 44
^ Surah Al-Hijr: 97, Luqman: 23, Muhammad: 2-3, Furqan: 30-31, Al-'Ankabut: 48-49, Al-A'raf: 2
^ Surah Al-Qiyamah: 16-19
^ Surah Ar-Ra'd: 19, Hud: 1, Al-Hijr: 1, Az-Zumar: 1, Ghaafir: 2, Al-Ahqaf: 2, Al-Hijr: 9
^ Tabatabai, Sayyid M. H. (1987). The Qur'an in Islam : its impact and influence on the life of muslims. Zahra Publ. ISBN 0710302665.
^ Surah An-Nahl: 103, Al-Qalam: 35-40
^ Leaman, Oliver (2006). The Qur'an: an Encyclopedia. New York, NY: Routledge. ISBN 0-415-32639-7.
^ Aslan, Reza (20 November 2008). "How To Read the Quran". Slate. Diakses tanggal 25 Februari 2017.
^ Haris, Tawalinuddin (2017). "Al-Qur'an dan Terjemahnya Bahasa Sasak: Beberapa Catatan". SUHUF Jurnal Pengkajian Al-Qur'an dan Budaya. 1. Jakarta: Lajnah Pentahihan Mushaf Al-Qur'an (10): 211–226. ISSN 1979-6544.
^ Ismail al-Faruqi dalam The Cultural Atlas of Islam (Atlas Budaya Islam) menjelaskan, "tidak mungkin seseorang bisa memahami ayat Alquran tanpa mengetahui sebab-sebab turunnya ayat Alquran, suatu hal yang mustahil untuk memahami suatu ayat tanpa mengetahui latar belakang dan konteks historis ayat tersebut, kapan turunnya, dan bagaimana keadaan waktu itu.”
^ Surah At-Talaq: 12, Ta Ha: 98, Al-An'am: 80
^ Surah Ali-Imran: 7, Al-Mudassir: 30-31
^ Almanhaj: Hukum menyentuh atau memegang Al-Qur'an bagi orang junub, wanita haid dan nifas (diakses pada 8 Juli 2010)
^ Shahih riwayat Daruquthni dari jalan Amr bin Hazm, dan dari jalan Hakim bin Hizaam diriwayatkan oleh Daruquthni, Hakim, Thabrani di kitabnya Mu'jam Kabir dan Mu'jam Ausath dan lain-lain, dan dari jalan Ibnu Umar diriwayatkan oleh Daruquthni dan lain-lain, dan dari jalan Utsman bin Abil Aash diriwayatkan oleh Thabrani di Mu'jam Kabir dan lain-lain. Irwaa-ul Ghalil no. 122 oleh Syaikhul Imam Al-Albani. Dia telah mentakhrij hadis di atas dan menyatakannya shahih.
^ Shahih riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah, Ahmad dan lain-lain dari jalan Abu Hurairah, ia berkata: "Rasulullah S.A.W. pernah menjumpaiku di salah satu jalan dari jalan-jalan yang ada di Madinah, sedangkan aku dalam keadaan junub, lalu aku menyingkir pergi dan segera aku mandi kemudian aku datang (menemui dia), lalu dia bersabda, "Kemana engkau tadi wahai Abu Hurairah?" Jawabku, "Aku tadi dalam keadaan junub, maka aku tidak suka duduk bersamamu dalam keadaan tidak bersih (suci)". Maka dia bersabda, "Subhanallah! Sesungguhnya orang mu'min itu tidak najis". (Dalam riwayat yang lain dia bersabda, "Sesungguhnya orang muslim itu tidak najis").
^ Surah Al-Ahqaf:12, Al-Ahqaf: 30, Al-An'aam: 91-92, Al-Qasas: 44-50
^ "...dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya Akhirat. (Surah Al-Baqarah 2:4)
^ Surah Al-An'aam: 157
^ "...dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, menggenapi apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu Dia beritahukan kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu," (Al-Mā'idah 5:48)
^ Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu menganggap baik perbuatan mereka sendiri, maka syaitan menjadi pemimpin mereka pada hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih, dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (An-Naĥl 16:63-64)
^ Surah Al-Imran: 65-67, Al-Baqarah: 113, Al-Baqarah: 140, Al-Furqan: 33, Al-Maidah: 15, An-Nahl: 64, Ar-Ra'd: 36, Al-Baqarah: 213, Asy-Syura: 10
^ Surah Al-Baqarah: 136, Ali-Imran: 84, Al-Mā'idah:43, Surah Al-Mā'idah:49, Al-Mā'idah:66, Al-Mā'idah:68, Saba: 31-32
Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]
Bahasa Indonesia[sunting | sunting sumber]
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur'an dan Terjemahannya.
Baidan, Nashruddin (2003). Perkembangan Tafsir Al-Qur'an di Indonesia. Solo: Tiga Serangkai. ISBN 9789796682133.
Baltaji, Muhammad (2005). Metodologi Ijtihad Umar bin Al Khatab. (terjemahan H. Masturi Irham, Lc). Jakarta: Khalifa. ISBN 979-99129-0-3.
Faridl, Miftah; Syihabudin, Agus (1989). Al-Qur'an, Sumber Hukum Islam yang Pertama. Bandung: Penerbit Pustaka. OCLC 65583166.
Ichwan, Muhammad Nor (2001). Memasuki Dunia Al-Qur'an. Semarang: Lubuk Raya.
Ilyas, Yunahar (1997). Feminisme dalam Kajian Tafsir Al-Qur'an Klasik dan Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Shihab, Muhammad Quraish (1993). Membumikan Al-Qur'an. Bandung: Mizan.
Wahid, Marzuki (2005). Studi Al-Qur'an Kontemporer: Perspektif Islam dan Barat. Bandung: Pustaka Setia.
Bahasa Asing[sunting | sunting sumber]
Al-Utsaimin, Muhammad bin Shalih (2001). Ushûl fî at-Tafsîr (dalam bahasa bahasa Arab). Al-Maktabah al-Islamiyyah. Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)
Hixon, Lex (2003). The heart of the Qurʼan : an introduction to Islamic spirituality (edisi ke-2.). Quest. ISBN 0835608220.
Hawting, G.R. (1993). Approaches to the Qur'ān (edisi ke-1. publ.). Routledge. ISBN 978-0-415-05755-4.
Rippin, Andrew (2006). The Blackwell companion to the Qur'an. Blackwell. ISBN 1-4051-1752-4.
Tabatabae, Sayyid Mohammad Hosayn (1988). The Qur'an in Islam: Its Impact and Influence on the Life of Muslims. Routledge. ISBN 978-0-7103-0266-3.
Neal Robinson, Discovering the Qur'an, Georgetown University Press, 2002. ISBN 978-1-58901-024-6
Sells, Michael, Approaching the Qur'ān: The Early Revelations, White Cloud Press, Book & CD edition (15 November 1999). ISBN 978-1-883991-26-5
Wild, Stefan (1996). The Quʼran as Text. Brill. ISBN 978-90-04-09300-3.
Bell, Richard; William Montgomery Watt (1970). Bell's introduction to the Qurʼān. Edinburgh University Press. ISBN 978-0-7486-0597-2.
Rahman, Fazlur (2009) [1989]. Major Themes of the Qur'an (edisi ke-Second). University Of Chicago Press. ISBN 978-0-226-70286-5.
Peters, F. E. (1991). "The Quest of the Historical Muhammad". International Journal of Middle East Studies.
Peters, Francis E. (2003). The Monotheists: Jews, Christians and Muslims in Conflict and Competition. Princeton University Press. ISBN 978-0-691-12373-8.
Nasr, Seyyed Hossein (2007). "Qurʾān". Encyclopædia Britannica Online.
Nasr, Seyyed Hossein (2003). Islam: Religion, History and Civilization. HarperSanFrancisco. ISBN 978-0-06-050714-5.
Kugle, Scott Alan (2006). Rebel Between Spirit And Law: Ahmad Zarruq, Sainthood, And Authority in Islam. Indiana University Press. ISBN 978-0-253-34711-4.
Esposito, John; Yvonne Yazbeck Haddad (2000). Muslims on the Americanization Path?. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-513526-8.
Corbin, Henry (1993) [1964 (in French)]. History of Islamic Philosophy, Translated by Liadain Sherrard, Philip Sherrard. London; Kegan Paul International in association with Islamic Publications for The Institute of Ismaili Studies. ISBN 978-0-7103-0416-2.
Rahman, Fazlur (2009) [1989]. Major Themes of the Qur'an (edisi ke-Second). University Of Chicago Press. ISBN 978-0-226-70286-5.
Allen, Roger (2000). An Introduction to Arabic literature. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-77657-8.
Tafsir:

Artikel utama: Daftar tafsir
Al-Tabari, Jāmiʻ al-bayān ʻan taʼwīl al-qurʼān, Cairo 1955–69, transl. J. Cooper (ed.), The Commentary on the Qurʼān, Oxford University Press, 1987. ISBN 978-0-19-920142-6
Tabatabae, Sayyid Mohammad Hosayn. Tafsir al-Mizan.
Pembelajaran:

Stowasser, Barbara Freyer. Women in the Qur'an, Traditions and Interpretation, Oxford University Press; Reprint edition (1 June 1996), ISBN 978-0-19-511148-4
Gibson, Dan (2011). Qur'anic Geography: A Survey and Evaluation of the Geographical References in the Qur'an with Suggested Solutions for Various Problems and Issues. Independent Scholars Press, Canada. ISBN 978-0-9733642-8-6.
McAuliffe, Jane Dammen (1991). Qurʼānic Christians : an analysis of classical and modern exegesis. New York: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-36470-6.
Siljander, Mark D.; Mann, John David (2008). A Deadly Misunderstanding: a Congressman's Quest to Bridge the Muslim-Christian Divide. New York: Harper One. ISBN 9780061438288.
Literatur kritik:

M. M. Al-Azami (2003). The History of The Qur'anic Text: From Revelation to Compilation: A Comparative Study with the Old and New Testaments (edisi ke-First). UK Islamic Academy. ISBN 1-872531-65-2.
Gunter Luling (2003). A challenge to Islam for reformation: the rediscovery and reliable reconstruction of a comprehensive pre-Islamic Christian hymnal hidden in the Koran under earliest Islamic reinterpretations. New Delhi: Motilal Banarsidass Publishers. (580 Seiten, lieferbar per Seepost). ISBN 978-81-208-1952-8.
Luxenberg, Christoph (2004). The Syro-Aramaic Reading of the Koran: a contribution to the decoding of the language of the Koran, Berlin, Verlag Hans Schiler, 1 May 2007. ISBN 978-3-89930-088-8.
Puin, Gerd R.. "Observations on Early Quran Manuscripts in Sana'a", in The Qurʾan as Text, ed. Stefan Wild, E. J. Brill 1996, pp. 107–111.
Wansbrough, John. Quranic Studies, Oxford University Press, 1977
Ibn Warraq (editor) (2013). Koranic Allusions: The Biblical, Qumranian, and Pre-Islamic Background to the Koran. Prometheus Books. hlm. 463. ISBN 978-1616147594.
Ensiklopedia:

Encyclopaedia of the Qur'an. Jane Dammen McAuliffe et al. (eds.) (edisi ke-First). Brill Academic Publishers. 2001–2006. ISBN 978-90-04-11465-4.
The Qur'an: An Encyclopedia. Oliver Leaman et al. (eds.) (edisi ke-First). Routledge. 2005. ISBN 978-0-415-77529-8.
The Integrated Encyclopedia of the Qur'an. Muzaffar Iqbal et al. (eds.) (edisi ke-First). Center for Islamic Sciences. January 2013. ISBN 978-1-926620-00-8.
Jurnal Akademik:

"Journal of Qur'anic Studies / Majallat al-dirāsāt al-Qurʹānīyah". School of Oriental and African Studies. ISSN 1465-3591.
"Journal of Qur'anic Research and Studies". Medina, Saudi Arabia: King Fahd Qur'an Printing Complex.


cc
 
10 January 2020. 06.08 AM