Deputy PM Malaysia : Dato Seri Dr. Ahmad Zaid Zahidi
Bandung, Tabloid Informatika, (23/02/ 2017)
Dr. Ahmad Zaid Zahidi, Deputy Perdana Menteri Malaysia mengharapkan agar media dapat menjalankan fungsi pendidikan, dan menjadi alat untuk mengembangkan budaya.
" Media jangan sampai menjadi alat penghakiman dan menjadi alat kelompok ekstrim untuk menghantam kelompok yang lain. Media dan penyiaran harus mampu mengembangkan toleransi." kata Ahmad Zaid dalam rangkaian acara konferensi ke-5, media penyiaran negara-negara Islam (IBRAF) di Bandung (22/2/2017).
Dr. Ahmad Zaid menyoroti trend perkembangan media yang saat ini bergeser dari dominasi oleh mainstream media, yang selama ini tidak radikal dan ekstrim, berubah dan bergeser menuju media baru yang jauh lebih radikal dan ekstrim.
Kondisi ini menurut Dr. Zaid harus segera dirubah. Prinsip prinsip harmony perdamaian dan nilai-nilai toleransi yang dimiliki oleh Agama Islam harus kembali dijadikan pedoman oleh media dan penyiaran global.
Deputy Perdana Menteri Malaysia ini juga menyoroti kualitas jurnalis dalam mengelola media.
" Kredibilitas penulis menjadi penting dalam suasana keterbukaan media seperti saat ini. Semua orang dengan dukungan teknologi saat ini bisa menjadi penulis. Dan jika media tidak dikelola oleh mereka yang memiliki kredibilitas, maka berbagai kekacauan pemberitaan dan munculnya unsur ektrim dan radikal akan terus menerus muncul."
Menurut Zaid konsep dan arah dari media Harmony bukan untuk menjadi perpanjangan tangan dari pemerintahan, akan tetapi menjadi penegak kemanusiaan dan juga peradaban manusia (VIJAY)