Senin, 23 Oktober 2017

(cc) Manouchehr Mottaki : The Sad Story Of ISIS (cc)



Teheran, Informatika Online, Rubrik Figure
Koresponden Tabloid Informatika di Ibukota Iran Teheran bertemu dengan mantan Menteri Luar Negeri Iran Manouchehr Mottaki dan berbincang tentang kebijakan politik luar negeri Iran, serta berkomentar tentang aksi pengeboman bunuh diri ISIS global termasuk di Indonesia.

Manouchehr Mottaki selain pernah menjadi Menteri Luar Negeri di era Presiden Iran Ahmadimejad, juga pernah menjadi calon kuat Presiden Iran. Saat ini Mottaki menjadi Deputy Internasional Forum Dunia Pendekatan Antar Mahzab Islam.

Bertemu dengan Tabloid Informatika dari Indonesia, Manouchehr Mottaki, menunjukkan respek dan penghormatan yang besar pada Indonesia. Mottaki berkantor di dekat Kedutaan besar Amerika Serikat yang kosong setelah konflik Syah Reza Pahlevi, Penguasa Iran sebelum Revolusi Iran, di tengah kota Teheran.

Manouchehr Mottaki mengatakan bahwa negeri-negeri besar seperti Indonesia dan Iran adalah representasi dari masa depan perdamaian dunia. Menurut Mottaki, Indonesia adalah representasi negeri Sunni dan Iran adalah representasi Syi'ah. Eksistensi hubungan persahabatan antara Indonesia Iran adalah contoh bagus hubungan antar berbagai pandangan mahzab dalam Islam. Islam adalah satu akan tetapi tidak menutup kemungkinan berbagai perbedaan. Perbeadaan yang muncul adalah hal yang wajar terjadi.

Akan tetapi, menurut Mottaki, ISIS adalah contoh kehebatan Islam yang diselewengkan. Keberanian untuk menghadapi permasalahan dengan bahkan berkorban dengan jiwa adalah inti ajaran Islam.

“Sayangnya ISIS salah mengarahkan sasaran perjuangannya. Jika perjuangannya diarahkan ke negeri negeri Zionis mungkin bisa difahami. Akan tetapi perjuangan ISIS ini diarahkan ke negeri Islam sendiri…” kata Mottaki kepada Informatika, “Inilah The Sad Stories About ISIS. Kisah menyedihkan dari perjuangan ISIS.”

Mottaki juga menyayangkan arah orientasi ISIS yang salah sasaran. ISIS menyerang semua penganut agama Islam di seluruh dunia. Tidak pandang bulu. Bahkan cenderung tidak menyukai pluralisme atau keragaman dalam beragama Islam. ISIS menyerang Sunni dan Syiah bahkan menyukai jika Sunni Syiah bermusuhan.

Para pengikut ISIS seharusnya datang dengan baik baik ke kita (Syiah dan Sunni) nanti akan diajarkan memahami orientasi perjuangan yang benar. Siapa musuh yang sebenarnya. Jangan teman malah diserang, nanti musuh-musuh Islam jadi gembira.

Keberanian untuk mengorbankan nyawa untuk kebenaran dan hak juga kita miliki (Sunni dan Syiah). Inti ajaran untuk berani berkorban itu juga kita miliki. Yang perlu dipelajari oleh ISIS lebih lanjut adalah mentukan sasaran lanjutan yang lebih tepat. Jangan menyerang negeri Islam dan orang orang Islam sendiri. Orang Islam Sunni dan Syiah tidak takut mati sama seperti mereka. Tapi lihat dulu siapa yang diserang, tidak serampangan.

Mottaki menutup pembicaraannya dengan Informatika seraya memuji koresponden yang sempat membeli karpet yang menjadi andalan karya seni Iran di dunia.

” Istana Tsar di Rusia, menggunakan karpet yang dibuat langsung oleh para pengrajin seni Iran. Dan Karpet Iran adalah salah satu bukti bahwa bangsa Persia adalah bangsa yang cinta perdamaian, tidak suka berperang sebagaimana yang sering digembar gemborkan seolah bangsa Persia hobby membuat rusuh dan peperangan.” kata Mottaki dengan ramah.


Dalam catatan pemerintah Iran lebih dari 17 ribu orang meninggal akibat serangan teroris selama lebih dari 36 tahun terakhir. Perwakilan resmi Iran di PBB mencatat lebih dari 31 ribu tentara teroris ada di seluruh dunia saat ini dan mengancam peradaban umat manusia modern saat ini (vijay).

Lihat Rubrik Figure Informatika Lebih lanjut 

 Indeks Berita
Parade Foto Informatika



BUKU TERBITAN TERBARU CAHAYA PERS 
PUISI UNTUK RASULULLAH : karya tulisan puisi dari Syeh Al Syarif Al Jalal Al Huseini. Berisi puisi-puisi kado dan kerinduan hati kepada Rasulullah. Buku kumpulan puisi ini adalah pernyataan kasih sayang, cinta, sekaligus ungkapan hati Sang Syeh kepada Sang Rasul 

Buku kumpulan puisi ini, selain memiliki nilai karya seni, juga sangat tepat bagi yang sedang ingin mendorong proses kontemplasi kehidupannya menuju Sang Maha Cahaya. Imaji dan rasa penulisnya yang diungkapkan dalam deretan kata sangat mendalam, mengungkapkan kepada Sang Rasul seluruh perkembangan kemanusiaan dan potret ummat Sang Rasul di masa kini.