Senin, 01 Juni 2020

(cc) JEJAK PERJUANGAN SANG IMAM (cc)

JEJAK PERJUANGAN SANG IMAM : BERJUANG DARI BAWAH, MENOLAK LEGALISASI MIRAS, MEMBENTUK SEBUAH NEGARA BARU

Oleh : H.G.I. Wijaya

Iman Khomeini adalah salah satu pejuang Islam luar biasa, yang sukses dalam perjuangannya. Trah, keturunan Rasulullah , darah Nabi yang mengalir di tubuh Imam Khomeini tidak dia sia-siakan. 


News Informatika (22/02/15) Sebelum Revolusi besar yang berhasil dilakukan di negaranya, Iran. Imam Khomeini melakukan perjuangan dari dasar. Pilar-pilar negara Islam yang dibentuk oleh Imam Khomeini di Iran sudah dia mulai sejak dari awal perjuangannya.

Awal perjuangan Sang Imam adalah dengan menolak pembukaan toko minuman keras yang dilakukan oleh pemerintah Iran saat itu. Dan topik penolakan pembukaan minuman keras ini menjasi salah satu titik awal perjuangan Imam Khomeini.

Sebuah toko minuman keras di Kota Qum, Iran, diijinkan dibuka oleh pemerintah. Ijin legal toko minuman keras inipun secara resmi diberikan. Pembukaan toko minuman keras resmi ini ditentang keras oleh mahasiswa Islam di seluruh Iran. Dengan keberanian intelektualnya, Imam Khomeini mendukung gerakan mahasiswa ini. Perjuangan Imam Khomeini ini cukup berat, karena dia harus menghadapi rezim penguasa Iran pada saat itu, Syah Reza Pahlevi.

Kebijakan pembukaan toko minuman keras adalah sebuah kebijakan minor yang menjadi ciri dari negara-negara Barat, yang melegalkan distribusi minuman keras. Akan tetapi kebijakan minor ini berhadapan dengan salah satu prinsip terpenting dalam agama Islam. Prinsip yang menjadi agama mayoritas penduduk Islam. Dalam prinsip yang dikenal oleh Agama Islam, minuman keras adalah induk dari segala macam kejahatan.

Karena itu memerangi minuman keras adalah salah satu perjuangan penting yang dilakukan untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya berbagai kejahatan yang lain yang muncul dari minuman keras tersebut.

Perjuangan awal menolak legalisasi toko Miras di Iran inilah yang selanjutnya memberikan inspirasi perbaikan seluruh aspek dan prinsip kenegaraan yang ada di Iran.

Penolakan pembukaan toko minuman keras kecil ini gagal dilakukan oleh gerakan mahasiswa. Dan kegagalan ini mendorong Imam Khomeini melakukan studi serius tentang berbagai kesalahan fatal yang ada di dalam implementasi hukum dan kebijakan pemerintah.
Imam Khomeini menemukan bahwa hukum dasar negara, ternyata berbasis pada hukum-hukum dasar Eropa dan Amerika, yang jauh dari nilai-nilai dasar Islam.  Prinsip dasar hukum negara berbasis pada conduct law dari Belgia, dan beberapa prinsip hukum lainnya diambil alih dari Perancis dan juga hukum di Inggris.

Dasar hukum Eropa inilah yang menjadi dasar bagi munculnya kebijakan minor lehalisasi miras yang pada saat itu tersebar di kota-kota seluruh Iran. Imam Khomeini mengkritik wajah mendua hukum, yang membedakan antara minuman keras dan narkotika. Pemilik 10 gram narkotika saja bisa dijatuhi hukuman mati. Akan tetapi minuman keras yang memberikan efek yang setrupa, malah diijinkan diperjual belikan secara bebas.



First Published, 2 June 2020, 11.47 AM