Para peneliti dari Universitas Toho di Jepang menemukan sebuah mekanisme yang mengejutkan yang menerangkan mengapa virus Covid-19 bisa menyebar dengan sangat cepat.
Sampai dengan pertengahan April (11/4) jumlah manusia yang positif terjangkit virus ini telah mencapai lebih dari 1,6 juta orang, dengan jumlah korban meninggal lebih dari 100 ribu manusia.
Penelitian yang dilakukan oleh Toho University Jepang difokuskan kepada partikel microdropplet. Partikel ini memiliki besar 0,1 micrometer atau se persepuluh ribu milimeter. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa partikel microdopplet ternyata mampu bertahan jauh lebih lama dibandingkan yang dipercaya oleh ilmuan selama ini.

Penyebaran virus Covid 19 ini bukan dilakukan oleh air doplet yang biasa saja. Karena ternyata bahkan di sebuah ruangan tertutup, partikel microdoplet bisa bertahan bahkan lebih dari 20 menit. Dan sebaran partikel microcopplet tidak dibatasi oleh jarak. Ukurannya yang micro bahkan bisa menjangkau jarak lebih dari 10 meter.
Sebuah uji coba dilakukan di sebuah ruangan tertutup. Seorang yang bersin di pojok ruangan akan mengeluarkan material air dropplet ke udara. Partikel makro hanya bisa bertahan selama 1 menit dalam jarak jangkauan yang terbatas, kurang dari 2 meter (Ada beberapa studi yang menyatakan bahwa jarak jangkauan makro dopllet bisa mencapai 8 meter). Akan tetapi bersamaan dengan dikeluarkannya material air doplet ukuran makro, ternyata tubuh juga mengeluarkan partikel ukuran mikro (microdopplet) yang bahkan bisa menjangkau seluruh orang yang ada di dalam ruangan dalam jarak lebih jauh dari sosial dictancing yang selama ini diminta dilakukan di seluruh dunia.

Partikel air dopplet ukuran mikro ini mampu bertahan di dalam ruangan selama 20 menit, dan masih melayang-layang bebas di dalam ruangan selama 20 menit. Pada ilustrasi terlihat material micro berwarna merah yang bisa bertahan di ruangan selama 20 menit. Sementara material makro doplet hanya bertahan paling lama di udara sebelum akhirnya jatuh tertarik gravitasi bumi.
Pada saat melayang bebas, material microdopplet ini bisa dijadikan kendaraan oleh virus untuk memasuki tubuh inang baru, calon pasien tertular positif Covid-19. Tanpa material organik di udara bebas Virus akan dormant atau mati.akan tetapi dengan material organik yang menjadi tempat hidupnya Virus akan mampu bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.
Jika selama ini diserukan social distancing sejauh minimal 1 meter, maka dengan ditemukannya mekanisme microdopplet ini jarak menjadi tidak lagi relevan. Karena partikel microdoplet mampu menjangkau seluruh ruangan dan mampu bertahan lebih dari menit minimal.

Masasi Yamakawa, Associated Professor di Kyoto Institute Of Technology menyatakan, bahwa partikel microdoplet ini tidak akan jatuh ke bawah karena tarikan gravitasi bumi seperti saudaranya partikel makro dopplet. Karena ukurannya yang micro, maka partikel micro dopplet ini akan melayang-layang terus di dalam ruangan tertutup, tidak pernah jatuh ke bawah. Gaya gravitasi tidak berpengaruh pada partikel sangat kecil ini.
Sehingga sebuah ruangan yang berisi seorang positif Covid-19 yang mengeluarkan partikel micro ke udara bebas dalam ruangan, akan berpotensi menularkan kepada semua orang yang ada di dalam ruangan itu, sampai kapanpun selama partikel microdopplet tetap berada di dalam ruangan.
Mekanisme sebaran seperti ini yang menerangkan mengapa tenaga kesehatan di rumah sakit khusus positif Covid-19 masih terkena serangan Covid-19 meskipun mereka memakai APD (alat pelindung diri) yang maksimal. Karena mekanisme microdopplet ini tidak difahami sejak awal. Mekanisme mcrodoplet ini disebut oleh Kazuhiro Tateda sebagai micro infections mechenism. Kazuhori Tetada adalah Ketua JAID (Japanesse Ascociations Of Infectious Decease).
Konsekuensi Microdopplet : Penyebaran Tak Terhalangi Apapun, Gunakan Masker Dan KacaMata
Hasil penelitian ini membawa konsekuensi yang baru pada model penularan dari Covid-19. Kemungkinan microinfection ini memberikan pemahaman baru bagaimana virus Covid 19 ini menyebar dengan begitu cepat. Microdoplet yang menyebabkan microinfection ini menerangkan bagaimana percepatan perkembangan virus ini terus berlanjut. Tingkat perkembangan virus tidak juga berhenti selama beberapa bulan terakhir. Bahkan setelah lokasi awal di Wuhan mulai menunjukkan tanda-tanda teratasi, sebaran ke seluruh dunia justru semakin membesar.
Microdopplet juga menyebabkan penggunaan masker semata-mata menjadi kurang lengkap di daerah dengan kemungkinan serangan Covid 19 tinggi. Lokasi-lokasi rumah sakit dan tempat lokasi bekas positif Covid-19 berpotensi menyebarkan efek microdoplet dan microinfection ini. Virus Covid-19 memang tidak bisa bertahan hidup di udara bebas. Akan tetapi di material organik micro yang terlempar dari tubuh positif Covid-19, Virus bisa bertahan. Dan ini menjadi titik kritis dari penyebaran Covid-19. Karena material micro bisa masuk ke mata. Dan ini menjadi fatal. Karena tidak semua orang diminta menggunakan kacamata. Hidung dan mulut memang tertutup oleh masker. Akan tetapi microdoplet masih bisa menempel ke mata, dan serangan dilakukan dari mata yang terbuka.
Lokasi ruangan tertutup seperti ruangan kantor atau minimarket yang tertutup, atau ruangan tempat ATM menggunakan AC yang tertutup adalah lokasi-lokasi potensial menjadi penyebaran baru microinfection ini. Para pengguna mesin ATM yang masuk ke ruangan ATM akan potensial terkena virus di tangan, mulut, hidung, dan mata. Untuk tangan sudah ada solusi dengan mencuci tangan menggunakan hand sanitiser, Untuk hidung dan mulut dengan menggunakan masker. Akan tetapi menghadapi microdoplet, mata menjadi lokasi yang paling lemah dijadikan pintu masuk virus Covid-19.
Solusi sederhana sebenarnya bisa dilakukan mengatasi microdoplet ini. Para peneliti di Jepang mengatakan bahwa material microdoplet ini mengikuti aliran udara. Jika ada aliran udara keluar ruangan, maka otomatis material organik microdoplet yang kemungkinan berisi virus, bisa langsung terbawa keluar ruangan. Akan tetapi seberapa banyak yang memahami hal ini ? Apakah ribuan mesin ATM tertutup ruangan di Indonesia saat ini juga memiliki prosedur sirkulasi udara anti micro dopplet seperti ini. Berapa banyak kantor atau tempat kerja yang pernah membuka ruangannya untuk sirkulasi udara keluar ? Belum pernah ada standar dan prosedur anti microdopplet seperti ini. Butuh upaya keras untuk melakukan sosialisasi besar besaran, Sehingga prediksi korban 2,6 juta tewas di Indonesia tidak akan terrealisasi (VIJ)
Baca Juga : ITB, Brawijaya, dan Oxford University : Korban Tewas Indonesia akan mencapai 2,6 juta Orang
Sampai dengan pertengahan April (11/4) jumlah manusia yang positif terjangkit virus ini telah mencapai lebih dari 1,6 juta orang, dengan jumlah korban meninggal lebih dari 100 ribu manusia.
Penelitian yang dilakukan oleh Toho University Jepang difokuskan kepada partikel microdropplet. Partikel ini memiliki besar 0,1 micrometer atau se persepuluh ribu milimeter. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa partikel microdopplet ternyata mampu bertahan jauh lebih lama dibandingkan yang dipercaya oleh ilmuan selama ini.

Penyebaran virus Covid 19 ini bukan dilakukan oleh air doplet yang biasa saja. Karena ternyata bahkan di sebuah ruangan tertutup, partikel microdoplet bisa bertahan bahkan lebih dari 20 menit. Dan sebaran partikel microcopplet tidak dibatasi oleh jarak. Ukurannya yang micro bahkan bisa menjangkau jarak lebih dari 10 meter.
Sebuah uji coba dilakukan di sebuah ruangan tertutup. Seorang yang bersin di pojok ruangan akan mengeluarkan material air dropplet ke udara. Partikel makro hanya bisa bertahan selama 1 menit dalam jarak jangkauan yang terbatas, kurang dari 2 meter (Ada beberapa studi yang menyatakan bahwa jarak jangkauan makro dopllet bisa mencapai 8 meter). Akan tetapi bersamaan dengan dikeluarkannya material air doplet ukuran makro, ternyata tubuh juga mengeluarkan partikel ukuran mikro (microdopplet) yang bahkan bisa menjangkau seluruh orang yang ada di dalam ruangan dalam jarak lebih jauh dari sosial dictancing yang selama ini diminta dilakukan di seluruh dunia.

Partikel air dopplet ukuran mikro ini mampu bertahan di dalam ruangan selama 20 menit, dan masih melayang-layang bebas di dalam ruangan selama 20 menit. Pada ilustrasi terlihat material micro berwarna merah yang bisa bertahan di ruangan selama 20 menit. Sementara material makro doplet hanya bertahan paling lama di udara sebelum akhirnya jatuh tertarik gravitasi bumi.
Pada saat melayang bebas, material microdopplet ini bisa dijadikan kendaraan oleh virus untuk memasuki tubuh inang baru, calon pasien tertular positif Covid-19. Tanpa material organik di udara bebas Virus akan dormant atau mati.akan tetapi dengan material organik yang menjadi tempat hidupnya Virus akan mampu bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.
Jika selama ini diserukan social distancing sejauh minimal 1 meter, maka dengan ditemukannya mekanisme microdopplet ini jarak menjadi tidak lagi relevan. Karena partikel microdoplet mampu menjangkau seluruh ruangan dan mampu bertahan lebih dari menit minimal.

Masasi Yamakawa, Associated Professor di Kyoto Institute Of Technology menyatakan, bahwa partikel microdoplet ini tidak akan jatuh ke bawah karena tarikan gravitasi bumi seperti saudaranya partikel makro dopplet. Karena ukurannya yang micro, maka partikel micro dopplet ini akan melayang-layang terus di dalam ruangan tertutup, tidak pernah jatuh ke bawah. Gaya gravitasi tidak berpengaruh pada partikel sangat kecil ini.

Mekanisme sebaran seperti ini yang menerangkan mengapa tenaga kesehatan di rumah sakit khusus positif Covid-19 masih terkena serangan Covid-19 meskipun mereka memakai APD (alat pelindung diri) yang maksimal. Karena mekanisme microdopplet ini tidak difahami sejak awal. Mekanisme mcrodoplet ini disebut oleh Kazuhiro Tateda sebagai micro infections mechenism. Kazuhori Tetada adalah Ketua JAID (Japanesse Ascociations Of Infectious Decease).

Hasil penelitian ini membawa konsekuensi yang baru pada model penularan dari Covid-19. Kemungkinan microinfection ini memberikan pemahaman baru bagaimana virus Covid 19 ini menyebar dengan begitu cepat. Microdoplet yang menyebabkan microinfection ini menerangkan bagaimana percepatan perkembangan virus ini terus berlanjut. Tingkat perkembangan virus tidak juga berhenti selama beberapa bulan terakhir. Bahkan setelah lokasi awal di Wuhan mulai menunjukkan tanda-tanda teratasi, sebaran ke seluruh dunia justru semakin membesar.
Microdopplet juga menyebabkan penggunaan masker semata-mata menjadi kurang lengkap di daerah dengan kemungkinan serangan Covid 19 tinggi. Lokasi-lokasi rumah sakit dan tempat lokasi bekas positif Covid-19 berpotensi menyebarkan efek microdoplet dan microinfection ini. Virus Covid-19 memang tidak bisa bertahan hidup di udara bebas. Akan tetapi di material organik micro yang terlempar dari tubuh positif Covid-19, Virus bisa bertahan. Dan ini menjadi titik kritis dari penyebaran Covid-19. Karena material micro bisa masuk ke mata. Dan ini menjadi fatal. Karena tidak semua orang diminta menggunakan kacamata. Hidung dan mulut memang tertutup oleh masker. Akan tetapi microdoplet masih bisa menempel ke mata, dan serangan dilakukan dari mata yang terbuka.
Lokasi ruangan tertutup seperti ruangan kantor atau minimarket yang tertutup, atau ruangan tempat ATM menggunakan AC yang tertutup adalah lokasi-lokasi potensial menjadi penyebaran baru microinfection ini. Para pengguna mesin ATM yang masuk ke ruangan ATM akan potensial terkena virus di tangan, mulut, hidung, dan mata. Untuk tangan sudah ada solusi dengan mencuci tangan menggunakan hand sanitiser, Untuk hidung dan mulut dengan menggunakan masker. Akan tetapi menghadapi microdoplet, mata menjadi lokasi yang paling lemah dijadikan pintu masuk virus Covid-19.
Solusi sederhana sebenarnya bisa dilakukan mengatasi microdoplet ini. Para peneliti di Jepang mengatakan bahwa material microdoplet ini mengikuti aliran udara. Jika ada aliran udara keluar ruangan, maka otomatis material organik microdoplet yang kemungkinan berisi virus, bisa langsung terbawa keluar ruangan. Akan tetapi seberapa banyak yang memahami hal ini ? Apakah ribuan mesin ATM tertutup ruangan di Indonesia saat ini juga memiliki prosedur sirkulasi udara anti micro dopplet seperti ini. Berapa banyak kantor atau tempat kerja yang pernah membuka ruangannya untuk sirkulasi udara keluar ? Belum pernah ada standar dan prosedur anti microdopplet seperti ini. Butuh upaya keras untuk melakukan sosialisasi besar besaran, Sehingga prediksi korban 2,6 juta tewas di Indonesia tidak akan terrealisasi (VIJ)
Baca Juga : ITB, Brawijaya, dan Oxford University : Korban Tewas Indonesia akan mencapai 2,6 juta Orang
Tahapan Serangan Sell Covid 19
Beginilah salah satu jenis skenario tahapan serangan yang dilakukan oleh badan protein berisi RNA/DNA Virus Covid 19 do dalam tubuh. Virus tidak mampu membuat protein. Yang dilakukan oleh Virus adalah merekayasasa nukleus sel yang diserang untuk membuat protein yang membantu proses replikasi dirinya, Sekali proses mempengaruhi nukleus berhasil, maka nukleus akan memerintahkan seluruh bagian sel tubuh untuk membentuk replika badan protein baru sesuai perintah virus.
Jutaan badan protein baru replikasi virus pun dibuat oleh nukleus. Akibatnya fatal, sel tubuh tempat memproduksi virus baru akan mati dengan cepat. Semua protein akan diserap dalam proses pembuatan badan protein baru. Dan jumlah virus pun berlipat jutaan kali dengan cepat. Sel Tubuh Inang akan mengalami kematian total. Fungsi-fungsi sel gagal beroperasi, semua protein dirampok oleh badan virus.

Akan tetapi yang terjadi seperti ini baru skenario 1 dari serangan virus yang terjadi dan coba difahami oleh ahli virus global. Skenario serangan lain coba difahami oleh para peneliti. Karena selain sel di paru paru yang diserang, sel-sel dalam usus juga bisa diserang oleh virus ini, menyebabkan terjadinya diare hebat. Sel di paru-paru yang dserang ini menyebabkan ruang di paru-paru dibanjiri air (pnemonia). Yang melakukan proses pembanjiran air paru-paru bukanlah virus, akan tetapi sistem kekebalan tubuh manusia sendiri.yang terinfeksi oleh virus
Jutaan badan protein baru replikasi virus pun dibuat oleh nukleus. Akibatnya fatal, sel tubuh tempat memproduksi virus baru akan mati dengan cepat. Semua protein akan diserap dalam proses pembuatan badan protein baru. Dan jumlah virus pun berlipat jutaan kali dengan cepat. Sel Tubuh Inang akan mengalami kematian total. Fungsi-fungsi sel gagal beroperasi, semua protein dirampok oleh badan virus.

Akan tetapi yang terjadi seperti ini baru skenario 1 dari serangan virus yang terjadi dan coba difahami oleh ahli virus global. Skenario serangan lain coba difahami oleh para peneliti. Karena selain sel di paru paru yang diserang, sel-sel dalam usus juga bisa diserang oleh virus ini, menyebabkan terjadinya diare hebat. Sel di paru-paru yang dserang ini menyebabkan ruang di paru-paru dibanjiri air (pnemonia). Yang melakukan proses pembanjiran air paru-paru bukanlah virus, akan tetapi sistem kekebalan tubuh manusia sendiri.yang terinfeksi oleh virus
Protein Spikes
Envelope Selubung Badan Protein Virus
Receptor di atas membran sel inang yang siap menerima protein untuk masuk ke dalam membran sel.
Receptor mengenali protein yang dibawa oleh virus sebagai protein biasa. Maka Receptor pun mengunci protein spikes virus untuk dibawa masuk menembus membran sel. Receptor membran sel induk berhasil ditipu oleh protein spikes, sehingga dengan leluasa badan protein virus ini
menembus membran sel tubuh
Badan protein virus perlahan di tarik masuk ke dalam membran sel
Virus ditarik masuk membran sel
Virus berhasil menembus membran sel
Sasaran Virus adalah mempengaruhi nukleus