Sebuah jamur mikroskopik yang berbahaya bagi kesehatan manusia, menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Penyebaran sangat cepat dalam waktu 5 tahun terakhir ini membuat kalang kabut instansi kesehatan di seluruh dunia. Pasalnya jamur dengan nama Candida Auris ini sangat kuat, berbagai obat anti jamur dan beragam antibiotik konvensional gagal mengobati tubuh manusia yang sudah terkena serangan.
Sebanyak 10 juta manusia di seluruh dunia, diperkirakan akan tewas oleh C. Auris dalam beberapa tahun yang akan datang. Mengalahkan jumlah kematian akibat kanker di seluruh dunia, dalam periode waktu yang sama, yang mencapai 8 juta korban.
Selama lima tahun terakhir ini, C Auris menyerang berbagai unit kesehatan di seluruh dunia dan membunuh puluhan pasien yang terinfeksi parah.
Serangan di rumah sakit layanan bagi Ibu hamil dan melahirkan di Venezuela, disusul teror beruntun di rumah sakit-rumah sakit di seluruh Spanyol, memaksa pusat medis Inggris eksklusif yang bergengsi menutup unit perawatan intensifnya selama beberapa hari, dan membuat heboh India, Pakistan dan Afrika Selatan. Bahkan dalam beberapa pekan terakhir (April 2019) ini C. Auris mencapai New York, New Jersey dan Illinois, Amerika Serikat.
C Auris tidak bisa diobati, bahkan secara mengejutkan melawan balik efek antibiotik dan menewaskan pasiennya.
"Ini masalah serius yang sangat besar," kata Matthew Fisher, seorang profesor epidemiologi jamur di Imperial College London “Kami sukses mengobati serangan jamur pada tubuh manusia dengan obat anti jamur.” Akan tetapi jamur C. Auris kebal dari seluruh obat anti jamur dan antibiotik yang dikenal.
Seorang Pria di Gunung Sinai Israel meninggal setelah 90 hari dirawat di rumah sakit. Tes pihak rumah sakit menunjukkan jamur mikroskopis C Auris ini ada di mana-mana menyebar di seluruh bagian kamar rumah sakit, tempat korban tewas tersebut.
C Auris berkembang sangat invasif sehingga rumah sakit membutuhkan peralatan pembersih khusus dan harus merobek beberapa bagian langit-langit dan ubin lantai yang tidak bisa dibersihkan untuk membasmi jamur tersebut.
"Semua bagian ruangan kamar positif terkena C Auris - dinding, tempat tidur, pintu, tirai, telepon, wastafel, papan tulis, tiang, pompa," kata Dr. Scott Lorin, Direktur rumah sakit Israel. "Kasur, rel tempat tidur, lubang tabung, bagian jendela kamar, langit-langit, semua yang ada di ruangan itu positif mengandung C Auris." Sangat mengerikan.
Penelitian mencatat hampir setengah dari pasien yang tertular C. Auris meninggal dalam waktu 90 hari. Namun para ahli dunia belum menemukan dari mana asal jamur ini.
"Ini adalah makhluk dari dunia hitam yang tidak kita kenal," kata Dr. Tom Chiller, yang mempelopori upaya deteksi global untuk menemukan perawatan dan menghentikan penyebaran. Jamur ini sekarang mengancam pasien sakit infeksi di rumah sakit dan panti jompo di seluruh dunia.
Selama beberapa dekade, para ahli kesehatan masyarakat telah memperingatkan bahwa penggunaan antibiotik yang berlebihan akan mengurangi efektivitas obat-obatan menyembuhkan infeksi.
Majelis Umum PBB pada 2016 yang lalu meminta semua praktisi dan pemimpin instansi kesehatan di seluruh dunia agar lebih menahan diri dalam memberikan resep obat antimikroba untuk memerangi bakteri dan jamur.
Akan tetapi seruan PBB ini tak dihiraukan, penggunaan berlebihan dan rakus antibiotik dan antimicroba di rumah sakit, klinik dan bahkan dunia pertanian terus berlanjut. Ada alasan bisnis, produsen obat yang menyebabkan fenomena ini terjadi. Konsumsi obat anti mikroba ini terus meningkat. Pasien sakit ringan yang tidak perlu mendapat asupan obat ini dipaksa membeli obat dan meminumnya oleh dokter. Keberhasilan dokter memaksa pasien membeli obat antibiotik ini berpengaruh pada prosentase keuntungan yang diberikan sebagai bonus industri obat secara langsung kepada dokter.
Praktek koruptif di dunia kesehatan ini telah berlangsung berpuluh puluh tahun di seluruh dunia. Bukan hanya terjadi di negara berkembang seperti di Indonesia saja. Akan tertapi praktek kotor dan koruptif ini terjadi juga di negara-negara maju di seluruh dunia.
Mantan pejabat Biofarma yang dilengserkan paksa akibat perseteruan politik dalam negeri yang keras, menceritakan kepada Informatika semua praktek kotor dunia kesehatan ini. Trilyunan dana uang dari pasien dan pemerintah mengalir ke saku industri dan praktisi kesehatan paling ujung, dokter.
Kuman yang resisten sering disebut "super," tetapi tidak semua orang yang diserang berhasil dibunuh. Serangan paling mematikan terjadi pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang belum matang atau terganggu, termasuk bayi baru lahir dan orang tua, perokok, penderita diabetes dan orang-orang dengan gangguan autoimun yang biasa menggunakan steroid yang membantu meningkatkan sistem pertahanan tubuh.
10 JUTA MANUSIA JADI KORBAN
Sebuah studi yang didanai pemerintah Inggris menyatakan bahwa jika kebijakan tidak diberlakukan untuk memperlambat peningkatan resistensi obat, 10 juta orang dapat meninggal di seluruh dunia dari semua ancaman infeksi semacam itu pada tahun 2050. Jumlah ini akan melampaui kematian akibat serangan kanker. Sebanyak delapan juta orang diperkirakan meninggal pada tahun 2050 karena kanker.
Di Amerika Serikat, dua juta orang tertular infeksi yang resisten terhadap antibiotik setiap tahun, dan 23 ribu pasien meninggal akibat fenomena infeksi ini. Angka itu berdasarkan studi dan perkiraan yang dibuat pada tahun 2010 yang lalu.
Bahkan perkiraan terbaru yang dibuat oleh para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Washington menyebutkan bahwa korban jiwa telah mencapai 162 ribu. Sementara angka ini telah mencapai 700 ribu kematian. Kematian di seluruh dunia akibat infeksi yang resisten terhadap antibiotik dan semacamnya diperkirakan telah mencapai 700 ribu orang. Jumlah ini melebihi korban perang bertahun tahun di beberapa wilayah peperangan di Timur Tengah.
Peta Serangan C Auris Di Seluruh Dunia
AMERIKA SERIKAT mencatat 587 infeksi Candida auris di negaranya sejak tahun 2013.
AMERIKA SELATAN mencatat munculnya C Auris dari tahun 2012/2013 dari sebuah pusat medis di Venezuela. Lima dari 18 pasien yang terinfeksi meninggal.
EROPA Wabah besar pertama di Eropa melibatkan 72 kasus di rumah sakit London pada tahun 2015/2016.
AFRIKA SELATAN. Jenis yang berbeda secara genetik dari Candida auris di Afrika Selatan menginfeksi setidaknya 451 pasien dari 2012-2016
INDIA DAN PAKISTAN.
Kedua negara memiliki beberapa jumlah kasus tertinggi di dunia. Ketegangan yang berbeda muncul di Pakistan pada awal 2008 dan di Delhi pada 2009.
JEPANG.
Candida auris ditemukan pada 2009 di telinga seorang wanita Jepang berusia 70 tahun yang terinfeksi.
Belum ada catatan kasus di negara lain, termasuk Indonesia. Akan tetapi perilaku protokol informasi yang ketat dari seluruh instansi kesehatan dunia menghalangi data yang sebenarnya muncul ke publik.
Disembunyikan Dari Publik
Pada akhir tahun 2015, Dr. Johanna Rhodes, seorang ahli penyakit menular di Imperial College London, mendapat telepon panik dari RS Royal Brompton, sebuah pusat medis Inggris di London. C. auris telah muncul selama beberapa bulan sebelum di RS Royal Brompton dan rumah sakit tidak dapat membersihkannya.
"Kami tidak tahu dari mana asalnya. Kami belum pernah mendengarnya. Dan jamur ini menyebar sangat cepat seperti api, '' kata Dr. Rhodes. Dia setuju untuk membantu rumah sakit mengidentifikasi profil genetik jamur dan membersihkannya dari kamar.
Di bawah arahannya, para pekerja rumah sakit menggunakan alat khusus yang menyemprotkan hidrogen peroksida berbentuk aerosol di sekitar ruangan bekas digunakan oleh pasien dengan C. Auris. Menurut perhitungan uap aerosol akan menjelajahi setiap sudut dan celah ruangan dan memberantas habis C. Auris. Mereka membiarkan mekanisme pembersihan ini berjalan selama seminggu. Hasilnya memang membuat semua organisme mati. Hanya satu organisme yang tumbuh kembal, C. Auris. Mengerikan C. Auris tumbuh kembali bahkan setelah operasi pembersihan besar-besaran.
Sebuah rumah sakit, pusat paru-paru dan jantung khusus di Inggris yang menarik pasien kaya dari Timur Tengah dan sekitar Eropa, memperingatkan pemerintah Inggris serangan ini dan memberi tahu pasien yang terinfeksi, akan tetapi RS tidak membuat pengumuman publik.
"Tidak perlu mengeluarkan siaran berita selama wabah," kata Oliver Wilkinson, juru bicara rumah sakit.
Kepanikan yang hening ini terjadi di rumah sakit di seluruh dunia. Masing-masing lembaga dan pemerintah nasional, negara bagian dan lokal enggan mempublikasikan berjangkitnya infeksi ini, dengan alasan tidak ada gunanya membuat takut pasien dan menyebarkan kepanikan global.
Pada akhir Juni 2016, enam bulan kemudian, sebuah makalah ilmiah melaporkan " 50 kasus wabah C. Auris yang sedang berlangsung" di Royal Brompton. Laporan ilmiah itu menyatakan pihak RS mengambil langkah darurat luar biasa. Layanan ICU dimatikan selama 11 hari, dan seluruh pasien dipindahkan ke lantai lain, dengan diam diam tanpa pengumuman.
Beberapa hari kemudian rumah sakit akhirnya mengakui kepada sebuah surat kabar bahwa memang ada masalah. Sebuah tajuk utama di The Daily Telegraph memperingatkan, “Unit Perawatan Intensif Ditutup Setelah Superbug Baru Maut Muncul di UK” (Penelitian kemudian mengatakan akhirnya ada 72 total kasus, meskipun beberapa pasien hanya pembawa dan tidak terinfeksi oleh jamur).
Namun masalah ini belum diketahui secara internasional. Sementara itu wabah yang lebih besar telah dimulai di Valencia, Spanyol, di Hospital Universitari i Politecnic La Fe yang memiliki 992 tempat tidur.
Tanpa diketahui publik atau pasien, 372 orang tertulari, mereka memiliki C. Auris di tubuh mereka tetapi tidak sakit dengan itu, sementara 85 lainnya terkena infeksi di aliran darahnya. Sebuah makalah dalam jurnal Mycoses melaporkan bahwa 41 persen pasien yang terinfeksi meninggal dalam 30 hari.
Akan tetapi sebuah pernyataan dari pihak RS mengatakan bahwa belum tentu C. Auris yang membunuh mereka.
"Sangat sulit untuk membedakan apakah pasien meninggal karena patogen atau dengan itu, karena mereka adalah pasien dengan banyak penyakit dan dalam kondisi sakit umum yang sangat serius," kata pernyataan itu.
Seperti halnya Royal Brompton, RS di Spanyol ini tidak membuat pengumuman publik.
Salah satu penulis artikel di Mycoses, seorang dokter di rumah sakit, mengatakan dalam sebuah email bahwa rumah sakit tidak ingin dia berbicara dengan wartawan karena "prihatin akan mempengaruhi citra publik layanan rumah sakit."
"Mengapa kita membaca tentang wabah hampir satu setengah tahun kemudian - dan tidak menemukan headline berita di halaman depan media sehari setelah itu terjadi? Benar benar aneh " Kata Dr Kevin Kavanagh, seorang dokter di Kentucky dan ketua dewan Health Watch USA, sebuah kelompok advokasi pasien nirlaba.
Pejabat di London memberi tahu C.D.C. wabah di Royal Brompton saat itu sedang terjadi. Dan C.D.C. menyampaikannya ke seluruh rumah sakit Amerika. Pada 24 Juni 2016, C.D.C. memberi peringatan nasional ke rumah sakit dan kelompok medis dan mengatur alamat email, candidaauris@cdc.gov, untuk berbagai pertanyaan. Dr. Snigdha Vallabhaneni, yang mengira respons emai akan lambat, menjadi terkejut karena dalam beberapa minggu, box email dipenuhi pertayaan yang beragam.
CDC (Centres For Disease Control And Preventionis) adalah organisasi pemerintah Amerika Serikat yang didirikan sejak tahun 1946 dengan 50 ribu staf pekerja dari berbagai latar belakang professional.
CDC bekerja 24 jam penuh memantau kondisi kesehatan, keselamatan, dan beragam isu keamanan yang mengancam Amerika. CDC melaksanakan fungsi utama dari Departemen Kesehatan (Department of Health and Human Services).
Menyerbu Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, 587 kasus orang yang telah diserang C. Auris dilaporkan, 309 di New York, 104 di New Jersey dan 144 di Illinois, menurut C.D.C.
Gejalanya - demam, pegal-pegal, dan kelelahan - tampak seperti gejala kelelahan biasa, tetapi ketika seseorang telah terinfeksi, terutama seseorang yang sudah tidak sehat, gejala yang biasa terjadi ini bisa berakibat fatal.
Kasus paling awal yang diketahui di Amerika Serikat melibatkan seorang wanita yang tiba di rumah sakit New York pada 6 Mei 2013, mencari perawatan untuk gagal pernapasan. Pasien berusia 61 tahun dan baru pulang dari Uni Emirat Arab, meninggal seminggu kemudian, setelah dinyatakan positif terserang jamur. Pada saat itu, rumah sakit tidak terlalu memikirkannya, tetapi tiga tahun kemudian, ia mengirim kasus tersebut ke C.D.C. setelah membaca saran agensi pada Juni 2016. Sebagian besar kasus lain di Amerika Serikat terjadi di panti jompo di New York City, Chicago dan New Jersey.
Wanita kedua yang tewas membawa strain C Auris yang berbeda dari Asia Selatan. Wanita berusia 56 tahun ini melakukan perjalanan ke India pada Maret 2017 untuk operasi perut elektif. Setelah terkena C Auris dia diterbangkan kembali ke rumah sakit di Connecticut yang gagal mengenali C. Auris. Kemdian sang wanita dipindahkan ke rumah sakit Texas dan meninggal.
Kuman juga menyebar ke fasilitas perawatan jangka panjang di Chicago. Sebanyak 50 persen dari penghuni di beberapa panti jompo telah dites dan positif terkena serangan. Jamur dapat tumbuh pada jalur intravena dan ventilator.
Pekerja yang merawat pasien yang terinfeksi C. Auris khawatir akan keselamatan mereka sendiri. Matthew McCarthy, yang telah merawat beberapa pasien C. Auris di Weill Cornell Medical Center di New York, mengalami ketakutan yang tidak biasa ketika merawat seorang pria berusia 30 tahun.
"Aku mendapati diriku tidak ingin menyentuh pria itu," katanya. "Aku tidak mau tertular dari orang itu dan menularkannya ke orang lain." Dia melakukan pekerjaannya dan memeriksa pasien dengan saksama, tetapi berkata, "Ada perasaan yang luar biasa ketakutan karena bisa saja terkena jamur secara tidak sengaja dari kaus kaki, dasi atau gaun. "
Pertama kali para dokter mengetahui C. Auris ada di telinga seorang wanita di Jepang pada tahun 2009 (auris adalah bahasa Latin untuk telinga). Tampaknya tidak berbahaya pada waktu itu, infeksi jamur yang mudah diobati.
Tiga tahun kemudian, C Auris muncul dalam hasil tes yang tidak biasa di laboratorium Dr. Jacques Meis, seorang ahli mikrobiologi di Nijmegen, Belanda, yang menganalisis infeksi aliran darah pada 18 pasien dari empat rumah sakit di India. Segera setelah itu, varian baru C. Auris muncul setiap bulan susul menyusul di berbagai belahan dunia.
Sebanyak 10 juta manusia di seluruh dunia, diperkirakan akan tewas oleh C. Auris dalam beberapa tahun yang akan datang. Mengalahkan jumlah kematian akibat kanker di seluruh dunia, dalam periode waktu yang sama, yang mencapai 8 juta korban.
Selama lima tahun terakhir ini, C Auris menyerang berbagai unit kesehatan di seluruh dunia dan membunuh puluhan pasien yang terinfeksi parah.
Serangan di rumah sakit layanan bagi Ibu hamil dan melahirkan di Venezuela, disusul teror beruntun di rumah sakit-rumah sakit di seluruh Spanyol, memaksa pusat medis Inggris eksklusif yang bergengsi menutup unit perawatan intensifnya selama beberapa hari, dan membuat heboh India, Pakistan dan Afrika Selatan. Bahkan dalam beberapa pekan terakhir (April 2019) ini C. Auris mencapai New York, New Jersey dan Illinois, Amerika Serikat.
C Auris tidak bisa diobati, bahkan secara mengejutkan melawan balik efek antibiotik dan menewaskan pasiennya.
"Ini masalah serius yang sangat besar," kata Matthew Fisher, seorang profesor epidemiologi jamur di Imperial College London “Kami sukses mengobati serangan jamur pada tubuh manusia dengan obat anti jamur.” Akan tetapi jamur C. Auris kebal dari seluruh obat anti jamur dan antibiotik yang dikenal.
Seorang Pria di Gunung Sinai Israel meninggal setelah 90 hari dirawat di rumah sakit. Tes pihak rumah sakit menunjukkan jamur mikroskopis C Auris ini ada di mana-mana menyebar di seluruh bagian kamar rumah sakit, tempat korban tewas tersebut.
C Auris berkembang sangat invasif sehingga rumah sakit membutuhkan peralatan pembersih khusus dan harus merobek beberapa bagian langit-langit dan ubin lantai yang tidak bisa dibersihkan untuk membasmi jamur tersebut.
"Semua bagian ruangan kamar positif terkena C Auris - dinding, tempat tidur, pintu, tirai, telepon, wastafel, papan tulis, tiang, pompa," kata Dr. Scott Lorin, Direktur rumah sakit Israel. "Kasur, rel tempat tidur, lubang tabung, bagian jendela kamar, langit-langit, semua yang ada di ruangan itu positif mengandung C Auris." Sangat mengerikan.
Penelitian mencatat hampir setengah dari pasien yang tertular C. Auris meninggal dalam waktu 90 hari. Namun para ahli dunia belum menemukan dari mana asal jamur ini.
"Ini adalah makhluk dari dunia hitam yang tidak kita kenal," kata Dr. Tom Chiller, yang mempelopori upaya deteksi global untuk menemukan perawatan dan menghentikan penyebaran. Jamur ini sekarang mengancam pasien sakit infeksi di rumah sakit dan panti jompo di seluruh dunia.
Selama beberapa dekade, para ahli kesehatan masyarakat telah memperingatkan bahwa penggunaan antibiotik yang berlebihan akan mengurangi efektivitas obat-obatan menyembuhkan infeksi.
Majelis Umum PBB pada 2016 yang lalu meminta semua praktisi dan pemimpin instansi kesehatan di seluruh dunia agar lebih menahan diri dalam memberikan resep obat antimikroba untuk memerangi bakteri dan jamur.
Akan tetapi seruan PBB ini tak dihiraukan, penggunaan berlebihan dan rakus antibiotik dan antimicroba di rumah sakit, klinik dan bahkan dunia pertanian terus berlanjut. Ada alasan bisnis, produsen obat yang menyebabkan fenomena ini terjadi. Konsumsi obat anti mikroba ini terus meningkat. Pasien sakit ringan yang tidak perlu mendapat asupan obat ini dipaksa membeli obat dan meminumnya oleh dokter. Keberhasilan dokter memaksa pasien membeli obat antibiotik ini berpengaruh pada prosentase keuntungan yang diberikan sebagai bonus industri obat secara langsung kepada dokter.
Praktek koruptif di dunia kesehatan ini telah berlangsung berpuluh puluh tahun di seluruh dunia. Bukan hanya terjadi di negara berkembang seperti di Indonesia saja. Akan tertapi praktek kotor dan koruptif ini terjadi juga di negara-negara maju di seluruh dunia.
Mantan pejabat Biofarma yang dilengserkan paksa akibat perseteruan politik dalam negeri yang keras, menceritakan kepada Informatika semua praktek kotor dunia kesehatan ini. Trilyunan dana uang dari pasien dan pemerintah mengalir ke saku industri dan praktisi kesehatan paling ujung, dokter.
Kuman yang resisten sering disebut "super," tetapi tidak semua orang yang diserang berhasil dibunuh. Serangan paling mematikan terjadi pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang belum matang atau terganggu, termasuk bayi baru lahir dan orang tua, perokok, penderita diabetes dan orang-orang dengan gangguan autoimun yang biasa menggunakan steroid yang membantu meningkatkan sistem pertahanan tubuh.
10 JUTA MANUSIA JADI KORBAN
Sebuah studi yang didanai pemerintah Inggris menyatakan bahwa jika kebijakan tidak diberlakukan untuk memperlambat peningkatan resistensi obat, 10 juta orang dapat meninggal di seluruh dunia dari semua ancaman infeksi semacam itu pada tahun 2050. Jumlah ini akan melampaui kematian akibat serangan kanker. Sebanyak delapan juta orang diperkirakan meninggal pada tahun 2050 karena kanker.
Di Amerika Serikat, dua juta orang tertular infeksi yang resisten terhadap antibiotik setiap tahun, dan 23 ribu pasien meninggal akibat fenomena infeksi ini. Angka itu berdasarkan studi dan perkiraan yang dibuat pada tahun 2010 yang lalu.
Bahkan perkiraan terbaru yang dibuat oleh para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Washington menyebutkan bahwa korban jiwa telah mencapai 162 ribu. Sementara angka ini telah mencapai 700 ribu kematian. Kematian di seluruh dunia akibat infeksi yang resisten terhadap antibiotik dan semacamnya diperkirakan telah mencapai 700 ribu orang. Jumlah ini melebihi korban perang bertahun tahun di beberapa wilayah peperangan di Timur Tengah.
Peta Serangan C Auris Di Seluruh Dunia
AMERIKA SERIKAT mencatat 587 infeksi Candida auris di negaranya sejak tahun 2013.
AMERIKA SELATAN mencatat munculnya C Auris dari tahun 2012/2013 dari sebuah pusat medis di Venezuela. Lima dari 18 pasien yang terinfeksi meninggal.
EROPA Wabah besar pertama di Eropa melibatkan 72 kasus di rumah sakit London pada tahun 2015/2016.
AFRIKA SELATAN. Jenis yang berbeda secara genetik dari Candida auris di Afrika Selatan menginfeksi setidaknya 451 pasien dari 2012-2016
INDIA DAN PAKISTAN.
Kedua negara memiliki beberapa jumlah kasus tertinggi di dunia. Ketegangan yang berbeda muncul di Pakistan pada awal 2008 dan di Delhi pada 2009.
JEPANG.
Candida auris ditemukan pada 2009 di telinga seorang wanita Jepang berusia 70 tahun yang terinfeksi.
Belum ada catatan kasus di negara lain, termasuk Indonesia. Akan tetapi perilaku protokol informasi yang ketat dari seluruh instansi kesehatan dunia menghalangi data yang sebenarnya muncul ke publik.
Disembunyikan Dari Publik
Pada akhir tahun 2015, Dr. Johanna Rhodes, seorang ahli penyakit menular di Imperial College London, mendapat telepon panik dari RS Royal Brompton, sebuah pusat medis Inggris di London. C. auris telah muncul selama beberapa bulan sebelum di RS Royal Brompton dan rumah sakit tidak dapat membersihkannya.
"Kami tidak tahu dari mana asalnya. Kami belum pernah mendengarnya. Dan jamur ini menyebar sangat cepat seperti api, '' kata Dr. Rhodes. Dia setuju untuk membantu rumah sakit mengidentifikasi profil genetik jamur dan membersihkannya dari kamar.
Di bawah arahannya, para pekerja rumah sakit menggunakan alat khusus yang menyemprotkan hidrogen peroksida berbentuk aerosol di sekitar ruangan bekas digunakan oleh pasien dengan C. Auris. Menurut perhitungan uap aerosol akan menjelajahi setiap sudut dan celah ruangan dan memberantas habis C. Auris. Mereka membiarkan mekanisme pembersihan ini berjalan selama seminggu. Hasilnya memang membuat semua organisme mati. Hanya satu organisme yang tumbuh kembal, C. Auris. Mengerikan C. Auris tumbuh kembali bahkan setelah operasi pembersihan besar-besaran.
Sebuah rumah sakit, pusat paru-paru dan jantung khusus di Inggris yang menarik pasien kaya dari Timur Tengah dan sekitar Eropa, memperingatkan pemerintah Inggris serangan ini dan memberi tahu pasien yang terinfeksi, akan tetapi RS tidak membuat pengumuman publik.
"Tidak perlu mengeluarkan siaran berita selama wabah," kata Oliver Wilkinson, juru bicara rumah sakit.
Kepanikan yang hening ini terjadi di rumah sakit di seluruh dunia. Masing-masing lembaga dan pemerintah nasional, negara bagian dan lokal enggan mempublikasikan berjangkitnya infeksi ini, dengan alasan tidak ada gunanya membuat takut pasien dan menyebarkan kepanikan global.
Pada akhir Juni 2016, enam bulan kemudian, sebuah makalah ilmiah melaporkan " 50 kasus wabah C. Auris yang sedang berlangsung" di Royal Brompton. Laporan ilmiah itu menyatakan pihak RS mengambil langkah darurat luar biasa. Layanan ICU dimatikan selama 11 hari, dan seluruh pasien dipindahkan ke lantai lain, dengan diam diam tanpa pengumuman.
Beberapa hari kemudian rumah sakit akhirnya mengakui kepada sebuah surat kabar bahwa memang ada masalah. Sebuah tajuk utama di The Daily Telegraph memperingatkan, “Unit Perawatan Intensif Ditutup Setelah Superbug Baru Maut Muncul di UK” (Penelitian kemudian mengatakan akhirnya ada 72 total kasus, meskipun beberapa pasien hanya pembawa dan tidak terinfeksi oleh jamur).
Namun masalah ini belum diketahui secara internasional. Sementara itu wabah yang lebih besar telah dimulai di Valencia, Spanyol, di Hospital Universitari i Politecnic La Fe yang memiliki 992 tempat tidur.
Tanpa diketahui publik atau pasien, 372 orang tertulari, mereka memiliki C. Auris di tubuh mereka tetapi tidak sakit dengan itu, sementara 85 lainnya terkena infeksi di aliran darahnya. Sebuah makalah dalam jurnal Mycoses melaporkan bahwa 41 persen pasien yang terinfeksi meninggal dalam 30 hari.
Akan tetapi sebuah pernyataan dari pihak RS mengatakan bahwa belum tentu C. Auris yang membunuh mereka.
"Sangat sulit untuk membedakan apakah pasien meninggal karena patogen atau dengan itu, karena mereka adalah pasien dengan banyak penyakit dan dalam kondisi sakit umum yang sangat serius," kata pernyataan itu.
Seperti halnya Royal Brompton, RS di Spanyol ini tidak membuat pengumuman publik.
Salah satu penulis artikel di Mycoses, seorang dokter di rumah sakit, mengatakan dalam sebuah email bahwa rumah sakit tidak ingin dia berbicara dengan wartawan karena "prihatin akan mempengaruhi citra publik layanan rumah sakit."
"Mengapa kita membaca tentang wabah hampir satu setengah tahun kemudian - dan tidak menemukan headline berita di halaman depan media sehari setelah itu terjadi? Benar benar aneh " Kata Dr Kevin Kavanagh, seorang dokter di Kentucky dan ketua dewan Health Watch USA, sebuah kelompok advokasi pasien nirlaba.
Pejabat di London memberi tahu C.D.C. wabah di Royal Brompton saat itu sedang terjadi. Dan C.D.C. menyampaikannya ke seluruh rumah sakit Amerika. Pada 24 Juni 2016, C.D.C. memberi peringatan nasional ke rumah sakit dan kelompok medis dan mengatur alamat email, candidaauris@cdc.gov, untuk berbagai pertanyaan. Dr. Snigdha Vallabhaneni, yang mengira respons emai akan lambat, menjadi terkejut karena dalam beberapa minggu, box email dipenuhi pertayaan yang beragam.
CDC (Centres For Disease Control And Preventionis) adalah organisasi pemerintah Amerika Serikat yang didirikan sejak tahun 1946 dengan 50 ribu staf pekerja dari berbagai latar belakang professional.
CDC bekerja 24 jam penuh memantau kondisi kesehatan, keselamatan, dan beragam isu keamanan yang mengancam Amerika. CDC melaksanakan fungsi utama dari Departemen Kesehatan (Department of Health and Human Services).
Menyerbu Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, 587 kasus orang yang telah diserang C. Auris dilaporkan, 309 di New York, 104 di New Jersey dan 144 di Illinois, menurut C.D.C.
Gejalanya - demam, pegal-pegal, dan kelelahan - tampak seperti gejala kelelahan biasa, tetapi ketika seseorang telah terinfeksi, terutama seseorang yang sudah tidak sehat, gejala yang biasa terjadi ini bisa berakibat fatal.
Kasus paling awal yang diketahui di Amerika Serikat melibatkan seorang wanita yang tiba di rumah sakit New York pada 6 Mei 2013, mencari perawatan untuk gagal pernapasan. Pasien berusia 61 tahun dan baru pulang dari Uni Emirat Arab, meninggal seminggu kemudian, setelah dinyatakan positif terserang jamur. Pada saat itu, rumah sakit tidak terlalu memikirkannya, tetapi tiga tahun kemudian, ia mengirim kasus tersebut ke C.D.C. setelah membaca saran agensi pada Juni 2016. Sebagian besar kasus lain di Amerika Serikat terjadi di panti jompo di New York City, Chicago dan New Jersey.
Wanita kedua yang tewas membawa strain C Auris yang berbeda dari Asia Selatan. Wanita berusia 56 tahun ini melakukan perjalanan ke India pada Maret 2017 untuk operasi perut elektif. Setelah terkena C Auris dia diterbangkan kembali ke rumah sakit di Connecticut yang gagal mengenali C. Auris. Kemdian sang wanita dipindahkan ke rumah sakit Texas dan meninggal.
Kuman juga menyebar ke fasilitas perawatan jangka panjang di Chicago. Sebanyak 50 persen dari penghuni di beberapa panti jompo telah dites dan positif terkena serangan. Jamur dapat tumbuh pada jalur intravena dan ventilator.
Pekerja yang merawat pasien yang terinfeksi C. Auris khawatir akan keselamatan mereka sendiri. Matthew McCarthy, yang telah merawat beberapa pasien C. Auris di Weill Cornell Medical Center di New York, mengalami ketakutan yang tidak biasa ketika merawat seorang pria berusia 30 tahun.
"Aku mendapati diriku tidak ingin menyentuh pria itu," katanya. "Aku tidak mau tertular dari orang itu dan menularkannya ke orang lain." Dia melakukan pekerjaannya dan memeriksa pasien dengan saksama, tetapi berkata, "Ada perasaan yang luar biasa ketakutan karena bisa saja terkena jamur secara tidak sengaja dari kaus kaki, dasi atau gaun. "
Pertama kali para dokter mengetahui C. Auris ada di telinga seorang wanita di Jepang pada tahun 2009 (auris adalah bahasa Latin untuk telinga). Tampaknya tidak berbahaya pada waktu itu, infeksi jamur yang mudah diobati.
Tiga tahun kemudian, C Auris muncul dalam hasil tes yang tidak biasa di laboratorium Dr. Jacques Meis, seorang ahli mikrobiologi di Nijmegen, Belanda, yang menganalisis infeksi aliran darah pada 18 pasien dari empat rumah sakit di India. Segera setelah itu, varian baru C. Auris muncul setiap bulan susul menyusul di berbagai belahan dunia.