Ancaman Bakteri Mematikan Global Bagi Para Perias Dan Pengguna Make Up
Para praktisi perias global terancam oleh bakteri pembunuh yang sangat mematikan, demikian juga para pengguna make up di seluruh dunia. Ancaman global ini akan menjadi isu terbesar sepanjang beberapa tahun yang akan datang.
Salah satu ajaran dasar dalam beragama adalah larangan Tabarruj. Tabarruj adalah berias dan menggunakan make up berlebihan. Beberapa aliran dalam agama Islam bahkan mengharamkan make up dan mengancam para penggunanya akan masuk neraka. Tabarruj ditujukan untuk lebih mengundang syahwat dan hawa nafsu karena itu beberapa aliran dalam Agama Islam mengharamkan dengan keras Tabarruj dan make up. Akan tetapi beberapa aliran yang lain mengajukan ayat bahwa berhias boleh-boleh saja asal terbatas untuk pasangan suami istrinya saja. Haram untuk yang lain. Dan bukankah Allah itu Indah dan menyukai keindahan.
Terlepas dari polemik haram dan mubahnya kosmetik dan berhias berlebih-lebihan untuk orang lain. Sebuah studi yang mengejutkan tentang kosmetik dan make up dilakukan di Inggris beberapa waktu yang lalu.
Studi yang dilakukan pada akhir tahun 2019 mengguncang para perias global dan para pengguna make up. Beberapa jenis bakteri mematikan ditemukan oleh beberapa peneliti produk make up di Inggris.
Penelitian ini melakukan studi terhadap perangkat make up di Inggris. Hasil studi menemukan bahwa 90 % penggunaan produk make up ternyata terkait dengan ancaman beberapa mikroba yang sangat mematikan.
Microba yang berada pada alat alat make up diketahui adalah dari jenis mikroba Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Citrobacter freundii. Bakteri mikroba ini sangat mematikan.
Ahli Ilmu Biomedikal Amreen Bashir dan Peter Lambert dari Universitas Aston Inggris menemukan bakteri mematikan itu di berbagai ragam perangkat make up, lipstick, lip gloss, eyeliner dan mascara.
Para peneliti ini sangat terkejut saat menemukan bakteri yang sangat mematikan ini di berbagai produk dan perangkat make up. Make up yang didisain larut dalam air menjadi sarang yang disukai oleh bakteri yang mematikan ini.
Hampir semua produk dan alat make up memiliki sifat larut dalam air tawar. Semakin tinggi kandungan air di dalam perangkat make up, maka akan semakin tinggi tingkat konsentrasi bakteri mematikan ini. Penelitian penting ini dimuat di Jurnal penelitian Applied Microbiology Inggris.
Dalam beberapa tahun terakhir produk foundation dan make up pewarna (contouring) dengan menggunakan spons memakai produk berbasis bahan dasar telur egg-shaped makeup applicator. Produk foundation dan contouring ini sangat laku dan populer di pasaran. Padahal realnya produk produk ini memiliki kandungan kontaminasi bakteri dan jamur yang sangat tinggi.
Team peneliti melakukan penelitian pada 467 produk global. Sebanyak 96 produk lipstik, 92 produk eyeliners, 93 merk mascara, 107 merk lip glosses dan 79 blender sponges yang sangat populer digunakan secara global.
Regulasi standar produk kosmetik menyatakan dengan jelas bahwa produk produk kosmetik harus bebas dari organisme pathogen berbahaya. Akan tetapi dari hasil penelitian menunjukkan ternyata 70- 90 % dari semua produk make up telah terkontaminasi dengan bakteri.
Tidak Diketahui Asal Dari Bakteri Pembunuh
Heran dengan hasil penelitian yang mereka temukan para peneliti kemudian berkonsentrasi untuk memahami dan mengetahui bagaimana hal ini bisa terjadi. Karena kesulitan mencari sebab team peneliti kemudian mengarahkan penelitian pada perilaku para pengguna produk make up dan kosmetik
Dan yang mengejutkan, para peneliti menemukan bahwa salah satu asal muasal bakteri mematikan ini ternyata dari kesalahan penggunaan (user error). Menurut para peneliti make up bukanlah produk sekali pakai seperti makanan. Makanan akan langsung dimakan habis setelah kemasan dibuka, akan tetapi make up tidak.
Tanggal kedaluwarsa di kemasan produk adalah indikasi dari waktu produk terlindungi dari kontaminasi dengan bakteri. Pada produk makanan saat dibuka kemasannya maka saat yang sama, makanan akan dihabiskan. Akan tetapi make up berbeda. Setelah kemasan dibuka make up tidak akan langsung habis dipakai saat itu juga. Make up mungkin akan habis dipakai beberapa minggu bahkan beberapa bulan kemudian. Pada saat make up dibuka kemasan pertama kali, pada saat itulah bakteri mematikan mulai bersarang. Seiring waktu jumlah bakteri yang bersarang pun akan bertambah dan para pemakai make up akan menghadapi ancaman mematikan dari bakteri bakteri ini. Tanggal kedaluarsa yang ada di make up otomatis tidak berlaku setelah pembukaan pertama kali kemasan make up. Hal ini sangat tidak disadari oleh para pengguna make up global.
Yang jauh lebih parah, ternyata regulasi di beberapa negara bahkan tidak mewajibkan pencatuman tanggal kedaluwarsa pada produk make up. Perlakuan regulasi produk make up dibedakan dari produk produk makanan.
Bahkan di Amerika Serikat saja tidak ada regulasi yang mewajibkan produsen make up mencantumkan tanggal kedaluwarsa produk. Kondisi ini memperparah potensi tumbuhnya bakteri-bakteri pembunuh ini.
Study sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2013 yang lalu menemukan bahwa sebagian besar pemakai make up ternyata tetap memakai make upnya lama setelah expiry date, tanggal kedaluwarsa.
Penelitian sampling kecil yang dilakukan di lingkungan pelajar di Brazil menunjukkan bahwa 97,9 % pelajar (jumlah sampling 44) tetap memakai alat make upnya meskipun tanggal kedaluwarsa produk telah terlampaui.
Akan tetapi kesimpulan aneh ini menjadi pertanyaan karena sampling hanya pada 44 siswa saja. Artinya sebab dan asal muasal bakteri mematikan ini masih menjadi pertanyaan besar di luar perilaku para pengguna make up. Dari mana asal sebenarnya bakteri pembunuh yang ada di ratusan perangkat dan produk make up global ini ?
Karena itulah para peneliti menganggap hasil sampling ini sebagai hal yang biasa. Masih banyak kemungkinan yang tidak diketahui dari mana bukti dahsyat bakteri-bakteri pembunuh ini berasal.
Kebingungan para peneliti ini akhirnya diarahkan pada perilaku para pemakai produk make up. Padahal boleh jadi asal sebenarnya bakteri pembunuh di make up dan kosmetik ini tidak diketahui.
Para peneliti akhirnya menyederhanakan masalah bahwa asal bakteri adalah dari kebiasaan para pengguna make up dalam menggunakan perangkat make up nya. Peralatan blender spons (Spons untuk bedak atau untuk mencampur produk make up) misalnya menjadi salah satu contoh.
Penelitian mengarah pada perilaku dan banyaknya jumlah pengguna yang tidak pernah mencuci bedak spons nya yang ternyata sangat banyak jumlah nya yang diketahui dari hasil quessioner yang mereka sebarkan kepada para perias, dan para pengguna make up dan kosmetik.
Berdasarkan quessioner yang mereka sebarkan terlihat bahwa 93 % respondent menyatakan bahwa mereka tidak pernah mencuci blender dan perangkat make up atau kosmetik mereka. Sebanyak 64,4% menyatakan bahwa spons bedak dan alat alat make up itu pernah jatuh ke lantai, dan mereka tidak mencuci bahkan tetap memakai nya meski sudah jatuh ke lantai. Menurut para peneliti, bahkan setelah dicuci pun alat alat dan peralatan make up dan kosmetik itu tetaplah sangat berbahaya.
Para peneliti masih kebingungan dan belum memahami dengan benar asal bakteri-bakteri mematikan ini,
Blender atau spons bedak untuk foundation hanyalah pelengkap dari produk bedak foundation sendiri dan sangat sedikit informasi bagaimana penggunaan terbaik dan bagaimana membersihkannya setelah digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk dan peralatan make up ini membawa sejumlah besar bakteri, lebih dari seperempat produk terkontaminasi oleh jenis bakteri Enterobacteriaceae.
Blender dapat dibersihkan dengan air hangat, air pembersih dan sabun. Akan tetapi jika tidak kering dan air masih membasahi perangkat make up itu, tetap akan mengundang hadirnya kembali bakteri pembunuh itu.
Nasihat-nasihat sederhana dari para peneliti tetap tidak bisa menjawab dengan pasti asal bakteri bakteri pembunuh ini. Karena itu Para peneliti meminta para produsen kosmetik dan pembuat regulasi di pemerintahan memberikan tambahan peringatan kepada para pengguna make up dan kosmetik tentang tips keamanan menggunakan produk.
Sebuah peringatan tambahan yang seharusnya menceritakan dengan detil jenis-jenis bakteri pembunuh yang tiba-tiba saja muncul di ratusan jenis make up dan kosmetik terkenal dunia.
Secara terpisah para peneliti sebelumnya telah sangat memperhitungkan eksistensi kontaminasi dengan bakteri E Coli yang biasa terjadi pada saat kontak dengan wajah yang di make up (fasial proses).
Akan tetapi penelitian yang mengejutkan di Inggris ini menambah kekhawatiran yang lebih pada ancaman dahsyat kematian akibat bakteri pada para praktisi perias dan para pengguna make up dalam bertabarruj.
Kebingungan yang dialami oleh para peneliti ini yang kemudian membuat mereka mengusulkan diberikannya edukasi besar-besaran kepada para perias, praktisi pengguna make up global.
Edukasi yang lebih baik harus dilakukan kepada konsumen dan industry make up. Usulan aneh seperti wajib mencuci peralatan make up dan mengeringkannya serta menghindari sebisa mungkin produk yang telah kedaluwarsa diberikan oleh para peneliti di tengah ketidaktahuan mereka tentang asal muasal bakteri-bakteri pembunuh ini. Kondisi ini bisa difahami di tengah tekanan industri make up dan kosmetik global dan respon para perias dan pengguna make up global yang jumlahnya sudah mencapai Milyaran manusia di seluruh dunia.
Untuk membuat tenang industry dan para pengguna make up dan kosmetik global, para peneliti juga mengingatkan agar jangan sekali kali membeli produk palsu,yang bahkan tidak jelas asal dan jenis bahan baku produknya.
Akan tetapi yang menjadi tantangan besar sebenarnya adalah menemukan asal dari mana bakteri bakteri pembunuh ini berasal ? Para peneliti tetap kebingungan dengan fenomena aneh yang sekarang mengancam seluruh pengguna make up dan praktisi rias global ini.
Bagi para pendukung yang mengharamkan tabarruj, mungkin ini adalah salah satu sebab dari larangan haramnya tabarruj dalam agama Islam. Haram berrias, haram berprofesi perias dan haram berias di hadapan orang yang bukan suami atau muhrim.
Akan tetapi terlepas dari itu semua, sekarang yang menjadi nyata adalah ancaman kematian besar besaran di seluruh dunia sedang mengancam para perias dan para pengguna make up global. Dan ini terjadi para merk merk make up terkenal global. Akankah hal ini menjadi sebuah set up balik dari industri kosmetika dan make up global ? Atau membuat para praktisi perias dan pendukung make up global mundur perlahan-lahan dari hingar bingar dan gemerlap bisnis make up dan kosmetika ?
Sebuah gemerlap pesta yang harus ditebus oleh ancaman kematian mengerikan karena bakteri-bakteri pembunuh ganas yang bersarang di alat-alat dan produk yang selalu menjadi kebanggaan dan nilai prestise para professional make up dan kosmetika (VIJAY)
First Publication : 14, December, 2019 5:03 PM