Saifullah Meminta Ecco Jangan Pindah Ke Vietnam
Sidoarjo, Informatika News Line (21/02/2018)
Bupati Sidoarjo, Saifullah menghimbau agar PT Ecco Indonesia Tidak Pindah (Relokasi) dari Sidoarjo.
Himbauan Saifullah ini disampaikan terkait rencana perpindahan perusahaan sepatu PT Ecco Indonesia (EI) yang terletak di Candi Sidoarjo ke Vietnam.
Jika perpindahan pabrik ini terjadi tentu akan berdampak terhadap bertambahnya pengangguran di Sidoarjo, karena perusahan tersebut telah memiliki sekitar 7.500 karyawan.
Saifullah meminta manajemen PT EI agar mempertimbangkan kembali rencana kepindahan ke Vietnam.
"Kalau bisa ya jangan sampai pindah..." Kata Saifullah
Permintaan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah ditegaskan pada saat sambutan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) pembangunan Pos Damkar Unit Candi kemarin (20/01) di hadapan para jajaran petinggi PT EI.
Hadir dalam acara MOU tersebut Presiden Direktur PT EI Mr. Gary Smale, Direktur Supply Chain Adam Hidari, Manajer Bisnis Relation Dwi Yoga serta jajaran dan para petinggi PT EI yang lain.
Sementara itu Manajer Bisnis Relation Dwi Yoga mengaku kalau pihaknya mulai tahun 2018 ini sudah menurunkan kapasitas produksi sekitar 1 hingga 1,5 juta pasang sepatu untuk dapat diproduksi di Vietnam, dari sekitar total produksi sekitar 7 hingga 8 juta pasang.
Jadi untuk produksi sepatu di Candi Sidoarjo ini tinggal sekitar 6 juta pasang per tahun.
Menurutnya pertimbangan kepindahan semata-mata karena pertimbangan bisnis semata. Perusahaan terbebani biaya upah yang cukup tinggi, karena komponen upah bisa memakan biasa produksi perusahaan sekitar 60 %.
Karena model produksi PT EI dengan pendekatan perusahaan padat karya, maka komposisi biaya terbesar terdapat pada material dan tenaga kerja.
Sementara pertimbangan pilihan pindah ke Vietnam karena biaya produksi lebih murah.
PT EI sendiri adalah perusahaan Denmark yang mempunyai lima perusahaan di lima negara dengan mempekerjakan lebih dari 25 ribu tenaga kerja di seluruh dunia .
“Dulu Indonesia itu paling kompetitif, sekarang Indonesia berada di nomer tiga di bawahnya Vienam dan Thailand,’ kata Dwi Yoga, sebagaimana disitir oleh pers.
Dwi mengaku untuk perpindahan ini akan dilakukan secara bertahap, selain itu juga melihat situasi dan kondisi.
"Selama masih mendukung bisnis, kita tetap akan menyesuaikan...Namun jika tidak mendukung kondisi bisnis maka akan diteruskan...."
" Untuk perpindahan sendiri akan dilakukan bertahap dengan tetap memperhitungkan cost untung ruginya..." kata Dwi Yoga
“Kami berharap masalah pengupahan dan masalah bagaimana iklim investasi yang ada di Sidoarjo mendukung operasional kita. Karena perusahaan kita ini adalah padat karya, lebih banyak tenaga manusianya dari pada mesin. Sekitar 80 % tenaga manusia,” jelas Dwi Yoga.
Oleh karena itu manajemen perusahaan mempunyai kebijakan baru sebagai konsekuensi dari pihak kami, diantaranya telah menghentikan perekrutan tenaga kerja baru dan bagaimana kondisi 7.500 karyawan ini tetap aman.
"Perusahaan juga berharap jangan sampai merumahkan karyawan. Karena itu akan membawa dampak kurang baik terhadap perusahaan. Makanya kami berharap kepada pemerintah agar membantu mengontrol upah tenaga kerja,” harapnya. (TNTW)
Baca Juga :
Lihat Juga Link :
https://www.harianbhirawa.co.id/bupati-sidoarjo-imbau-pt-ei-jangan-pindah/