Buku Terbaru : Gravitational Wave

Sebuah Pola Pikir Tentang Gelombang Gravitasi Yang Mengubah Cara Pandang Pembentukan Alam Semesta

Buku-Buku Terbitan Terbaru Dari Dian Press

Buku Teknik, Non Teknik, Politik, Kajian Ilmiah Populer

Berkendara Dengan Nyaman Di Mancanegara

Tips dan Trik Bagaimana menikmati berkendara di mancanegera. Seru, menikmati lingkungan yang baru dengan pengalaman yang baru, sambil berkendara

Cetakan Kedua : Mobil Untuk Transportasi Atau Bergaya

Memilih Mobil Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan efektivitas bertransportasi, akan tetapi juga memenuhi hajat untuk bergaya dan memposisikan kelas sosial pemiliknya. Bagaimana Tips dan Trik memilih Jenis Mobil yang memenuhi Kebutuhan ini.

Buku Laris : Mobil-Mobil Keluaran terbaru

Memuat Berbagai Trend Terkini Mobil Dengan keluaran Terbaru

Rabu, 08 April 2020

Peta Sebaran Daerah Berbahaya Covid-19 Jawa Timur


Bandung, Informatika Newsline (28/04)

Petas Sebaran InaRisk BNPB Untuk Provinsi Jawa Timur



Surabaya


Pintu Masuk Jawa Timur : Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Magetan, 


Pintu Masuk Jawa Timur : Madiun, Magetan, Nganjuk  





Jumlah Kematian Jawa Timur Tertinggi : Yogyakarta Berantakan 


Bandung, Informatika Newsline (28/04)
Keterbukaan informasi data dan kasus Covid 19 Jawa Timur memberikan perhitungan data yang mengejutkan. Setelah angka kematian relatif Provinsi Jawa Tengah sempat menduduki posisi tertinggi sedunia beberapa waktu yang lalu, sekarang (28/04) angka kematian relatif di Provinsi Jawa Timur menduduki posisi tertinggi di seluruh Indonesia meninggalkan Jawa Tengah.

Sebanyak 1,65 % lebih prosentase kematian relatif bisa dilihat dan dicurigai dari data kasus yang tercatat di team Gugus Pengendalian Covid-19 Provinsi Jawa Timur. Angka ini melebihi membawa konsekuensi korban meninggal sebanyak 361 orang. Jumlah kematian ini tertinggi dan mendekati Jakarta. Akan tetapi jumlah korban ini merupakan jumlah komulatif yang meninggal.

Secara real angka kematian positf Covid-19 di Jawa Timur adalah 88 orang yang meninggal, ditambah dengan kematian PDP dan ODP terdapat 361 kematian.  Data yang ditampilkan Jawa Timur jauh lebih cermat dibandingkan data tingkat Nasional, bahkan dibandingkan dengan data yang disajikan oleh WHO dan Data John Hopkins University. Kecermatan pemilahan data ini bisa menjadi model untuk memantau kasus terkait Covid-19.   

Tingginya tingkat kematian di Jawa Timur ini kemungkinan terkait dengan posisi Jawa Timur yang menjadi tempat kembali mereka yang mudik dan pulang kampung dalam beberapa waktu terakhir. Data yang disampaikan oleh Polda Jawa Timur menyebutkan sampai Minggu (26/04) lebih dari 1700 kendaraan yang ditolak masuk ke Jawa Timur. 


Terdapat delapan titik yang dijadikan lokasi filter kendaraan yang masuk Provinsi Jawa Timur antara lain perbatasan Tuban, Bojonegoro-Cepu, Ngawi-Mantingan-Sragen jalur biasa, Ngawi-Mantingan-Sragen jalur tol, Magetan-Larangan, Ponorogo-Wonogiri, Pacitan-Wonogiri, dan Pelabuhan Ketapang-Banyuwangi. Meskipun ribuan kendaraan telah berhasil ditolak masuk ke Jawa Timur, akan tetapi secara real terdapat kurang lebih 500 ribu orang yang telah memasuki Provinsi Jawa Timur, baik karena motif mudik ataupun pulang kampung. 

Di tingkat global prosentase angka meninggal di Belgia yang tercatat sebagai negara paling buruk angka prosentase kematiannya. Belgia mencatat 15, 37 % angka kematian. Dari prosentase ini secara real terdapat 7094 angka kematian mereka yang positif Covid-19 di Belgia. 

Belgia :  (15,3770 %) UP (27/04)

Progress Prosentase : (15,3770 %) UP (27/04), (14,3188 %) DOWN (22/04), (14,5762 %) UP (21/04), (14,2869 % ) UP (18/04), (12,7595 % ) UP (14/04), 11,3211 % (11/04)

46134/7094 (15,3770 %) UP (27/04), 41.889/5998 (14,3188 %) DOWN (22/04), 39.983 /5828 (14,5762 %) UP (21/04), 36.138 (10)/5163 (14,2869 % ) UP (18/04), 36.138 (10)/5163 (14,2869 % ) UP (18/04), 30.589 (9) positif, 3903 meninggal (12,7595 % ) UP (14/04), 26.667 (9) positif, 3019 meninggal (11,3211 % )


Data Prancis :  (14,0895 %) UP (27/04)

Progress Prosentase : (14,0895 %) UP (27/04), (12,9505 %) UP (21/04),  (12,6312 %) UP (19/04), (12,5267 %) DOWN (18/04), (12,7558 %) UP (16/04). (10,8553 %) up (14/04), 10,5806 % up (12/04), 10,4796 % down (11/04). 13,0826% up

162220 (4) /22.856 (14,0895 %) UP (27/04), 156480 (4) /20.265 (12,9505 %) UP (21/04), 149130 (4) /18681 (12,5267 %) DOWN (18/04), 134.582 (5) terinfeksi /17167 meninggal (12,7558 %) UP (16/04), 137.877 (4) positif, 14.967 meninggal (10,8553 %) up (14/04), 130.730 (4) positif, 13.832 meninggal (10,5806 % up), 125.931 (4) positif, 13.197 meninggal (10,4796 % down), 83080 positif, 10869 meninggal (13,0826% up), 83.031 (5), 6507     (7,8368 % up) 38.105, 2.314  ( 6,0832%) Jumlah Penduduk : 66.990.000 (Prosentase Positif : 0,124  %, ) 


Data Italia : (13,4888 %) UP (27/04)

Progress Prosentase : (13,4888 %) UP (27/04), (13,3059 %) UP (21/04), (13,2028 %) UP (19/04) (13,1906 %) UP (18/04), (13,1229 %) UP (17/04), (13,1059 %) UP (16/04), (12,8294  %) up naik (14/04), 12,7851  % up (12/04) , 12,7723  % up (11/04 ),  12,6730  % up

197.675 (3) /26.664 (13,4888 %) UP (27/04), 181.228 (3) /24.114 (13,3059 %) UP (21/04), 175.925(3) /23.227 (13,2028 %) UP (19/04), 172.434 (3) /22.745 (13,1906 %) UP (18/04), 168.941 (3) /22.170 (13,1229 %) UP (17/04), 165.155 positif/meninggal 21645 (13,1059 %) UP (16/04), 159.516 (3) positif, meninggal 20.465 (12,8294  %) up naik (14/04), 152.271 (3) positif, meninggal 19.468 (12,7851  % up naik ), 147.577 (3) positif, meninggal 18.849 (12,7723  % up naik ), 139.422 positif, meninggal 17.669 (12,6730  % up naik ), 135.586 positif, meninggal 17.127 (12,6318 % up naik ) 119.827 (3), 14.681 (12,2518 % up) 63.927 meninggal 6.077,  (9,506 %) 92.472 meninggal 10.023  (10,8390 %) : Jumlah Penduduk : 60.480.000 (Prosentase Positif : 0,1981 %, ) 




Jawa Timur (1,6548 %) (27/04) 
Perhitungan Baru (Khusus Dimiliki Jawa Timur Datanya)

Progress Prosesntase : (9,7102 %) UP (25/04), (8,8123 %) DOWN (17/04), (10,0223 %) UP (16/04), (8,6316 %) UP (14/04), (6,8182 %) DOWN (20.00: 13/04), (6,9948 % DOWN) (13/04), 9,3633 % up (12/04), 8,5938 % up

67/690 (9,7102 %) UP (25/04), 46/522 (8,8123 %) DOWN (17/04), 45/449 (10,0223 %) UP (16/04), 41 meninggal / 475 positif (8,6316 %) UP (14/04), 30 meninggal / 440 positif (6,8182 %) DOWN (20.00: 13/04), 27 meninggal / 386 positif (6,9948 % DOWN) (13/04), 25 meninggal / 267 positif (9,3633 % up) (12/04), 22 meninggal / 256 positif (8,5938 % up), 17 meninggal / 223 positif (7,6233 %), 16 meninggal / 196 positif (8,1633 %)

Sumber Pemprov Jatim (27/04)
785 (+)/88 : 11,21 % (27/04) 690 (+)/Meninggal: 75 (10.87%)
 2681/223 (8,32 %) (27/04), 2523 (Pasien Dalam Pengawasan)/Meninggal: 206 (8.16%)
18350/50 (0,27%) (27/04), 17912 (Orang Dalam Pemantauan)/Meninggal: 48 (0.27%)



Total : 21816/361 (1,65475 %) (27/04), 21125/329 (1,55740 %)


DI Yogyakarta  : (8,4337 %) DOWN (27/04)

Progress Prosentase : (8,4337 %) DOWN (27/04), (9,0909 %) DOWN (25/04), (10,9375 %) DOWN (17/04), (11,2903 %) DOWN (14/04), (12, 2807 %) DOWN (20.00:13/04), 17, 0732 % (13/04), 17, 0732 % 

7/83 (8,4337 %) DOWN (27/04), 7/77 (9,0909 %) DOWN (25/04), 7/64 (10,9375 %) DOWN (17/04), 7 meninggal/62 positif (11,2903 %) DOWN (14/04), 7 meninggal/57 positif (12, 2807 %) DOWN (20.00:13/04), 7 meninggal/41 positif (17, 0732 %) 



Data Provinsi : 
Positif : 83/7 (27/04) 77/7 meninggal
Proses : 111/7 (27/04) 197/8 meninggal
ODP : 4519 (27/04) 4086


Data Tingkat Provinsi Yogyakarta Kacau Dan Simpang Siur 

Berbeda dengan Jawa Timur, data yang ditampilkan oleh Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta sangat simpang siur dan sulit difahami dengan baik. 

Data-data grafik yang ditampilkan tidak jelas, dan merujuk pada jumlah korban yang tidak stabil turun naik dan tidak jelas. Dalam grafik harian yang dibuat Pemprov Yogyakarta terlihat adanya jumlah korban meninggal yang tidak konsisten, setelah mencapai jumlah 7 orang korban positif, tiba-tiba jumlahnya turun menjadi 6 orang meninggal, akan tetapi di beberapa kemudian jumlahnya naik kembali menjadi 7 orang. Angka yang turun dan naik dalam jumlah kematin ini sangat tidak bisa difahami. Karena jika jumlah komulatif sebagaimana judul grafiknya, maka tidak akan ada penurunan jumlah kelompok positif yang meninggal. Kecuali ada revisi jumlah meninggal di kelompok yang positif. Dan jika ini dilakukan berarti sebuah langkah fatal telah dilakukan, revisi jumlah korban positif yang meninggal. Akan tetapi jika yang terkadi adalah korban harian, maka jumlah 7-8 orang yang meninggal tidak bisa diterima, Artinya jumlahnya sudah belasan atau bahkan puluhan . 

Bagaimana bisa jumlah korban positif menjadi turun dan naik kembali ? Model pengelolaan data apa yang digunakan seperti ini ? Pengelolaan data yang tidak jelas ini sangatlah mengecewakan. Karena data di tingkat Provinsi diharapkan menjadi data yang jauh lebih detail dari yang jauh lebih tidak jelas di tingkat Nasional. Tingkat kepastian data di tingkat Nasional  sangat rendah. Lemahnya dukungan fasilitas kesehatan, integritas data, dan kepastian pengelolaan data membayangi seluruh data yang ditam;pilkan di tingkat Nasional. Unsur kepentingan politik dan pertimbangan kebutuhan pengelolaan ketenangan dan kestabilan informasi di tengah publik membayangi pengelolaan dan penyampaian data secara Nasional. 

Ketidakjelasan data Nasional ini sempat dipotret dengan jelas oleh Al Jazeera yang beberapa waktu sebelumnya sempat mengungkapkan data 600 kematian lebih, pada saat pemerintah melansir jumlah kematian masih di angka 300 an orang.  Beberapa perubahan data secara mikro juga terlihat secara terbuka dari situs Gugus Tugas Covid-19 Nasional. Informatika Newsline berhasil memotret ketidakkonsistenan data yang cukup serius. 

Perbaikan harus dilakukan dengan lebih baik oleh team Gugus tugas Covid-19 Nasional ini. Ketidakseriusan menangani hal ini akan berakibat membahayakan. Covid-19 adalah entitas alami sunnatullah yang tidak bisa dipelintir dengan pengelolaan administratif ataupun politis. Seperti pesan penting yang disampaikan oleh Gubernur New York kepada seluruh warga New York dan juga seluruh warga global. Covid-19 tidak bisa dihadapi dengan model pendekatan politis atau administratif. Karena jika itu dilakukan maka akan ada konsekuensi berbahaya yang akan datang, sebagaimana yang ditunjukkan pada kasus di negera-negara Eropa dan Amerika minus China yang suka mengobral pemalsuan data sangat parah. (VIJAY).  
   




Jawa Timur Paling Lengkap Dan Terbuka : 
21 ribu lebih Kasus, 329 kematian


Bandung, Informatika Newsline (26/04)
Jawa Timur merupakan Provinsi paling lengkap dan terbuka data kasus Covid-19. Dibandingkan dengan seluruh Provinsi Indonesia dan bahkan informasi Nasional, Jawa Timur membuktikan keterbukaan yang luar biasa. 

Jumlah kematian dari mereka yang dinyatakan positif atau mereka yang masih ODP ataupun PDP dibuka dengan jujur tanpa banyak kilah politis. Ini adalah salah satu kesuksesan dari Gubernur Khofiah Indra Parawansa dan Wagub Emil Dardak. Tanpa takut dikritik ataupun ditelikung secara politis informasi tentang Covid-19 dibuka lebar. 

Dengan mudah masyarakat melihat ada 21 ribu lebih kasus dengan jumlah kematian lebih dari 329. Data kematian terkait dengan Covid-19 ini adalah indikator penting tingkat penyebaran dan dugaan tingkat penyebaran yang terjadi di Jawa Timur.

Data yang diunggah oleh Pemprov Jatim ini tidak lagi memperdulikan jenis kematian dalam kaca mata pencitraan atau kilah politik. Data terbuka lebar dan tidak ditutup-tutupi. Bandingkan data ini dengan data Provinsi lain yang cenderung tidak jelas jumlah kematian terkait kasus Covid-19. DKI Jakarta misalnya tidak merinci dengan jelas jumlah kematian ODP dan PDP dalam informasi publik yang disampaikan. Apalagi data dan informasi yang disampaikan secara Nasional oleh Gugus tugas Penanganan Covid-19. 

Seharusnya data dibuka lebar seperti yang dilakukan oleh Pemprov Jawa Timur agar abstraksi yang ada dalam pemahaman masyarakat terbuka dengan jelas bahaya besar di depan mata yang dibawa oleh Covid-19. Covid-19 adalah virus yang eksistensi bebas dari administrasi publik, pengaturan politik, dan kilah humas publik relations. Kesadaran seperti ini harus ditanamkan ke seluruh pengelola informasi. Model penanganan informasi seperti yang dilakukan oleh China atau Amerika Serikat adalah contoh baik penanganan informasi yang amburadul simpang siur dan tidak jelas. Selamat untuk keterbukaan Informasi yang dilakukan oleh Provinsi Jawa Timur, yang bahkan Provinsi DKI Jaya pun tertinggal dari keterbukaan yang dilakukan, apalagi informasi di tingkat Nasional. (DYN/GI)


Jawa Timur (9,7102 %) UP (25/04) 

Progress Prosesntase : (9,7102 %) UP (25/04), (8,8123 %) DOWN (17/04), (10,0223 %) UP (16/04), (8,6316 %) UP (14/04), (6,8182 %) DOWN (20.00: 13/04), (6,9948 % DOWN) (13/04), 9,3633 % up (12/04), 8,5938 % up

67/690 (9,7102 %) UP (25/04), 46/522 (8,8123 %) DOWN (17/04), 45/449 (10,0223 %) UP (16/04), 41 meninggal / 475 positif (8,6316 %) UP (14/04), 30 meninggal / 440 positif (6,8182 %) DOWN (20.00: 13/04), 27 meninggal / 386 positif (6,9948 % DOWN) (13/04), 25 meninggal / 267 positif (9,3633 % up) (12/04), 22 meninggal / 256 positif (8,5938 % up), 17 meninggal / 223 positif (7,6233 %), 16 meninggal / 196 positif (8,1633 %)

Sumber Pemprov Jatim 
 690 (+)/Meninggal: 75 (10.87%)
 2523 (Pasien Dalam Pengawasan)/Meninggal: 206 (8.16%)
 17912 (Orang Dalam Pemantauan)/Meninggal: 48 (0.27%)

Total : 21125/329 (1,55740 %)




Aneh, Puluhan Petugas Terkena Covid 19, 
Ganjar Salahkan Pasien

Bandung, Informatika Newsline (18/04)
Puluhan petugas kesehatan RS Karyadi positif terinfeksi Covid-19. Akan tetapi yang aneh adalah komentar yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

Komentar Ganjar Parnowo, sebagaimana yang dilansir Antara, menyatakan bahwa para petugas kesehatan tertular pasien yang tidak jujur. 

Bukannya melakukan proses evaluasi dari kinerja pemerintahan yang amburadul Ganjar lebih suka menyalahkan dan menganggap pasien yang menulari. Dan pasien ini adalah pasien yang tidak jujur. 

Jawa Tengah : (13,4868 %) UP (17/04)

Progrees Prosentase : (13,4868 %) UP (17/04), (9,2466 %) DOWN (16/04), (9,3525 %) DOWN (14/04),  (12,3153 %) DOWN (20.00: 13/04), (12,5 % down) (13/04), 15, 2778 % tetap (12/04), 15, 2778 % tetap
41/304 (13,4868 %) UP (17/04), 27/292 (9,2466 %) DOWN (16/04), 26 meninggal/278 positif (9,3525 %) DOWN (14/04), 25 meninggal/203 positif (12,3153 %) DOWN (20.00: 13/04), 25 meninggal/200 positif (12,5 % down) (13/04) , 22 meninggal/144 positif (15, 2778 % down), 22 meninggal/140 positif (15, 7143 %)


Para pengamat kebijakan publik kepada Informatika Newsline menyatakan bahwa proses pernyataan dari Gubernur Jawa Tengah kurang simpatik. Karena kegagalan Pemerintah Jawa Tengah melindungi tenaga kesehatan membuat pemerintah mencari kambing hitam yang tidak perlu. Dengan menuduh pasien tidak jujur, sebenarnya tidak mengubah tanggung jawab Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terhadap tingginya angka kematian  relatif tertinggi di Indonesia akibat Covid-19. 

Data Indonesia   :  (8,7793 %) down (16.25: 17/4)

Progres Prosentase :  (8,7793 %) down (16.25: 17/4), (8,9920 %) down (17/4), (9,1316 %) down (16/4), (9,4854 %) UP (14/04), (8,7558 %) UP (13/04), 8,5112 % down, 8,7130 % up (11/04), 8,5029 % up
5923/520 (8,7793 %) down (16.25: 17/4), 5516 /496 (8,9920 %) down (17/4), 5136 positif/469 meninggal (9,1316 %) down (16/4), 4839 positif, 459 meninggal (data pemerintah) (9,4854 %) UP (14/04), 4557 positif, 399 meninggal (data pemerintah) (8,7558 %) UP (13/04), 3842 positif, 327 meninggal (data pemerintah) (8,5112 % down), 3512 positif, 306 meninggal (data pemerintah) (8,7130 % up), 3293 positif, 280 meninggal (data pemerintah) (8,5029 % up), 2956 positif, 240 meninggal (data pemerintah) (8,1191 % up), 2738 positif, 221 meninggal (data pemerintah) (8,0716 % down) 2273, 198  (8,711 % down), 2092 , 191         (9, 1300 % up) 579, 49 (8,463% down), 1.155, 102 (8,8312% down), 114 (8,872%) Jumlah Penduduk : 300.000.000 (Prosentase Positif : 0,000697 %, naik menjadi 0,000758 %, naik menjadi  0,000913 %)


Jawa Tengah memiliki angka kematian hampir 13,5 % setara dengan yang terjadi di Italia. Dan berada jauh dari rata-rata angka kematian Nasional yang mencapai 8,8 %. Angka-angka yang tercantum dalam statistik Indonesia ini sangat tinggi menurut statistik menunjukkan secara implisit adanya ketidakberesan pengelolaan wabah global ini. Angka kematian 4 % di Amerika Serikat berarti 36 ribu orang tewas. Sementara di Italia angka 13,5 % berarti kematian 22 ribu orang tewas. Akan tetapi angka 13,5 % di Jawa Tengah hanya berarti ada 300 an orang positif Covid-19, yang secara realatif dari analisis statistik adalah jumlah yang tidak mungkin. 

Bandingkan angka prosentase kematian raksasa di Indonesia ini dengan angka kematian di Malaysia yang hanya di angka 1 % pasien  yang postif Covid-19. Atau bandingkan dengan 22 ribu kematian di Italia dan Spanyol yang memiliki fasilitas kesehatan yang jauh lebih baik dari Indonesia atau Jawa Tengah. 

Ketidaksigapan dalam menghadapi Covid1-19 tidak serta merta dilakukukan dengan menyalahkan pasien, akan tetapi sebaiknya  melakukan revisi kebijakan yang ternyata kecolongan, sehingga petugas kesehatan terkena Covid-19. Proses penelaahan harus dilakukan dengan serius. Bagaimana prosedur yang ada ternyata mampu ditembus oleh pasien lebih menunjukkan kecerobohan dalam menyusun prosedur, bukan karena kesalahan pasien. (VIJAY)   


Breaking News : China Ubah Data Korban 


Bandung, Informatika Newsline (17/04)
China melakukan perubahan besar besaran data korban Covid-19. Sebanyak 2088 pasien potifif ditambahkan dan korban tewas direvisi dengan jumlah sebanyak 1338 korban. Angka prosentase yang sebelumnya stabil dan cenderung turun pun menjadi naik di angka 5 persen lebih. Pejabat RRC menyatakan bahwa revisi data dilakukan karena memang ada proses perhitungan yang belum selesai dilakukan. 

Akan tetapi penjelasan rezim komunis ini tidak digubris oleh komunitas global. Cacat RRC tentang verifikasi data korban telah dikenal dengan baik oleh dunia. Pihak intelijen dari Amerika Serikat menyatakan bahwa ada kemungkinan 42 ribu korban meninggal dibandingkan dengan 4 ribuan korban tewas yang diakui oleh China. Data-data statistik global korban di Italia, Amerika Serikat, dan negara-negara global membuka trik dan kebohongan rezim komunis ini. Kebohongan rezim komunis RRC ini telah dikenal selama puluhan tahun. Sejak kebohongan soal korban Tiananmen, pemberangusan ribuan mahasiswa tewas di lapangan Merah Tiannanmen. 

Kebohongan lain adalah  soal pembunuhan warga negara China yang menolak bekerja tanpa upah atau dengan upah sangat rendah. 

Kedua kebohongan ini disusul dengan kebohongan China di putaran WTO (China menolak bergabung dengan WTO). Salah satunya adalah produk telekomunikasi. Beragam produk telekomunikasi yang diproduksi China adalah hasil cloning alias melanggar HAKI global. Ratusan ribuan produk telekomunikasi China yang sukses dijual global adalah hasil mencuri produk oleh RRC. Pertengahan tahun lalu Amerika Serikat mengusir dan melarang Huawei beroperasi dan diterima di seluruh Amerika. Produk-produk telekomunikasi China Huawei adalah sati dari ratusan atau ribuan produk telekomunikasi lain yang di curi dan dicloning oleh RRC. Dan masih banyak beragam kebohongan lain yang dilakukan oleh Rezim Komunis ini. 

Komunis memang tidak mengenal etika yang diturunkan dari kaidah-kaidah pembelajaran teologi. Karena komunis memang memberangus segala hal terkait dengan teologi dan Agama, bahkan pembelajaran etika baik dan buruk pun ditegakkan dengan dasar logika komunitas yang tidak jelas. Tidak dikenal istilah dosa teologi atau agama, karena agama atau teologi adalah candu. Karena tidak dikenal dosa maka rezim komunispun dengan berani melakukan ekspresi apapun untuk mencapai tujuan rezimnya. Karya karya seni yang selama ratusan bahkan ribuan tahun mengekspresikan tentang nilai-nilai Teologi Sunnatullah, diubah perlahan-lahan oleh Rezim ini, menjadi nilai-nilai natural non teologi atau menghapus eksistensi Tuhan. Puluhan atau bahkan ribuan judul film dan Chinematoghapy yang diproduksi di China disusupi nilai-nilai menghapus eksistensi Ketuhanan ini. Produk-produk film yang banyak masuk ke Indonesia dari RRC berisi kaidah-kaidah seni indah yang disusupi oleh Partai Komunis RRC. Menegakkan logika dengan menghapus eksistensi teologi. Yang lebih mengerikan adalah gebrakan China mengintervensi ekonomi global.Saat ini bahkan Indonesia juga dicekam oleh kekuatan komunis Raksasa ini. Puluhan bahkan ratusan trilyun proyek yang dibangun di Indonesia menggunakan kekuatasn Rezim Komunis global ini. RRC tidak segan segan membeli semua kesempatan dengan segala macam cara. Meskipun hukuman gantung dilakukan di RRC untuk para koruptor, akan tetapi korupsi diijinkan dilakukan di seluruh dunia oleh rezim RRC, untuk kepentingan negeri komunis global itu.

Sejak kehancuran Uni Soviet (USSR) pada dekade tahun 1990-an, komunis berganti baju menjadi komunis liberalis, meninggalkan gaya komunis Soviet yang hancur diterpa gelombang kehancuran ekonomi. Sejak masa itulah gerak komunis global mulai cair dan diterima secara luas di seluruh dunia. Partai-partai komunis dan sosialis (saudara kembar komunis, tapi masih memungkinkan teologi) merebak di seluruh dunia diterima sebagai saudara kembar liberalis. Pada saat yang bersamaan dengan kehancuran Komunis Soviet, bangkitlah ekonomi RRC yang berhasil menemukan model ekonomi berbasis komunis liberalis yang sangat kuat. Tangan besi rezim RRC ini menghapus dominasi nilai demokrasi yang dikenal global dari Barat. Topeng Liberalis Komunis terlihat sangat mengagumkan dan kuat, akan tetapi di belakang topeng liberalis komunis tersebut ada kekuatan rezim tangan besi komunis yang   (VIJAY) 



WHO SERUKAN : SOLIDARITAS GLOBAL DAN NASIONAL.


Bandung, Informatika Newsline (14/04)
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyerukan seluruh dunia meningkatkan solidaritas global dan Nasional. Jumlah positif Covid-19 telah mencapai 2 juta di seluruh dunia dengan jumlah korban meninggal lebih dari 100 ribu di seluruh dunia. Pesan yang disampaikan pada Senin (13/04) yang lalu berisi himbauan agar seluruh dunia berkolaborasi menghadapi serangan Covid-19 yang dahsyat.  

Dr. Tedros berasal Ethiopia menjabat Dirjen WHO sejak april 2017 selama beberapa hari terakhir terpaksa harus menjawab serangan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang berang dengan berbagai pernyataan yang dianggap menyudutkan Amerika Serikat dalam perang informasi dengan China.  

Belgia :  (14,2869 % ) UP (18/04)

Progress Prosentase : (14,2869 % ) UP (18/04), (12,7595 % ) UP (14/04), 11,3211 % (11/04)
36.138 (10)/5163 (14,2869 % ) UP (18/04), 30.589 (9) positif, 3903 meninggal (12,7595 % ) UP (14/04), 26.667 (9) positif, 3019 meninggal (11,3211 % )

Data Inggris : (13,2788 %) UP (18/04)

Progress Prosentase : (13,2788 %) UP (18/04), (12,9341 %) UP (16/04), (12,6481 %) up(14/04), 12,0072 % up (11/04), 11,5423 % up

109769 (6)/ 14576 (13,2788 %) UP (18/04), 99489/12868 (12,9341 %) UP (16/04) 89.571 (6) positif, 11.329 meninggal (12,6481 %) up(14/04), 74.605 (7) positif, 8958 meninggal (12,0072 % up), 61.487 positif, 7097 meninggal (11,5423 % up), 55.957 positif, 6159 meninggal (11,0067 % up), 42.443 (8) , 4313         (10, 1619 % up)17,315, 1019 (5, 8909 %) Jumlah Penduduk : 55.980.000 (Prosentase Positif : 0,0758 %)

Data Italia : (13,1906 %) UP (18/04)

Progress Prosentase : (13,1906 %) UP (18/04), (13,1229 %) UP (17/04), (13,1059 %) UP (16/04), (12,8294  %) up naik (14/04), 12,7851  % up (12/04) , 12,7723  % up (11/04 ),  12,6730  % up
172.434 (3) /22.745 (13,1906 %) UP (18/04), 168.941 (3) /22.170 (13,1229 %) UP (17/04), 165.155 positif/meninggal 21645 (13,1059 %) UP (16/04), 159.516 (3) positif, meninggal 20.465 (12,8294  %) up naik (14/04), 152.271 (3) positif, meninggal 19.468 (12,7851  % up naik ), 147.577 (3) positif, meninggal 18.849 (12,7723  % up naik ), 139.422 positif, meninggal 17.669 (12,6730  % up naik ), 135.586 positif, meninggal 17.127 (12,6318 % up naik ) 119.827 (3), 14.681 (12,2518 % up) 63.927 meninggal 6.077,  (9,506 %) 92.472 meninggal 10.023  (10,8390 %) : Jumlah Penduduk : 60.480.000 (Prosentase Positif : 0,1981 %, ) 

Data Belanda : 10,8005 % down (11/04)

Progress Prosentase : 10,8005 % down (11/04), 10,8715 % up
23.249 (11) positif, 2511 meninggal (10,8005 % down), 20.678 positif, 2248 meninggal (10,8715 % up), 16.725 (12), 1651      (9,8715 % up) 9819, 639 (6,5180%) Jumlah Penduduk : 17.180.000 (Prosentase Positif : 0,0974 %)

Data Prancis : (12,5267 %) DOWN (18/04)

Progress Prosentase : (12,5267 %) DOWN (18/04), (12,7558 %) UP (16/04). (10,8553 %) up (14/04), 10,5806 % up (12/04), 10,4796 % down (11/04). 13,0826% up
149130 (4) /18681 (12,5267 %) DOWN (18/04), 134.582 (5) terinfeksi /17167 meninggal (12,7558 %) UP (16/04), 137.877 (4) positif, 14.967 meninggal (10,8553 %) up (14/04), 130.730 (4) positif, 13.832 meninggal (10,5806 % up), 125.931 (4) positif, 13.197 meninggal (10,4796 % down), 83080 positif, 10869 meninggal (13,0826% up), 83.031 (5), 6507     (7,8368 % up) 38.105, 2.314  ( 6,0832%) Jumlah Penduduk : 66.990.000 (Prosentase Positif : 0,124  %, ) 

Data Spanyol : (10,4811 %) DOWN (18/04)

Progress Prosentase : (10,4811 %) DOWN (18/04), (10,5897 %) UP (16/04). (10,4386 %) up (14/04), 10,1860 % up (12/04), 10,1603 % up (11/04), 9,9957 % up

190839/20002 meninggal (10,4811 %) DOWN (18/04), 177644 positif/18812 meninggal (10,5897 %) UP (16/04), 170.099 (2) positif, 17.756 meninggal (10,4386 %) up (14/04), 163.027 (2) positif, 16.606 meninggal (10,1860 % up), 158.273 (2) positif, 16.081 meninggal (10,1603 % up), 152.446 positif, 15.238 meninggal (9,9957 % up), 146.690 positif, 14555 meninggal (9,9223 % up), 141942 positif, 14045 meninggal (9,8949 % up) 124.736 (2), 11.744   (9,4151 % up) 73.235, 5.982, (8,1682  %) Jumlah Penduduk : 46.660.000 (Prosentase Positif : 0,2673  %)


Data Indonesia   :  (8,7793 %) down (16.25: 17/4)

Progres Prosentase :  (8,7793 %) down (16.25: 17/4), (8,9920 %) down (17/4), (9,1316 %) down (16/4), (9,4854 %) UP (14/04), (8,7558 %) UP (13/04), 8,5112 % down, 8,7130 % up (11/04), 8,5029 % up
5923/520 (8,7793 %) down (16.25: 17/4), 5516 /496 (8,9920 %) down (17/4), 5136 positif/469 meninggal (9,1316 %) down (16/4), 4839 positif, 459 meninggal (data pemerintah) (9,4854 %) UP (14/04), 4557 positif, 399 meninggal (data pemerintah) (8,7558 %) UP (13/04), 3842 positif, 327 meninggal (data pemerintah) (8,5112 % down), 3512 positif, 306 meninggal (data pemerintah) (8,7130 % up), 3293 positif, 280 meninggal (data pemerintah) (8,5029 % up), 2956 positif, 240 meninggal (data pemerintah) (8,1191 % up), 2738 positif, 221 meninggal (data pemerintah) (8,0716 % down) 2273, 198  (8,711 % down), 2092 , 191         (9, 1300 % up) 579, 49 (8,463% down), 1.155, 102 (8,8312% down), 114 (8,872%) Jumlah Penduduk : 300.000.000 (Prosentase Positif : 0,000697 %, naik menjadi 0,000758 %, naik menjadi  0,000913 %)

Filipina   : (6,5839 %)  up (18/04)



Progress Prosentase : (6,5839 %)  up (18/04), (5,2682 % up) (11/04), (4, 6826 %)

5878/387 (6,5839 %)  up (18/04), 4.195 positif, 221 meninggal (5,2682 % up), 3246,  152 (4, 6826 %)   3.094 , 144           (4,6542 % down, lihat up positif)      1.075, 68 (6,3256  %)


Brazil   : (6,3441 %) (18/04)

Progress Prosentase : 
34221 (11)/2171 (6,3441 %) (18/04)

Iran : (6,2370 %) down (18/04)

Progress Prosentase :(6,2370 %) down (18/04), (6,2535 %) down (16/04), (6,2549 %) up(14/04), 6,2060 % up (11/04), (6,0836 % up)
79494 (8) /4958 (6,2370 %) down (18/04), 76389/4777 (6,2535 %) down (16/04) 73.303 (8) positif, 4585 meninggal (6,2549 %) up(14/04), 68.192 (8) positif, 4232 meninggal (6,2060 % up), 56.743 (7), 3452          (6,0836 % up)35.408, 1.812,   (5,1175  %)


RRC : (5,5164 %) UP (23.00 : 17/04)

Progress Prosentase : (5,5164 %) UP (23.00 : 17/04)(4,0001 %) DOWN (17/04),  4,0262 % (sebelum 11/04)
aktif jumlah positif : 2088 (23.00 : 17/04), 1736 (17/04)bertambah jumlah meninggal bertambah :  1338 (23.00 : 17/04) 48 orang meninggal (11-17/04)
84149 (7) /4642 (WHO) (5,5164 %) UP (23.00 : 17/04), 83797 (7) /3352 (WHO) (4,0001 %) DOWN (17/04), 83.356 (16/4), 83.303 (7)  positif, meninggal ? (14/04), 83.014 (6)  positif, meninggal ? (11/04), 82941 (6)  positif, meninggal ? (11/04) 82.543 (6) 82.061 meninggal 3304 ( 4,0262 %)

USA :  (4,0231/5,2422 %) UP (18/04)


Progress Prosentase : (4,0231/5,2422  %) UP (18/04), (3,8532 %) UP (17/04), (3,6892 %) DOWN(16/04), (3,9479 %) up (14/04), (3,9390 %) up (13/04), (3,7754 % up) (12/4), 3,4058 % (no comment) (11/04), 3,6457 % up (09/04)
701475 (1) /28221/36773 (WHO)(DETIK) (4,0231 %/5,2422 %) UP (18/04), 671.425 (1) /25871 (WHO) (3,8532 %) UP (17/04), 636.350 potitif/23476 meninggal (WHO) (3,6892 %) DOWN(16/04), 582.594 (1) positif, 23.000 meninggal (Al Jazeera) (3,9479 %) up (14/04), 558.526 (1) positif, 22.000 meninggal (ABC News Line ) (3,9390 %) up (13/04), 499.252 (1) positif, 17.000 meninggal (ABC News Data) (3,4058 %), 466.299 positif, 17.000 meninggal (ABC News Data) (3,6457 % up), 398.785 positif, 12.000 meninggal (ABC News Data) (3,0091 % up)    312.249 7301  (2,3382 %) 278.537 (1) 43.667, meninggal 520, (1,191 %)  Jumlah Penduduk : 327.700.000 (Prosentase Positif : 0,085 %, naik menjadi 0,1217 % dari jumlah penduduk)


Swiss : (4,0813 % up) (11/04) 

Progress Prosentase : (4,0813 % up) (11/04), (3, 0575 % up) 

24.551 (10)  positif, 1002 meninggal (4,0813 % up), 20.278 (10), 620        (3, 0575 % up) 14.076, 264  (1, 8755 %)

Kanada    : (3,1896 %) (18/04)

Progress Prosentase : 
32857 (12)/1048 (WHO) (3,1896 %) (18/04)

Data Jerman :   (3,0779%) up (18/04)

Progress Prosentase : (3,0779%) up (18/04), (2,8229 %) up (16/04). (2,4556 %) up (14/04), 2,2649 % up (11/04), 2,0733 % up
141.397 (5) /4352 (3,0779%) up (18/04), 134.753 (4) positif/ meninggal 3804 (2,8229 %) up (16/04), 130.072 (5) positif, 3194 meninggal (2,4556 %) up (14/04), 122.171 (5) positif, 2767 meninggal (2,2649 % up), 113.296 positif, 2349 meninggal (2,0733 % up), 91.586 (4), 1293 (1,4119 % up)57,695,  433, (0,751  %)

Turki : (2,2521 % ) UP (18/04)

Progress Prosentase :  (2,2521 % ) UP (18/04), (2,1229 % ) DOWN (14/04), 2,1391 % (11/04)
78.549 (9)/1769 (2,2521 % ) UP (18/04), 61.049 (8) positif, 1296 meninggal (2,1229 % ) DOWN (14/04), 47.029 (8) positif, 1006 meninggal (2,1391 % )


WHO memiliki sebanyak 194 anggota negara di seluruh dunia, didirikan pada 7 April 1948. Akan tetapi donasi Amerika Serikat agar organisasi ini bisa bekerja cukup dominan. Sehingga kebijakan WHO yang berlawanan dengan kebijakan dalam negeri Amerika Serikat menjadi sangat bermasalah terhadap organisasi ini. Donald Trump mengancam memotong sumbangan untuk WHO karena disudutkan dalam perang informasi dengan RRC. 

Dalam kesempatan memberikan pesan global nya Dr. Tedros mengucapkan terima kasih kepada Inggris yang telah memberikan donasi yang cukup besar dalam proses penanganan Covid-19. Kepedulian Inggris ini diungkapkan oleh Dr. Tedros sebagai babak penting yang harus dilakukan oleh seluruh dunia untuk melakukan solidaritas global. Proses sosial distancing telah mengakibatkan berbagai dampak yang berbahaya dalam bidang sosial ekonomi. Karena itu solidraitas global harus ditempuh untuk saling membantu dalam situasi yang berat. 

Belum ada obat yang definitif untuk Covid-19. Vaksin yang menjadi harapan menghadapi Covid-19 masih dalam proses penelitian panjang. Sampai dengan proses penemuan Vaksin yang tepat untuk Covid-19, sampai saat itu, social distancing tetap harus dilakukan (VIJAY)


Lihat Link : 
Data WHO



Jawa Tengah : (13,4868 %) UP (17/04)

Progrees Prosentase : (13,4868 %) UP (17/04), (9,2466 %) DOWN (16/04), (9,3525 %) DOWN (14/04),  (12,3153 %) DOWN (20.00: 13/04), (12,5 % down) (13/04), 15, 2778 % tetap (12/04), 15, 2778 % tetap
41/304 (13,4868 %) UP (17/04), 27/292 (9,2466 %) DOWN (16/04), 26 meninggal/278 positif (9,3525 %) DOWN (14/04), 25 meninggal/203 positif (12,3153 %) DOWN (20.00: 13/04), 25 meninggal/200 positif (12,5 % down) (13/04) , 22 meninggal/144 positif (15, 2778 % down), 22 meninggal/140 positif (15, 7143 %)

Sulawesi Tengah  : (12,5 %) TURUN (17/04)

Progress Prosentase : (12,5 %) TURUN (17/04), (13,6364 %) TURUN (16/04), (15,7895 % ) UP (14/04), 10,5263 % TETAP (13/04), 10,5263 % (12/04) 

3/24 (12,5 %) TURUN (17/04), 3/22 (13,6364 %) TURUN (16/04) 3 meninggal/19 positif (15,7895 % ) UP (14/04), 2 meninggal/19 positif (10,5263 % ) (12/04)


Sumatera Utara :  (11,3924 %) DOWN (17/04)

Progress Prosesntase : (11,3924 %) DOWN (17/04), (11,5385 %) DOWN (16/04), (12,5 %) DOWN (14/04), (13,4328 %) UP (20.00, 13/04), (12, 3077 % DOWN) (13/04) , 13, 5593 % up) (12/04), 6,7797 % stabil, tetap
9/79 (11,3924 %) DOWN (17/04), 9/78 (11,5385 %) DOWN (16/04), 9 meninggal/72 positif (12,5 %) DOWN (14/04), 9 meninggal/67 positif (13,4328 %) UP (20.00, 13/04), 8 meninggal/65 positif (12, 3077 % DOWN) (13/04), 8 meninggal/59 positif (13, 5593 % up) (12/04), 4 meninggal/59 positif (6,7797 %), 4 meninggal/59 positif (6,7797 %)


DI Yogyakarta  : (10,9375 %) DOWN (17/04)

Progress Prosentase : (10,9375 %) DOWN (17/04), (11,2903 %) DOWN (14/04), (12, 2807 %) DOWN (20.00:13/04), 17, 0732 % (13/04), 17, 0732 % 
7/64 (10,9375 %) DOWN (17/04), 7 meninggal/62 positif (11,2903 %) DOWN (14/04), 7 meninggal/57 positif (12, 2807 %) DOWN (20.00:13/04), 7 meninggal/41 positif (17, 0732 %) 

Sulawesi Utara: (11,1111 %) TURUN (16/04)

Progress Prosentase : (11,1111 %) TURUN (16/04), (11,7647 %) DOWN (13/04), 15,3846 % (12/04)
2/18 (11,1111 %) TURUN (16/04) 2 meninggal/17 positif (11,7647 %) DOWN (13/04), 2 meninggal/13 positif (15,3846 %) (12/04)

Jawa Barat : (8,8608 %) DOWN (17/04)


Progress Prosentase : (8,8608 %) DOWN (17/04), (9,3023 %) DOWN (16/04), (9,6296 %) UP (20.00:13/04), 10,2138 %  down, Data Pemerintah : 9,5012 % down (12/04), 11,0825  % up
56/632 (8,8608 %) DOWN (17/04), 52/559 (9,3023 %) DOWN (16/04), 52 meninggal/540 positif  (9,6296 %) UP (20.00:13/04), 43 meninggal/450 positif  (9,5556 %) (13/04) , 43 meninggal/421 positif  (10,2138 %  down), versi pemerintah : 40 meninggal/421 positif (9,5012 %) (12/04) , 43 meninggal/388 positif  (11,0825  %), 40 meninggal/376 positif  (10, 6383  %), 35 meninggal/365 positif  (9,5890 %)

Jawa Timur (8,8123 %) DOWN (17/04)

Progress Prosesntase : (8,8123 %) DOWN (17/04), (10,0223 %) UP (16/04), (8,6316 %) UP (14/04), (6,8182 %) DOWN (20.00: 13/04), (6,9948 % DOWN) (13/04), 9,3633 % up (12/04), 8,5938 % up
46/522 (8,8123 %) DOWN (17/04), 45/449 (10,0223 %) UP (16/04), 41 meninggal / 475 positif (8,6316 %) UP (14/04), 30 meninggal / 440 positif (6,8182 %) DOWN (20.00: 13/04), 27 meninggal / 386 positif (6,9948 % DOWN) (13/04), 25 meninggal / 267 positif (9,3633 % up) (12/04), 22 meninggal / 256 positif (8,5938 % up), 17 meninggal / 223 positif (7,6233 %), 16 meninggal / 196 positif (8,1633 %)


Jakarta : (8,7389 %) DOWN (17/04)

Progress Prosentase : (8,7389 %) DOWN (17/04), (9,7817 %) DOWN (16/04), (10,3212 %) UP (14/04), (9,3321 % DOWN ) (20.00: 13/04), 9,5401 % UP  (13/04), 8,1622 % down (12/04), 8,7849 % up

246/2815 (8,7389 %) DOWN (17/04), 242/2474 (9,7817 %) DOWN (16/04), 241 meninggal /2.335 positif (10,3212 %) UP (14/04), 204 meninggal /2.186 positif (9,3321 % DOWN ) (20.00: 13/04), 195 meninggal /2.044 positif (9,5401 % UP ) (13/04), 159 meninggal /1.948 positif (8,1622 % down), 154 meninggal /1.753 positif (8,7849 %),142 meninggal /1.706 positif (8,3236 %), 114 meninggal /1.470 positif (7,7551 %) 


Data Global per (18/04)

Jumlah terserang per hari ini  :


(0) 2.243.512  positif, 154.209  meninggal 11.00 (18/04) 6,8736 % UP
(0) 2.159.450  positif, 145.568  meninggal 14.00 (17/04) 6,741 %   UP
(0) 2.056,055 positif, 134.354  meninggal 08.00 (16/04)  6,5346 % UP
(0) 1.920.618 positif, 119.687  meninggal 11.00 (.14/04)  6,2317 % UP
(0) 1.863.406 positif, 115.225  meninggal 20.00 (13/04) 6,1836 %
(0) 1.850.527 positif, 114.245  meninggal 12.00 (13/04) 
(0) 1.776.157 positif, 108.804  meninggal 09.00 (12/04) 
(1) 1.694.954 positif, 102.525  meninggal 08.00 (11/04) 
(2) 1.601.018. positif, 95.718 meninggal 10.22 (10/04) 
(3) 1.498.833. positif, 89.733 meninggal 20.32 (09/04) 
(4) 1.484.811. positif, 88.538 meninggal 11.15 (09/04) 
(5) 1.450.343. positif, 83.568 meninggal 23.15 (08/04) 
(6) 1.428.428. positif, 82.020 meninggal 09.00 (08/04) 
(7) 1.270.069. positif, 69.309 meninggal 06.00 (06/04) 
(8) 1.213.927 positif, 65.711 meninggal 18.45 (05/04) 
(9) 1.197.405 positif, 64.606 meninggal 08.16 (05/04) 
(10) 1.134.418 positif, 60.115 meninggal 20.30 (04/04) 
(11) 1.097.909 positif, 59131 meninggal 08.45 (04/04) 
(12) 722.289 positif, 33.984 meninggal 10.39 (30/03)
(13) 678,720 positif, 31.700 meninggal 18.35 (29/03)
(14) 666.211 positit, 30.864 meninggal, 16.30 (29/03)
(15) 665.616 positit, 30.857 meninggal, 15.30 (29/03)
(16) 378.601 meninggal 16.505, 09.00 (24/03)
(17) 378.601 meninggal 16.497, 07.00 (24/03)
(18) 275.469 meninggal 11.402, 16.00 (21/03)
(19) 222.643, meninggal 9115, 19.00 (19/03)
(20) 218.631, meninggal 8809, 11.00 (19/03)
(21) 214.894, meninggal 8732, 04.00 (19/03)
(22) 205.452, meninggal 8248. 23.30(18/03)


Kondisi Indonesia (17/04)



5923/520 (8,7793 %) down (16.25: 17/4)
Positif 5136, meninggal 469, 08.00 (16/04)
Positif 4557, meninggal 399, 20.00 (13/04)
Positif 4241, meninggal 373, 12.00 (13/04)
Positif 3842, meninggal 327, 23.00 (11/04)
Positif 3512, meninggal 306, 08.00 (11/04)
Positif 3293, meninggal 280, 20.32 (09/04)
Positif 2956, meninggal 240, 23.15 (08/04)
Positif 2738, meninggal 221, 09.00 (08/04)
Positif 2273, meninggal 198, 18.45 (05/04)
Positif 2092, meninggal 191, 20.30 (04/04)
Positif 1986, meninggal 181, 0845 (04/04)
Positif 1285, meninggal 114, pukul 10.39 (30/03)
Positif 1155, meninggal 102, 18.35 (29/03) 

HOAKS SOAL OBAT COVID-19 : BELUM ADA OBAT DEFINITIF ; KORBAN MENINGGAL INDONESIA 400 !!! 



Bandung, Informatika Newsline (13/04)
Berbagai  upaya menghibur diri dengan melemparkan Hoax Soal Obat Covid-19 difahami sebagai upaya meredam keresahan massa. Akan tetapi upaya tidak jelas seperti ini berhadapan dengan data jumlah korban meninggal dan positif yang terus bertambah dengan cukup cepat. Sampai dengan malam (13/04) data korban meninggal baik di Indonesia dan di tingkat global terus bertambah dengan sangat cepat. 

Upaya meredam keresahan massa seharusnya dilakukan dengan mengajak untuk bersama-sama menyikapi dengan baik apa yang terjadi, akan tetapi tidak perlu dengan model pendekatan seperti yang dilakukan Donald Trumph, di Amerika Serikat, ataupun gaya menyembunyikan informasi seperti yang dilakukan Rezim Komunis China. 

Proses penelitian besar besaran sedang dilakukan di seluruh dunia, dan belum ada obat yang definitif, seperti beberapa waktu yang lalu diumumkan oleh Pabrik Obat Dexa Medika. Pengumuman yang dilakukan Dexa Medika memberikan harapan palsu. Obat yang bahkan oleh FDA Amerika Serikat saja belum sah diterima sebagai obat Covid-19. Beberapa jenis obat yang disebutkan mampu mengobati malah menyebabkan efek beracun bagi kelompok pasien Covid-19. Yang disebut obat hanya bisa digunakan oleh segelintir pasien, sementara untuk pasien lain yang lebih besar, obat malah memberikan efek yang berbahaya.



DATA GLOBAL (14/04) 

POSITIF : 1.920.618
MENINGGAL : 119.687
11.00  WIB

DATA INDONESIA (13/04) 

POSITIF : 4557

MENINGGAL : 399
(20.00 WIB)

Upaya menipu informasi dengan tidak tepat seperti ini sebaiknya tidak dilakukan terus menerus, meskipun dengan maksud meredakan kecemasan massa. Karena itu adalah upaya kontra produktif yang tidak berguna, Membuat sebagian masyarakat jadi tidak serius, memperbodoh masyarakat, dan menyepelekan masalah serius yang sedang dihadapi. Covid-19 adalah organisme alam yang tidak bisa diatur-atur dengan kebijakan politik atau kontrol media dan informasi, atau cara-cara lain yang biasa dipakai dalam sebuah pengelolaan admnistrasi negara atau bisnis.

Covid-19 bekerja dengan mekanisme Sunnatullah, yang bebas dari intervensi manusia. Tidak bisa dikendalikan atau diakali dengan pendekatan manajemen administratif atau model pengelolaan politik. Sunnatullah adalah nilai-nilai hukum Allah yang memang ditanamkan oleh Sang Pencipta di alam ini.

Pendekatan yang dilakukan adalah dengan memahami bagaimana sunnatullah ini berlangsung. Bagaimana mekanisme sunnatullah ini berlangsung. Seluruh potensi kemanusiaan yang dimiliki manusia dan bahkan negara harus diarahkan untuk memahami sunnatullah dan melihat apa yang sebenarnya menjadi kehendak Allah Sang Pencipta.






Sumatera Utara : (13,4328 %) UP (20.00, 13/04)

Progress Prosesntase : (13,4328 %) UP (20.00, 13/04), (12, 3077 % DOWN) (13/04) , 13, 5593 % up) (12/04), 6,7797 % stabil, tetap
9 meninggal/67 positif (13,4328 %) UP (20.00, 13/04), 8 meninggal/65 positif (12, 3077 % DOWN) (13/04), 8 meninggal/59 positif (13, 5593 % up) (12/04), 4 meninggal/59 positif (6,7797 %), 4 meninggal/59 positif (6,7797 %)

Jawa Tengah : (12,5 % down) (13/04)

Progrees Prosentase : (12,3153 %) DOWN (20.00: 13/04), (12,5 % down) (13/04), 15, 2778 % tetap (12/04), 15, 2778 % tetap
25 meninggal/203 positif (12,3153 %) DOWN (20.00: 13/04), 25 meninggal/200 positif (12,5 % down) (13/04) , 22 meninggal/144 positif (15, 2778 % down), 22 meninggal/140 positif (15, 7143 %)

DI Yogyakarta  : (12, 2807 %) DOWN (20.00:13/04)

Progress Prosentase : (12, 2807 %) DOWN (20.00:13/04), 17, 0732 % (13/04), 17, 0732 % 
7 meninggal/57 positif (12, 2807 %) DOWN (20.00:13/04), 7 meninggal/41 positif (17, 0732 %) 

Sulawesi Utara: (11,7647 %) DOWN (13/04)

Progress Prosentase : (11,7647 %) DOWN (13/04), 15,3846 % (12/04)

2 meninggal/17 positif (11,7647 %) DOWN (13/04), 2 meninggal/13 positif (15,3846 %) (12/04)


Jawa Barat : (9,6296 %) UP (20.00:13/04)

Progress Prosentase : (9,6296 %) UP (20.00:13/04), 10,2138 %  down, Data Pemerintah : 9,5012 % down (12/04), 11,0825  % up
52 meninggal/540 positif  (9,6296 %) UP (20.00:13/04), 43 meninggal/450 positif  (9,5556 %) (13/04) , 43 meninggal/421 positif  (10,2138 %  down), versi pemerintah : 40 meninggal/421 positif (9,5012 %) (12/04) , 43 meninggal/388 positif  (11,0825  %), 40 meninggal/376 positif  (10, 6383  %), 35 meninggal/365 positif  (9,5890 %)

Jakarta : (9,3321 %) DOWN  (20.00: 13/04)



Progress Prosentase : (9,3321 % DOWN ) (20.00: 13/04), 9,5401 % UP  (13/04), 8,1622 % down (12/04), 8,7849 % up
204 meninggal /2.186 positif (9,3321 % DOWN ) (20.00: 13/04), 195 meninggal /2.044 positif (9,5401 % UP ) (13/04), 159 meninggal /1.948 positif (8,1622 % down), 154 meninggal /1.753 positif (8,7849 %),142 meninggal /1.706 positif (8,3236 %), 114 meninggal /1.470 positif (7,7551 %) 

Jawa Timur :(6,8182 %) DOWN (20.00: 13/04)

Progress Prosesntase : (6,8182 %) DOWN (20.00: 13/04), (6,9948 % DOWN) (13/04), 9,3633 % up (12/04), 8,5938 % up
30 meninggal / 440 positif (6,8182 %) DOWN (20.00: 13/04), 27 meninggal / 386 positif (6,9948 % DOWN) (13/04), 25 meninggal / 267 positif (9,3633 % up) (12/04), 22 meninggal / 256 positif (8,5938 % up), 17 meninggal / 223 positif (7,6233 %), 16 meninggal / 196 positif (8,1633 %)



Mengapa pendekatan ini harus dilakukan di Indonesia ? Karena ideologi negara Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Pendekatan pemahaman sunnatullah dan kehendak Tuhan Yang Maha Esa harus diletakkan pada tempat yang benar. Berbeda dengan RRC yang tidak mengenal asas Ketuhanan Yang Maha Esa, atau Amerika Serikat yang mengenal In God We Trust akan tetapi sekuler. Indonesia adalah negara yang mengedepankan eksistensi Tuhan Yang Maha Esa dalam segala kegiatan kenegaraan, bukan sekuler apalagi komunis.

Dalam kacamata kaidah eksistensi ideologi Pancasila itulah, semua fenomena yang terjadi, harus diukur dan dianalisis. Mengapa terjadi sebuah wabah sebesar ini, mengapa terjadi gempa bumi, mengapa terjadi banjir ?

Dalam kondisi real, azas Ketuhanan Yang Maha Esa lebih banyak dilupakan pada saat ini. Menipu informasi untuk alasan meredakan ketakutan, sangat tidak produktif. Sunnatullah hanya bisa difahami dan diarahkan dikendalikan dengan sunnatullah juga.

Penggunaan akal maksimal dengan memposisikan Tuhan Yang Maha Esa sebagai Causa Prima. Sebuah azas dasar sederhana yang dilupakan, menipu hanya untuk mendapatkan simpati administrasi dan dukungan politik hanya dikenal di negara-negara sekuler dan komunis. Nilai hoaks dan gaya penipuan, penina bobokan ini, adalah nilai asing di negara dengan falsafah Pancasila. Tidak dikenal di Nusantara.

Negara harus kembali menemukan azas pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, agar  segala yang terjadi menjadi difahami dengan benar. Azas dasar dalam Pancasila bukanlah asas yang dibuat oleh Ir. Soekarno semata-mata. Akan tetapi azas-azas Pancasila telah hidup selama ratusan tahun di Indonesia Nusantara dan terbukti menjadi pilar dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bertanah air. Jatuh bangun kehidupan kenegaraan dan kebangsaan di negeri ini selalu berputar-putar pada azas dasar utama tersebut.

Bahwa negeri ini adalah negeri yang hanya mengenal Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Persatuan, yang membangun pilar dasar kenegaraan dan kebangsaan. Negeri ini adalah negeri yang mengakui berkah dan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa. Pembukaan UUD 1945 yang tidak bisa diamandemen menyatakan hal ini dengan jelas. Akan tetapi dalam kondisi nyata para penghina sunnatullah, pada penghina Nama Tuhan malah diberikan jabatan yang pretise dalam negara. Model pengambilan keputusan di negeri ini setengahnya telah menjadi sekuler. Sehingga eksistensi pribadi mengalahkan dasar dan falsafah negara.

Hanya negeri Komunis yang mengedepankan eksistensi pribadi dan menyingkirkan eksistensi Ketuhanan Yang Maha Esa. Hanya negeri sekuler yang melupakan kaidah dasar Ketuhanan Yang Maha Esa. Yang satu menolak eksistensi Ketuhanan dan yang lain melupakan kaidah dasar dalam pengelolaan negara.

Wabah besar Covid-19 ini hanyalah awal dari peringatan Tuhan Yang Maha Esa, bahwa di atas yang disebut sebagai peradaban manusia, di atas kuasa waham politik dan administrasi, kebanggaan pada ilmu pengetahuan, ada sunnatullah. Virus yang sekarang merebak bukanlah karya manusia, sebagaimana yang dilontarkan oleh informasi Hoaks beberapa waktu yang lalu.

Virus sintetis memang pernah dibuat dan bahkan diuji coba disebar luaskan di Indonesia oleh oknum Negara besar dunia di Indonesia. Sumber kuat Informatika Newsline di Biofarma sempat memberikan kronologis virus sintetis yang dibuat untuk unggas. Akan tetapi team Biofarma berhasil mengatasi ini. Virus sintetis hanya disebarkan di lokal, bukan di lokasi global yang bahkan menyebar ke lebih dari 200 negara.

Sebuah sikap yang waspada dan mencoba memahami Sunnatulah dan arah kehendak Tuhan Yang Maha  adalah sikap yang harus dimunculkan saat ini. Bukan lagi arogansi politik, sikap sok jago dan meremehkan sunnatullah gaya rezim Komunis. Akan tetapi juga bukan sikap fatalis yang dipertontonkan oleh sementara penganut agama yang fatalis mengesampingkan akal sehat untuk memahami sunnatullah. Yang penting berserah kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan meletakkan kaidah akal sehat dan sunnatullah. Bahkan Rasululullah pun meminta umat Islam menghindar dari lokasi wabah lokasi bencana, menghindari lokasi wabah dibandingkan nekad melawan sunnatullah menabrak wabah.

Sikap tidak benar warga Sulawesi yang merebut jenazah positif Covid-19 yang akhirnya membuat mereka diisolasi harus lah ditindak oleh negara. Ditangkap dan dijatuhi hukuman. Karena yang dilakukan oleh warga ini melanggar hukum dan melawan negara. Atau model yang nekad tahlillan di lokasi yang meninggal positif Covid-19. Atau bahkan rumah ibadah yang masih nekad melalukan ibadah massal tanpa perhitungan perlindungan yang cukup. Ini adalah gaya-gaya fatalis yang berbahaya. Karena bahkan Rasulullah saja meminta menghindari wabah, tidak sok berani. Karena beragama menggunakan dan mengedepankan akal sehat, bukan Fatalis, menggunakan hembusan syahwat dan hawa nafsu (Dj.On)






Data Serangan Global Covid -19 : Angka Kematian Tertinggi Di Dunia : Yogyakarta  (17 %) Dan Jawa Tengah (15 %) :2,6 juta Akan Tewas : Prediksi Korban Di Indonesia



Bandung, Informatika Newsline (11/04)
Sampai dengan Sabtu pagi (11/04) jumlah korban global positif Covid 19, telah mencapai jumlah 1,5 juta orang lebih, dengan jumlah meninggal lebih dari 100 ribu orang. Meskipun Amerika Serikat mencatat jumlah terbesar pasien positif Covid-19 (setengah juta orang), 



DATA GLOBAL (13/04) 

POSITIF : 1.863.406
MENINGGAL : 115.225
(20.00 WIB)



DATA INDONESIA (13/04) 

POSITIF : 4557
MENINGGAL : 399
(20.00 WIB)


Italia masih menjadi tempat paling mengerikan, dengan tingkat kematian tertinggi sebesar 12,77 %. Amerika Serikat hanya berada pada posisi ke-12 dengan tingkat kematian mendekati 3,5 %. Perancis turun ke posisi ke-5 paling mengerikan, dengan tingkat kematian mencapai 10, 47 % (sebelumnya mencapai 13 % lebih). 
Inggris ada di peringkat ke-2 negara paling horor. Tingkat kematiannya mencapai 12 % lebih. Disusul Belgia, dan Belanda. Sementara itu data kematian di Indonesia ada di peringkat ke-7 setelah Spanyol (peringkat ke-6). 
Akan tetapi dibandingkan kondisi global, rata rata tingkat kematian di Provinsi yang ada di Indonesia jauh lebih dahsyat. Yogyakarta mencatat prosentase kematian 17 %, disusul Jawa Tengah 15 % lebih. Sementara Jawa Barat mencapai 11 % lebih tinggi sedikit dari Posisi Belanda dan di bawah Belgia. Jakarta, Banten, Jawa Timur prosentasenya sama dengan Prosentase Kematian Nasional. Ketiga Provinsi ini, berdasarkan data, menjadi barometer kondisi tingkat prosentase kematian Nasional. 
Kondisi jelas menunjukkan posisi Indonesia masih sangat berbehaya. Tingginya prosentase kematian di tiap provinsi menunjukkan rendahnya tingkat kecepatan mengetahui jumlah pasien positif Covid-19. Secara terbuka ini dapat terlihat dari data Nasional yang baru melakukan proses uji kepada 16 ribuan orang saja dari total seluruh Penduduk Indonesia 300 juta (memakai data media non pemerintah).  Prosentase uji positif Covid-19 ke warga negara hanya mencapai kurang dari 0,5 % penduduk Indonesia. Kondisi ini jelas sangat memprihatinkan dan sekaligus membahayakan. 

Data yang diangkat resmi oleh pengumuman resmi pemerintah hanyalah perwujudan wajah dari Gunung Es yang hanya tampil kecil di puncaknya, akan tetapi menyimpan jumlah besar yang terpendam tidak terlihat. Buruknya fasilitas kesehatan dan rendahnya pemahaman pengelola negara dan warga negara menjadi realitas dari penanganan kasus Covid-19, disamping upaya-upaya dari sementara oknum pemerintah dan masyarakat yang selalu mencoba berusaha merefokus kan atau mengubah fokus ke arah yang lain. Dalam kondisi darurat seperti ini, upaya refokussing untuk menjaga perasaan masyarakat secara relatif, tidaklah berguna sama sekali. Karena upaya refokussing hanya akan menurunkan tingkat kewaspadaan dan melupakan "lubang kapal yang membuat kapal negeri ini semakin lama semakin tenggelam ke dalam gelombang besar bencana global ini." 

Perhitungan yang dilakukan oleh kelompok peneliti dari ITB, Dr. Nuning Nuraini, S. Si, M.Si memberikan prodiksi mengejutkan. Lebih dari 2 juta orang warga negara Indonesia akan meninggal akibat serangan Covid-19 ini, jika respon tanggap yang dilakukan oleh pemerintah masih seperti saat ini. 

Lihat Link ITB

Tidak menemukan link karena sudah dihapus atau karena sebab lain ? Lihat arsip berita internal di Informatika News Line : Arsip Berita Dr. Nuning Nuraini  

Lihat Link Detik.Com 

Tidak menemukan link karena sudah dihapus atau karena sebab lain ? Lihat arsip berita internal di Informatika News Line : Arsip Berita Riset Gabungan Detik.com 

Dr Nuning, salah satu peneliti matematika epidemiologi Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama dengan SimcovID Team telah merilis penelitian terbaru terkait fenomena pandemi COVID-19 di Indonesia. Tim yang dipimpin Dr Nuning terdiri dari belasan peneliti dari berbagai perguruan tinggi ITB, Unpad, UGM, ITS, Brawijaya, Undana, bahkan termasuk peneliti dari Essex & Khalifa University, University of Southern Denmark, dan juga Oxford University.







Menjawab hasil penelitian Dr. Nuning, tidak mudah. Karena respon tanggap yang dimaksud juga berarti ketersediaan perangkat kesehatan dan pemahaman yang memadai dari seluruh unsur negara. Bagaimana mencapai tingkat ideal respons tanggap ? Butuh pendidikan yang panjang, kejujuran, dan keberanian mengakui kesalahan dari seluruh entitas yang ada di negara. Yang dalam beberapa tahun terakhir semua nilai itu telah menjadi nilai nisbi. 

Pendidikan bukan untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman. Pendidikan hanya untuk mencapai gelar dan memenuhi syarat untuk mempertahankan jabatan dan posisi. Pendidikan dan pemahanan adalah dua hal yang telah berhasil dipisahkan oleh sistem pendidikan yang ada di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini. Terdidik tapi tidak memahami permasalahan atau dengan kata lain yang keren. Terdidik tapi tidak punya Literasi.  

Kejujuran ? Tidak diperlukan. Untuk mencapai sebuah posisi, segala cara ditempuh. Menghalalkan segala macam cara. Kalau perlu dengan menipu publik, atau bahkan menggunakan alat-alat negara untuk memperkuat posisi. Kejujuran sudah musnah di negeri ini. Bahkan para penghina komunitas saja diangkat menjadi pejabat publik, tanpa memperdulikan jutaan anggota komunitas yang terhina oleh perilaku sang oknum. Kejujuran menjadi berubah, kejujuran hanyalah sebuah kata tanpa makna.

Demikian juga keberanian untuk mengakui kesalahan yang menjadi sikap ksatria yang selalu dijunjung tinggi itu tak lagi ada nilainya. Menjadi bersifat seperti Duryudana atau menjadi seperti Sengkuni, yang menjadi trend pejabat di Hastina Pura dalam cerita pewayangan, menjadi hal yang mengasyikkan untuk dilakukan. Lebih baik berperilaku seperti Kurawa yang hidup tanpa perlu bersusah payah. Yang penting bisa bersenang-senang. 

Data-data mengerikan Covid-19 seharusnya membuat semua entitas negara sadar. Dan kembali ke jati diri manusia sejati. Tidak malah menyuruh melupakan apa yang terjadi, tapi mengajak semua entitas negeri untuk bersiap menghadapi dengan baik, menyikapi yang datang dengan cerdas dan penuh kewaspadaan, tanpa kebohongan atau trik jaga gengsi yang lain. (Al Syarif Al Hakiem).   


Data : 08.40 (11/04), 21.00 (09/04)

Yogyakarta memecahkan rekor kematian tertinggi di dunia sebesar 17 %, menyusul di peringkat kedua Jawa Tengah sebesar 15 % kedua angka ini merupakan angka kematian tertinggi di dunia




Bengkulu : 25 % TETAP (13/04)
Progress Prosentase : 25 % TETAP (13/04), 25 % (12/04)
1 meninggal/4 positif (25 %) (12/04) 




Aceh, Papua Barat : (20 %)

Aceh : 1 meninggal/5 positif (20 %) (12/04) versi pemerintah, 6 positif
Papua Barat  : Progress Prosentase : (20 %) DOWN (17/04), (33,33 %) DOWN (13/04), 50 % (12/04) : 1/5 (20 %) DOWN (17/04), 1 meninggal/3 positif (33,33 %) DOWN (13/04), 1 meninggal/2 positif (50 %) (12/04) 





Bangka Belitung : (16,6667 %) down (17/04)

Progress Prosentase : 
(16,6667 %) down (17/04), 

20 % down (16/04) 25 % TETAP (13/04), 25 % (12/04)
1/6 (16,6667 %) down (17/04), 

1/5 (20 %) (16/04) : 1 meninggal/4 positif (25 %) (12/04) 


Sulawesi Barat : (14,29 %) DOWN (16/04)


Progress Prosentase : (14,29 %) DOWN (16/04), (20 %) TETAP (13/04), (20 %) (12/04)
1/7 (14,29 %) DOWN (16/04)1 meninggal/5 positif (20 %) (12/04)


Kalimantan Barat :  (14,2857 %) down (17/04)

Progress Prosentase : (14,2857 %) down (17/04), (23,0769 %) UP (13/04), (20 %) (12/04) 
3/21 (14,2857 %) down (17/04), 3 meninggal/13 positif (23,0769 %) UP (13/04), 2 meninggal/10 positif (20 %) (12/04)

Jawa Tengah : (13,4868 %) UP (17/04)

Progrees Prosentase : (13,4868 %) UP (17/04), (9,2466 %) DOWN (16/04), (9,3525 %) DOWN (14/04),  (12,3153 %) DOWN (20.00: 13/04), (12,5 % down) (13/04), 15, 2778 % tetap (12/04), 15, 2778 % tetap
41/304 (13,4868 %) UP (17/04), 27/292 (9,2466 %) DOWN (16/04), 26 meninggal/278 positif (9,3525 %) DOWN (14/04), 25 meninggal/203 positif (12,3153 %) DOWN (20.00: 13/04), 25 meninggal/200 positif (12,5 % down) (13/04) , 22 meninggal/144 positif (15, 2778 % down), 22 meninggal/140 positif (15, 7143 %)

Sulawesi Tengah  : (12,5 %) TURUN (17/04)

Progress Prosentase : (12,5 %) TURUN (17/04), (13,6364 %) TURUN (16/04), (15,7895 % ) UP (14/04), 10,5263 % TETAP (13/04), 10,5263 % (12/04) 

3/24 (12,5 %) TURUN (17/04), 3/22 (13,6364 %) TURUN (16/04) 3 meninggal/19 positif (15,7895 % ) UP (14/04), 2 meninggal/19 positif (10,5263 % ) (12/04)


Sumatera Utara :  (11,3924 %) DOWN (17/04)

Progress Prosesntase : (11,3924 %) DOWN (17/04), (11,5385 %) DOWN (16/04), (12,5 %) DOWN (14/04), (13,4328 %) UP (20.00, 13/04), (12, 3077 % DOWN) (13/04) , 13, 5593 % up) (12/04), 6,7797 % stabil, tetap
9/79 (11,3924 %) DOWN (17/04), 9/78 (11,5385 %) DOWN (16/04), 9 meninggal/72 positif (12,5 %) DOWN (14/04), 9 meninggal/67 positif (13,4328 %) UP (20.00, 13/04), 8 meninggal/65 positif (12, 3077 % DOWN) (13/04), 8 meninggal/59 positif (13, 5593 % up) (12/04), 4 meninggal/59 positif (6,7797 %), 4 meninggal/59 positif (6,7797 %)


DI Yogyakarta  : (10,9375 %) DOWN (17/04)

Progress Prosentase : (10,9375 %) DOWN (17/04), (11,2903 %) DOWN (14/04), (12, 2807 %) DOWN (20.00:13/04), 17, 0732 % (13/04), 17, 0732 % 
7/64 (10,9375 %) DOWN (17/04), 7 meninggal/62 positif (11,2903 %) DOWN (14/04), 7 meninggal/57 positif (12, 2807 %) DOWN (20.00:13/04), 7 meninggal/41 positif (17, 0732 %) 

Sulawesi Utara: (11,1111 %) TURUN (16/04)

Progress Prosentase : (11,1111 %) TURUN (16/04), (11,7647 %) DOWN (13/04), 15,3846 % (12/04)
2/18 (11,1111 %) TURUN (16/04) 2 meninggal/17 positif (11,7647 %) DOWN (13/04), 2 meninggal/13 positif (15,3846 %) (12/04)

Jawa Barat : (8,8608 %) DOWN (17/04)



Progress Prosentase : (8,8608 %) DOWN (17/04), (9,3023 %) DOWN (16/04), (9,6296 %) UP (20.00:13/04), 10,2138 %  down, Data Pemerintah : 9,5012 % down (12/04), 11,0825  % up
56/632 (8,8608 %) DOWN (17/04), 52/559 (9,3023 %) DOWN (16/04), 52 meninggal/540 positif  (9,6296 %) UP (20.00:13/04), 43 meninggal/450 positif  (9,5556 %) (13/04) , 43 meninggal/421 positif  (10,2138 %  down), versi pemerintah : 40 meninggal/421 positif (9,5012 %) (12/04) , 43 meninggal/388 positif  (11,0825  %), 40 meninggal/376 positif  (10, 6383  %), 35 meninggal/365 positif  (9,5890 %)


Jakarta : (8,7389 %) DOWN (17/04)

Progress Prosentase : (8,7389 %) DOWN (17/04), (9,7817 %) DOWN (16/04), (10,3212 %) UP (14/04), (9,3321 % DOWN ) (20.00: 13/04), 9,5401 % UP  (13/04), 8,1622 % down (12/04), 8,7849 % up

246/2815 (8,7389 %) DOWN (17/04), 242/2474 (9,7817 %) DOWN (16/04), 241 meninggal /2.335 positif (10,3212 %) UP (14/04), 204 meninggal /2.186 positif (9,3321 % DOWN ) (20.00: 13/04), 195 meninggal /2.044 positif (9,5401 % UP ) (13/04), 159 meninggal /1.948 positif (8,1622 % down), 154 meninggal /1.753 positif (8,7849 %),142 meninggal /1.706 positif (8,3236 %), 114 meninggal /1.470 positif (7,7551 %) 


Jawa Timur (8,8123 %) DOWN (17/04)

Progress Prosesntase : (8,8123 %) DOWN (17/04), (10,0223 %) UP (16/04), (8,6316 %) UP (14/04), (6,8182 %) DOWN (20.00: 13/04), (6,9948 % DOWN) (13/04), 9,3633 % up (12/04), 8,5938 % up
46/522 (8,8123 %) DOWN (17/04), 45/449 (10,0223 %) UP (16/04), 41 meninggal / 475 positif (8,6316 %) UP (14/04), 30 meninggal / 440 positif (6,8182 %) DOWN (20.00: 13/04), 27 meninggal / 386 positif (6,9948 % DOWN) (13/04), 25 meninggal / 267 positif (9,3633 % up) (12/04), 22 meninggal / 256 positif (8,5938 % up), 17 meninggal / 223 positif (7,6233 %), 16 meninggal / 196 positif (8,1633 %)



Banten : (7,8292 %) UP  (14/04)
Progress Prosesntase : (7,8292 %) UP  (14/04), (7,4733 % down ) (13/04), 7,5269 % down (12/04), 8,6420 % down 
22 meninggal / 281 positif/versi pemerintah 280 (7,8292 %) UP  (14/04), 21 meninggal / 281 positif (7,4733 % down ) (13/04), 21 meninggal / 279 positif (7,5269 % down ) (12/04), 21 meninggal / 243 positif (8,6420 % down ), 20 meninggal / 218 positif (9,1743 %), 18 meninggal / 212 positif (8,4906 %)

Sumatera Barat: (6,8182 % DOWN) (13/04)
Progress Prosentase : (6,8182 % DOWN) (13/04), 9,6774 %) (12/04) 
3 meninggal/44 positif (6,8182 % DOWN) (13/04), 3 meninggal/31 positif (9,6774 %) (12/04)

Sulawesi Selatan : 6,7568 % DOWN  (13/04)
Progress Prosesntase : (6,7568 % DOWN ) (13/04), 8,4270 % up  (12/04), 6,5868 % up
15 meninggal/222 positif (6,7568 % DOWN ) (13/04), 15 meninggal/178 positif (8,4270 % up ) (12/04), 11 meninggal/167 positif (6,5868 % up ), 8 meninggal/138 positif (5,7971 %), 6 meninggal/127 positif (4,7244 %)

Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara: (6,25 % ) (12/04)
Progress Prosentase : 
1 meninggal/16 positif (6,25 % ) (12/04)



Kalimantan Selatan: (5,8824 %) DOWN (13/04)
Progress Prosentase : (5,8824 %) DOWN (13/04), 6,8966 % (12/04) 
2 meninggal/34 positif (5,8824 %) DOWN (13/04), 2 meninggal/29 positif (6,8966 %) (12/04)

Nusa Tenggara Barat: (5,4054 %) DOWN (13/04)
Progress Prosentase : (5,4054 %) DOWN (13/04), 7,4074 % (12/04)
2 meninggal/37 positif (5,4054 %) DOWN (13/04), 2 meninggal/27 positif (7,4074 %) (12/04)

Lampung: 5 % TETAP (13/04) 
Progress Prosentase :  5 % TETAP (13/04) 5 % (12/04) 
1 meninggal/20 positif (5 %) (12/04)

Kepulauan Riau: 4,7619 % TETAP (12/04)
Progress Prosentase : 4,7619 % TETAP (12/04), 4,7619 % % (12/04) 
1 meninggal/21 positif, versi pemerintah (4,7619 %), 22 positif (12/04)

Papua  : (4,7619 % UP) (13/04)
Progress Prosentase : (4,7619 % UP) (13/04), 3,2258 % (12/04)
3 meninggal/63 positif (4,7619 % UP) (13/04), 2 meninggal/62 positif (3,2258 %) (12/04) 

Kalimantan Tengah: 4,1667 % TETAP (13/04)
Progress Prosentase :4,1667 % (13/04), 4,1667 % (12/04) 
1 meninggal/24 positif (4,1667 %) (12/04)



Sumatera Selatan:(3,7037 %) TURUN (17/04)

Progress Prosentase : (3,7037 %) TURUN (17/04), (9,0909 %) TURUN (16/04), 9,5238 % TETAP (13/04), 9,5238 % (12/04)
2/54 (3,7037 %) TURUN (17/04), 2/22 (9,0909 %) TURUN (16/04) 2 meninggal/21 positif (9,5238 %) (12/04)

Kalimantan Timur: 2,8571 % TETAP (13/04)
Progress Prosentase : 2,8571 % TETAP (13/04), 2,8571 % (12/04) 

1 meninggal/35 positif (2,8571 %) (12/04)

Bali : (2,4691 % down) (13/04)
Progress Prosentase : (2,4691 % down) (13/04), 2,5317 % down (12/04), 2,6667 % down
2 meninggal/81 positif (2,4691 % down) (13/04), 2 meninggal/79 positif (2,5317 % down) (12/04), 2 meninggal/75 positif (2,6667 % down), 2 meninggal/63 positif (3,1746 %), 2 meninggal/49 positif (4,0816 %)

Riau: 16 Kasus Positif
Jambi: 4 Kasus Positif
Maluku: 3 Kasus Positif
Maluku Utara: 2 Kasus Positif
Nusa Tenggara Timur: 1 Kasus Positif
Bone Bolango, Gorontalo : 1 positif 

(Info Resmi Pemerintah Pusat) 

Data Kota -Kota Di Indonesia 

(Versi Data Bukan Data Resmi Pemerintah Pusat) 

Seluruh Indonesia : 16.500 kasus, 600 meninggal (Data Al Jazeera)
Data dari Al Jazeera ini berbeda jauh dari data resmi yang diumumkan pemerintah. Pemerintah hanya mengakui dan mengumumkan 3000 kasus dan meninggal 280 orang. Data 16500 yang diangkat oleh Al Jazeera ini kemungkinan adalah data speciment yang diambil oleh pemerintah (sebagaimana yang diumumkan secara resmi oleh pemerintah). Jumlah 600 meninggal yang disampaikan oleh Al Jazeera, tidak diketahui dari mana asalnya.

Jombang : 5699 resiko tinggi, 6 Pasien dalam pengawasan, meninggal 1 dalam pengawasan








Lihat Tajuk Rencana Dan Opini Lebih Lanjut :